Trisya selama ini tinggal di Luar Negri. Dia harus kembali pulang ke Indonesia atas perintah ibunya. Ibunya khawatir dengan perusahaan yang dikuasai ibu tirinya. Hal itu membuat Trisya mau tidak mau harus bergerak cepat untuk mengambil alih Perusahaan.
Tetapi ternyata memasuki Perusahaan tidak mudah bagi Trisya. Trisya harus memulai semua dari nol dan bahkan untuk mendapatkan ahli waris perusahaan mengharuskan dia untuk menikah.
Trisya dihadapkan dengan laki-laki kepercayaan dari kakeknya yang memiliki jabatan cukup tinggi di Perusahaan. Pria yang bernama Devan yang selalu membanggakan atas pencapaian segala usaha kerja keras dari nol.
Siapa sangka mereka berdua dari latar belakang yang berbeda dan sifat yang berbeda disatukan dalam pernikahan. Devan yang percaya diri meni Trisya yang dia anggap hanya gadis biasa.
Bagaimana kehidupan Pernikahan Trisya dan Devan dengan konflik status sosial yang tidak setara? apakah itu berpengaruh dengan pernikahan mereka?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 Gebrakan.
Perusahaan Royale.
Setelah satu minggu pasangan suami istri itu cuti. Mereka kembali bekerja. Devan tadi pagi sudah berangkat terlebih dahulu bersama Haryanto. Haryanto selama 1 Minggu ini santai-santai saja dan tidak ada masalah sama sekali. Seperti apa yang di katakan Trisya, kakeknya dan keluarga yang lain tidak pernah sama sekali mempersalahkan Devan.
Hanya saja Devan yang tidak percaya diri dan hal itu adalah hal yang biasa. Namun, Haryanto sangat menerima Devan dengan baik dan sering mengajak Devan mengobrol. Haryanto memang mempercayai Devan dan karena itu juga Devan yang berangkat terlebih dahulu.
Devan baru saja mengangkat telepon yang berada di luar Perusahaan. Dia tampak serius berbicara di telpon itu.
"Baiklah, pak. Masalah itu jangan khawatir. Kita akan bertemu dan membahas masalah proyek itu. Saya akan meluangkan waktu saya untuk semua itu," ucap Devan.
"Iya. Pak terimah kasih!" sahut Devan lagi.
"Devan!" panggil Bimo. Devan menoleh kebelakang yang dan melihat Bimo yang menghampirinya.
"Saya akan menghubungi nanti," ucap Devan dalam panggilan telepon tersebut dan mematikan telepon itu.
"Wesss pengantin baru akhirnya masuk kerja," Bimo yang merangkul bahu depan sampai membuat Devan ingin terjatuh kebawah. Bimo tampak senang melihat sahabatnya kembali masuk bekerja.
"Bagaimana enak malam pertama!" bisik Bimo dengan menggoda sahabatnya itu dengan mata menyipit.
"Kau bicara apa!" kesal Devan yang langsung menurunkan tangan Bimo dengan kesal.
"Jangan malu-malu seperti itu. Kau harus berbagi pengalaman denganku. Siapa tahu saja itu akan memberikan motivasi untukku menikah dengan cepat," ucap Bimo dengan tersenyum menggoda sampai mengedipkan matanya.
"Diamlah, aku lagi stres," sahut Devan dengan penuh kekesalan.
"Apa yang membuat dirimu stres. Kau baru saja menikah. Apa kau takut miskin ketika sudah menikah. Kau takut istrimu akan memoroti uangmu? Hey jangan pelit jadi laki-laki. Istrimu adalah tanggung jawabmu dan rezekimu akan semakin deras nantinya," ucap Bimo memberikan nasihat.
Devan tidak menjawab lagi bagaimana mungkin Trisya yang memoroti uangnya dan sementara Trisya memiliki kekayaan yang tidak terhitung dan benar dia akan semakin kaya nanti.
"Bye the Kau benar-benar sangat the best. Kau satu-satunya orang kantor yang pernikahannya dihadiri langsung oleh pimpinan Perusahaan Royale dan bahkan keluarga mereka ikut hadir dalam pernikahanmu. Kau hebat sekali dan tidak salah jika orang-orang kantor mengatakan kalau anak emas Perusahaan Royale," ucap Bimo sebagai sahabat yang terlihat begitu bangga.
"Dari mana kau tahu kalau tuan Haryanto hadir ke pernikahanku dan juga bahkan ikut keluarganya. Aku tidak sempat mengatakannya dengan jelas kepadamu?" tanya Devan yang memang waktu ditelepon dia hanya mengatakan sesingkat saja. Bimo juga bahkan tidak mendengar hal itu.
"Aku waktu itu melihat postingan dari Rangga. Manager Produksi. Bukankah dia adalah cucu dari tuan Haryanto dan aku juga melihat bahwa istri kedua tuan Haryanto dan juga anaknya ikut ke acara pernikahanmu dan kalian berfoto bersama," jelas Bimo.
"Lihat ini!" Bimo yang langsung menunjukkan Instagram milik Rangga. Memang keluarga besar Trisya yang berfoto dengan Trisya dan Devan.
..."Kondangan paling ribet dengan transportasi udara karena transportasi darat tidak memungkinkan untuk bisa sampai sana," caption dari unggahan foto tersebut membuat Devan menyerngitkan dahi....
