"Setahun menjadi istriku maka kau akan mendapatkan uang 500 juta yang kau butuhkan!" Kata Justin pada Lily yang sedang membutuhkan dana yang sangat besar untuk membantu ekonomi keluarganya.
Tawaran yang terdengar cukup menguntungkan untuk dirinya membuat Lily terpaksa menerima tawaran Justin. Lily berpikir jika tawaran yang Justin berikan kepadanya saat itu merupakan jalan keluar dari permasalahannya.
Tanpa Lily sadari jika satu tahun pernikahan yang dia jalani bersama Justin membuatnya terbelenggu dengan cinta pria itu dan membuatnya sulit untuk melepaskannya di saat wanita yang pria itu cintai telah kembali dan ingin merebut posisinya sebagai istri Justin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 - Dia Cerewet Sekali
Baru saja selesai melakukan panggilan telefon dengan Mama Amanda, Justin langsung mendapatkan panggilan telefon dari Lila. Dengan perasaan sedikit bingung kenapa wanita itu menghubunginya, Justin langsung saja mengangkatnya.
"Hallo, Justin. Terima kasih atas tempat tinggal baru yang kamu pinjamkan kepadaku. Aku sangat berterima kasih atas kebaikanmu." Kata Lila saat panggilan telefon baru saja terhubung.
Pertanyaan yang bersarang di kepala Justin akhirnya terjawab. Tanpa banyak berbicara, Justin pun menjawab. "Sama-sama." Balas Justin pendek.
Karena hanya mendapatkan jawaban seadanya dari Justin, Lila pun akhirnya bertanya pada pria itu. "Apa aku boleh menggunakan uang sisa yang kau berikan untuk membeli sepeda motor baru?" Tanya Lila hati-hati. Dia memejamkan kedua kelopak matanya karena takut mendapatkan penolakan dari Justin.
"Terserah. Sekarang uang itu adalah milikmu. Jadi kau bebas membeli apa saja menggunakan uang itu." Balas Justin. Sebenarnya tadi ia ingin membelikan motor baru untuk Lila setelah mengetahui motor milik Lila diambil oleh Bu Maria. Namun mengingat ia harus menjaga jarak dari Lila, Justin pun mengurungkan niatnya tersebut.
Tidak banyak percakapan di antara mereka. Panggilan telefon pun akhirnya terputus. Baru saja merasa lega karena satu persatu urusannya telah selesai, Lila pun teringat dengan kejadian tak mengenakkan yang menimpanya beberapa saat yang lalu.
"Ayah, ibu, sekarang Lila udah gak bisa lagi mengenang masa kecil Lila dulu karena sekarang Lila udah diusir dari rumah kita." Lirih Lila. Hatinya amat merasa sedih karena diusir dari rumah masa kecilnya. Jika saja bisa, Lila sangat ingin kembali dan memohon agar ia diperbolehkan untuk tetap tinggal di sana. Namun, Lila memilih tak melakukannya karena Lila tahu jika keinginannya tersebut pasti tidak akan disetujui oleh ibu dan adik tirinya.
**
Tiga hari telah berlalu begitu singkat. Lila menjalani rutinitasnya seperti biasa menjadi pelayan kafe dan tidak merasa kesulitan untuk transfortasi karena kini ia sudah memiliki kendaraan baru yang ia beli menggunakan uang pemberian Justin.
"Aku sudah mengorbankan hidupku menjadi istri kontrak Justin demi mempertahankan rumah ibu dan ayah. Tapi kenapa setelah aku mengorbankan segalanya, aku justru terusir dari rumahku sendiri?" Lirih Lila. Walau masih diliputi kesedihan karena terusir dari rumahnya sendiri, namun Lila berusaha untuk tetap tegar. Dia harus tetap menjalani hidup dan tidak terlalu larut dalam kesedihan.
Tak ingin memikirkan hal tersebut dan membuatnya kembali bersedih, Lila mencoba fokus mengerjakan pekerjaannya hingga akhirnya berakhir di sore hari.
Seusai melakukan semua tugas dan hendak pulang ke apartemen, ponsel Lila terdengar berbunyi dan menunjukkan nama Justin sebagai pemanggil telefon.
"Hallo, Lila. Besok pagi aku akan menjemputmu ke apartemen!" Kata Justin saat panggilan telefon baru saja terhubung.
"Apa orang tua sudah tiba di sini?" Tanya Lila.
"Ya, maka dari itu aku minta kamu mempersiapkan diri dengan baik sebelum bertemu kedua orang tuaku. Jangan sampai kamu keceplosan bicara dan membongkar rahasia kita!" Tegas Justin.
"Baiklah..." balas Lila tak banyak bicara.
"Satu lagi, jangan lupa berpenampilan cantik dan menarik. Aku gak ingin Mama mengataiku gak becus sebagai pasanganmu sehingga kau datang dengan penampilan yang tidak pantas!" Tegas Justin lagi.
"Baiklah." Balas Lila lagi.
Justin segera mematikan sambungan telefon setelah memberikan perintah pada Lila. Melihat layar telefonnya yang saat ini sudah menghitam tak lagi memperlihatkan panggilan telefon dari Justin, membuat Lila segera memasukkan ponselnya ke dalam tas selempangnya.
"Kenapa dia sekarang terlihat cerewet sekali ya. Gak seperti saat sekolah dulu." Komentar Lila mengingat sikap Justin tadi saat berbicara dengannya.
***