Menceritakan tentang seorang bayi, anak miliarder yang diculik oleh musuh bisnis orang tuanya. bayi itu dibuang dan ditemukan oleh seorang pemulung di desa terpencil, dan dia juga sering dihina di sana oleh para tetangganya sampai usia dia 20tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" sudah lah fa, kamu terima aja, ini juga demi kebaikan kamu, dan aku juga mau kamu tinggal bareng aku, agar aku punya teman dirumah, dan biar kamu gak sendirian berada dikota sebesar ini, aku takut kamu kenapa kenapa."
bu anggun dan pak perabu saling pandang setelah kiran berucap meminta temannya untuk tinggal bersama.
sedangkan sifa hanya diam begitu juga dengan pak yoga yang hanya menyimak.
" hemm maaf ya sayang, bukan mamah gak beri izin tapi mamah dan papah gak bisa masukin sembarang orang kedalam rumah." bu anggun berucap sedetik kemudian mendapat tatapan tidak suka dari kiran.
" dia temen aku mah, dia sahabat aku, jika mamah dan papah tidak memberi dia izin untuk tinggal bersama kita, baiklah." kiran tersenyum menatap bu anggun yang juga membalas senyuman kiran.
" aku yang akan tinggal bersama dia dikosannya." lanjut kiran membuat bu anggun langsung mematahkan senyumnya karna kaget begitupun mereka yang mendengar ucapan kiran, mereka sangat kaget karna kiran lebih memilih untuk tinggal bersama sahabatnya dibanding dengan orang tuanya yang kaya raya.
" tidak sayang, mamah mohon kamu jangan pergi dari rumah." bu anggun memegang tangan kiran yang ada diatas meja makan.
" ran kamu jangan gitu kasihan orang tua kamu, lagian aku juga sudah biasa kok sekarang, sendirian di kost. nanti aku janji akan sering sering main kerumah kamu." sifa merasa tidak enak saat melihat bu anggun yang terlihat bersedih dan memohon pada kiran.
" nggak fa, pokoknya kalau mamah dan papah tidak setuju, maka aku akan temenin kamu dikost, aku lebih memilih kamu yang selama ini selalu ada di saat aku sedang dihina dan direndahkan, dan kamu yang selama ini selalu membela aku di saat semua orang merendahkan aku." bu anggun dan pak perabu sedih saat kiran mengatakan hal demikian.
mereka seperti bukan orang tua yang diinginkan anaknya karna mereka tidak mampu menjadi seperti orang tua seperti yang lain, tapi mereka juga ingin selalu ada dan bisa melindungi kiran seperti yang kiran ucapkan, namun takdir berkata lain.
" tidak, pokoknya kamu tidak boleh pergi dari rumah, mamah dan papah lebih memilih baik menuruti permintaan kamu yang membawa teman kamu tinggal bersama kita iya kan pah.!!" ucap bu anggun dengan air mata yang sudah mengalir deras, pak perabu menatap istrinya iba, dan menghembuskan nafas kasar.
sifa yang melihat bu anggun yang menangis, menjadi semakin tidak tega melihatnya. berbeda dengan pak yoga, dia kagum melihat kiran yang mempertahankan persahabatannya, namun pak yoga tidak setuju jika kiran lebih memilih tinggal bersama sifa, itu akan berbahaya.
" baiklah kamu boleh bawa temen kamu tinggal bersama kita, tapi ada syaratnya.?" pak perabu berucap membuat kiran yang menatap bu anggun mengalihkan pandangan untuk menatap pak perabu.
" apa pah syaratnya.?" tanya kiran penasaran.
" sifa juga harus panggil kita, mamah dan papah seperti kamu." jawab pak perabu tersenyum, membuat kiran langsung bangkit berdiri dan memeluk pak perabu.
" terima kasih ya pah." kiran memeluk pak perabu sangat kencang, pak yoga yang menyaksikan pun ikut tersenyum.
" tapi apakah pantas jika seorang bawahan memanggil bosnya dengan kata itu.?" tanya sifa, membuat kiran melepaskan pelukannya pada pak perabu.
" kamu bukan bawahan seperti yang lain, kamu sekarang juga menjadi anak kita. dan mulai sekarang biasakan panggil mamah dan papah sama seperti kiran." bu anggun menjawab sembil menghapus air matanya dan tersenyum menatap sifa.
