One Day With You
Sejak kecil Evelyn sudah terbiasa hidup dalam kesepian. Memiliki keluarga yang lengkap tetapi tetap saja ia merasa sendirian. Evelyn Lawrence, nama indah yang disematkan oleh Mamanya lima belas tahun lalu padanya. Evelyn sangat menyukai nama itu, karena setiap mengingat namanya ia akan teringat mendiang Mamanya. Ya, sangat disayangkan, Evelyn harus kehilangan sang Mama sepuluh tahun yang lalu. Penyakit yang mematikan menggerogoti wanita itu hingga tak bersisa.
Saat itu ia masih berumur lima tahun, masih sangat kecil. