Baron adalah mimpi buruk di mata Evelyn sejak pertama kali mereka bertemu. Berharap tidak bertemu lagi dengan Baron, namun takdir berkata tidak. Bagaimana mungkin Evelyn tidak trauma, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Baron bercinta dengan pacarnya. Lalu bagaimana jadinya Evelyn malah terikat dengan Baron seumur hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IamLovelyvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5
"Nenek, cepatlah sembuh." ucap Evelyn kepada Nenek Han yang terbaring di ranjang rumah sakit.
"Sering-sering berkunjung ke sini sayang agar Nenek cepat sembuh. Kau sangat cantik dan baik, umur Nenek akan panjang kalau di dekatmu terus." balas Nenek Han membuat Evelyn dewasa tersipu malu.
Ellen terkekeh begitu juga Evelyn. Saat ini Evelyn sudah beranjak dewasa, usianya sudah sembilan belas tahun dan sudah satu tahun ia menjadi seorang mahasiswi. Wajah Evelyn tidak banyak berubah. Namun kecantikannya semakin bertambah, tubuhnya juga semakin berisi dan berbentuk seperti gadis pada umumnya. Perangainya lembut serta tutur katanya juga sangat sopan.
Ini adalah pertemuan pertama Evelyn dengan Nenek Han setelah empat tahun ia menjauh dari keluarga Badger. Sebelumnya Evelyn tidak ingin menampakkan dirinya lagi, tapi mendengar Nenek Han sakit ia sedikit cemas.
Sudah empat tahun sejak Baron pernah melecehkannya. Kejadian itu masih terekam jelas di kepalanya. Evelyn merasakan trauma atas perlakuan Baron. Dulu dia hanyalah remaja polos yang tidak pernah menyentuh dunia anak muda yang bebas dan liar. Ellen menjaganya dari pergaulan bebas itu. Alhasil ketika Baron melakukan hal tidak pantas itu, Evelyn menjadi trauma dan semakin membatasi dirinya dengan laki-laki.
Setelah kejadian itu, Evelyn memikirkan banyak cara agar Ellen tidak membawanya ke rumah Peter. Gadis itu membuat jadwalnya semakin padat dengan kegiatan sekolah dan mengikuti les musik. Dengan begitu Ellen tidak akan curiga dengan sikapnya. Semua alasan agar tidak bertemu dengan keluarga Badger masih Evelyn lakukan dan selalu berhasil tanpa membuat orangtuanya curiga bahwa ia tengah menghindari Baron. Karena Evelyn tahu Baron masih di kota yang sama dengannya, ia takut sewaktu-waktu bertemu laki-laki itu.
Evelyn memotong buah apel untuk Nenek Han sambil berbincang-bincang. Ia selalu tertawa mendengar selorohan Nenek Han yang menggelitik perut. "Evelyn apakah kau sudah pernah bertemu Baron?" tanya Nenek Han.
Evelyn menggeleng, "Belum Nek."gadis itu santai meski ia tidak senang membahas Baron.
"Nenek yakin kalau dia melihatmu sekarang Baron pasti terpesona dengan kecantikanmu." ucapnya.
Evelyn tersenyum kikuk, meski dalam hati berdoa semoga hal itu tidak akan pernah terjadi.
"Sebentar lagi Baron akan sampai ke sini. Dia baru pulang dari bandara mengantar model internasional itu." Nenek Han mendengus ketika mengingat Laura, pacar kesayangan cucunya.
Tapi lain dengan Evelyn yang justru gelisah setelah mendengar Baron akan ke sini. Itu artinya mereka akan bertemu lagi. Ia mencari cara agar pergi dari sini.
"Ah Nek, Mah, boleh Evelyn keluar sebentar? Sepertinya bulananku datang, Evelyn harus memeriksanya." potong Evelyn dan alasan itu muncul begitu saja di kepalanya.
Setelah mendapat izin, Evelyn keluar dari kamar. Evelyn tidak berbohong dengan tamu bulanannya, dan itu adalah alasan tepat agar bisa kabur dari sana.
Saat perjalanan menuju lobi rumah sakit, ia mengirim pesan pada Ellen bahwa dia harus ke kampus untuk urusan mendadak. Evelyn pikir sudah berhasil menghindar, tapi saat di lobi ia malah melihat Baron yang baru sampai. Dari kaca mobil yang gelap itu, Evelyn bisa melihat Baron samar-samar. Dan sialnya Baron melihatnya. Evelyn buru-buru menuju mobilnya dan masuk ke dalam. Sebelum Baron melihatnya lagi, ia segera menancap gas mobilnya.