" huufff.. apa kata orang nanti, jika mereka tahu aku memanggil bos mereka papah." gumam sifa lirih namun masih terdengar mereka.
" apa kamu lupa dengan apa yang dulu kamu katakan sama aku fa, kamu dulu mengatakan untuk tidak mendengarkan apa kata orang, yang menurut kita tidak perlu didengarkan, dan kamu bilang anggap saja seperti angin yang berlalu." kiran menjawab gumaman sifa.
" jangan kamu dengar kan apa kata mereka sifa." pak yoga ikut menyahuti.
" baiklah, aku akan mencoba membiasakan untuk memanggil kalian seperti itu." jawab sifa pasrah di iringi dengan helaan nafasnya.
makanan yang mereka pun datang, dan mereka menikmati makanan yang sudah disediakan oleh pelayan.
mereka terus mengobrol sambil sesekali bercanda, karna pak perabu tidak pernah melarang meraka untuk mengobrol saat lagi makan.
" ga aku mau tanya sama kamu.?" ucap pak perabu disela obrolan mereka.
" tanya apa.? tinggal kamu katakan."
" apa kamu tahu dalang dibalik kerusuhan yang selama ini menimpa keluarga ku.?" tanya pak perabu membuat pak yoga menghentikan kunyahan yang ada didalam mulutnya.
" tau. tapi aku belum yakin karna aku belum memiliki bukti yang akurat." jawaban pak yoga membuat pak perabu dan bu anggun kaget, sedangkan sifa dan kiran juga ikut menyimak karna penasaran.
" siapa orang itu ga.?" pak perabu kembali bertanya dengan nada yang terdengar menyeramkan ditelinga mereka.
" kata almarhum papah, mereka adalah keluarga nomer 3 dan nomer 4 terkaya dinegara ini." pak yoga menjawab dengan serius membalas tatapan pak perabu yang menatapnya, pak perabu dan bu anggun kaget mendengarnya, karna orang orang yang pak yoga katakan adalah termasuk orang yang selama ini dekat dengan mereka.
" si"lan ternyata mereka manusia bermuka dua." pak perabu mengumpat, karna sangat marah mendengar orang yang diduga dalang dari semua peristiwa yang selama ini terjadi.
bu anggun sangat geram setelah mengetahuinya, karna mereka semua selama ini hanya berpura pura baik kepada mereka, dan menganggap seperti tidak terjadi sesuatu saat bertemu.
" kalian tenang dulu, mereka memang orang licik, aku pasti bantu kalian untuk menemukan bukti kejahatan mereka sesuai amanah yang papah ku sampaikan dulu." pak yoga mencoba menenangkan mereka yang sudah terlihat emosi.
" terima kasih banyak ya ga, ternyata kalian berdua orang baik, dan maaf aku sudah salah mengira selama ini." pak perabu meminta maaf pada pak yoga.
" sudahlah kamu jangan pikirin apa yang sudah berlalu, sekarang kita fokus saja untuk mencari bukti, aku akan membantu mengerahkan orang ku untuk menyelidiki keluarga mereka, yang terlibat."
" baiklah terima kasih sekali lagi karna kamu sudah mau membantu kita, aku juga akan menyusupkan orang untuk memantau langsung di perusahaan mereka." pak yoga mengangguk sebagai jawaban setuju. sedangkan kiran dan sifa memilih diam karna mereka tidak tahu mengenai hal demikian.
" hemm ga aku boleh pinjam ahli iT kamu gak, ornag yang aku tugaskan sedikit kesulitan melacak seseorang.?" ucap pak perabu setelah meyakinkan hatinya untuk memberitahu masalah tentang penggelapan uang diperusahaannya.
" boleh, tapi untuk apa.?" tanya pak yoga penasaran.
" ada yang menggelapkan uang perusahaan yang nominalnya hampir mencapai 5terliun." pak perabu menghembuskan nafas panjang setelah selsai berucap. pak yoga, kiran, dan sifa yang mendengar sangat kaget, jika perusahaan sebesar Perabu Company bisa kecolongan dengan nominal yang begitu besar..
Bersambung...