Rangga memang laki-laki alay yang harus posting-posting sekali.
"Aku bahkan tidak mengundang dia," umpat Devan terlihat kesal.
"Tetap saja cucut tuan Haryanto yang satu ini sangat sombong. Memang harus dia menuliskan secara detail seperti itu bahwa jalanan ke rumah kamu sangat sempit yang tidak bisa masuk mobil mewah mereka," sahut Bimo yang rada-rada kesal.
"Tapi aku benar-benar sangat salut padamu Devan dan lihatlah baru satu minggu saja kamu menikah dengan Trisya. Dia sudah memiliki mobil baru. Apa itu hadiah pernikahan dari kamu?" tanya Bimo
"Maksud kamu?" tanya Devan dengan kebingungan.
"Tuh istrimu yang cantik jelita sudah datang," Bimo menggerakkan kepalanya yang membuat Devan melihat ke arah mata itu.
Trisya yang turun dari mobil Limosin dengan sopir yang langsung membukakan pintu dan sang istri yang selalu berpenampilan kece dengan barang-barang branded dari atas sampai bawah yang dia kenakan.
"Aku benar-benar salut kepadamu Devan. Apa jangan-jangan ini yang membuatmu menjadi stress dengan pengeluaran yang sangat banyak untuk mendandani istrimu dengan barang-barang mewah seperti itu dan sampai mobil seperti itu. Tapi aku yakin uangmu pasti akan di ganti yang di atas," ucap Bimo sampai geleng-geleng kepala.
Devan hanya menghela nafas, bahkan dia tidak tahu bagaimana cara menjelaskan dan memberitahu kepada sahabatnya itu apa yang sebenarnya. Sahabatnya sejak tadi tidak mau diam dan tidak tahu saja apa yang terjadi sebenarnya.
"Temanku! Iya benar-benar sangat beruntung menikah dengan kamu. Kau benar-benar laki-laki yang bertanggung jawab dan pantas saja rezekimu mengalir terus. Wanita itu sangat beruntung mendapatkanku," ucap Bimo menepuk-nepuk punggung Devan.
"Astaga apa dia tidak bisa diam. Kepalaku bertambah sakit dengan semua ini," umpat Devan di dalam hati.
**
Devan mendapatkan ucapan selamat dari teman-temannya yang memang mengetahui bahwa dirinya menikah dengan karyawan baru dan orang-orang kantor yang sama sekali belum mengetahui bahwa Trisya adalah cucu dari pemilik Perusahaan Royale.
Devan ya masih berdiri yang sejak tadi tangannya tidak henti menerima ucapan selamat itu dengan senyum terpaksa. Bahkan ada sebagian dari mereka yang menyayangkan Devan menikah dengan karyawan baru itu yang memang pasti banyak yang tidak suka pada Trisya.
Mereka langsung bergegas yang berdiri tegak ketika Haryanto tiba-tiba datang. Mereka memang sengaja dikumpulkan untuk suatu pengumuman yang akan diberikan Haryanto.
Orang-orang kantor cukup bertanya-tanya ketika Haryanto datang bersama Trisya yang berdiri di samping Haryanto dan di sebelah kanannya Rangga juga ada di sana.
Seperti biasa penampilan Trisya akan dicibir oleh karyawan yang merasa sangat berlebihan dan tidak pantas dengan posisi dia yang hanya sebagai karyawan yang bahkan belum sampai 2 bulan bekerja di Perusahaan Royale.
"Devan kenapa istrimu berada di samping tuan Haryanto? Apa dia melakukan kesalahan?" tanya Bimo. Devan tidak menjawab dan sejak tadi wajahnya tampak tegang.
Dia tidak tenang dan sangat gusar dalam suasana itu dan sementara Trisya seperti biasa berdiri sangat elegan dan begitu cuek yang masa bodo dengan tatapan tidak suka dari orang lain.
"Selamat pagi semuanya?" sapa Haryanto.
"Selamat pagi!" sahut semuanya serentak.
"Terima kasih untuk waktu yang kalian berikan hari ini. Saya hanya mengambil sedikit saja waktu kalian untuk menginformasikan sesuatu. Saya tidak akan basa-basi. Trisya Adelia Pasha mulai hari ini akan menjadi CEO dari Perusahaan Royale!" ucap Haryanto yang langsung memberikan pengumuman itu.
Hal itu cukup mengejutkan semua orang dengan mereka semua saling melihat satu sama lain sembari mulut mereka komat-kamit yang pasti tidak menyangka dan bertanya-tanya. Sebagian dari mereka juga sangat tidak setuju dengan hal itu yang tidak sabaran untuk komplen.
"Apa aku tidak salah dengar Devan?" tangan Bimo. Devan hanya diam.
"Devan kau benar-benar keren. Kau memanfaatkan anak emasmu di Perusahaan ini untuk menaikkan jabatan istrimu bahkan lebih tinggi di atasmu!" ucap Bimo yang melotot dengan mulut menganga yang benar-benar tidak percaya.
Bersambung .
mungkin nenek sudah tenang karena perusahaan itu sudah di pegang oleh Trisya, karena itu dia tenang meninggalkan dunia ini
sama² punya tingkat kepedean yg sangat luar biasa tinggi