"Huh.." ia menghela nafas karena telah berhasil melarikan diri tanpa bertemu Baron.
Beberapa hari yang lalu, Evelyn sudah mendengar kondisi kesehatan Nenek Han semakin memburuk. Ellen sudah mengajaknya untuk melihat Nenek Han, tapi Evelyn memberi alasan agar tidak ikut karena dia yakin akan bertemu Baron. Tapi pagi ini Ellen mengajak untuk yang ketiga kalinya, akhirnya membuat pertahanannya runtuh. Ia ikut menjenguk Nenek Han. Da benar saja, ia hampir bertemu pria itu hari ini. Mungkin sekarang ia bisa menghindar, lalu bagaimana dengan hari-hari berikutnya.
"Tadi Evelyn juga ikut ke sini bersamaku, tapi dia sudah pulang karena urusan mendadak ke kampus." ucap Ellen tanpa diminta. Baron mendengarnya dan ingin dengar lebih tentang Evelyn. Tapi sayang, tidak sesuai dengan harapannya.
"Baron, Bibi sepertinya harus pulang. Perut Evelyn sakit karena nyeri siklus menstruasinya. Kalau sudah seperti ini, Bibi harus merawatnya, karena Evelyn mengalami masalah dalam siklus menstruasinya." ucap Ellen.
Baron mengangguk, "Tidak apa-apa Bibi. Aku bisa menjaga Nenek sendiri. Bibi pulang saja." jawab Baron.
"Kalau begitu Bibi pergi."
Setelah Ellen pergi, Baron memikirkan Evelyn yang telah lama menghilang dari hadapannya. Jika memang benar tadi Evelyn ada di sini, artinya orang yang dilihatnya di lobi tadi adalah Evelyn. Pantas saja orang itu terasa familiar.
Setelah ia mencuri ciuman pertama Evelyn waktu itu, Baron mencari- cari kehadiran gadis itu ketika Ellen datang ke rumahnya. Ciuman itu sangat membekas dalam ingatannya membuatnya ingin merasakannya lagi. Namun itu berlangsung dalam beberapa bulan saja, bulan berikutnya ia semakin sibuk dengan perusahaan dan pendidikannya.
Tapi mendengar tentang Evelyn lagi, Baron kembali dibuat penasaran. Baron penasaran seperti apa sekarang rupa gadis itu. Apakah dia sudah memiliki kekasih atau tidak. Baron ingin tahu tentang Evelyn.
Dua hari berikutnya di rumah Charles, mereka tengah sarapan. "Eve, hari ini kau kampusmu libur bukan?" tanya Ellen.
"Benar Mam." jawab Evelyn yang masih memakai piyama, sementara adiknya Harold memakai seragam sekolahnya.
"Pergilah ke rumah sakit, temani Nenek Han di sana." suruh Ellen, entah kenapa Ellen selalu peduli pada wanita Jepang itu.
Evelyn tidak langsung menjawab. Ia cemas jika bertemu dengan Baron lagi. "Bukankah ada Paman Peter dan putranya menjaga Nenek Han?" sebuah penolakan halus yang membuat Ellen berhenti makan.
"Paman Peter sedang pergi ke luar negeri. Dan Baron juga sibuk menyelesaikan pendidikannya. Tapi kalau Eve tidak mau juga tidak apa-apa." ucap Ellen.
Raut wajah Ellen berbeda membuat Evelyn berucap, "Bukan begitu maksud Eve Ma. Eve hanya bertanya saja. Hari ini Eve tidak punya kegiatan, Eve akan pergi." jawab Evelyn demi menenangkan sang Mama.
Charles tertawa kecil, "Sayang, bersabarlah, akhir-akhir ini Mama Ellen memang sedikit sensitif." ucap Charles pada putri sulungnya.
"Mama tidak sensitif!" bantah Ellen yang malah cemberut. Sepertinya wanita itu dalam mood yang tidak bagus.
Seperti permintaan Ellen, Evelyn pergi ke rumah sakit untuk menjaga Nenek Han. Evelyn berharap Baron tidak muncul selama dia disana.
Sementara di kampus, Baron selalu memantau kesehatan Neneknya disela kesibukannya. Di rumah sakit ada penjaga khusus yang ditugaskan untuk menjaga dan melaporkan siapa saja yang berkunjung ke ruangan Nenek Han. Dan sampai ke telinga Baron bahwa Evelyn datang menjenguk Neneknya pagi ini.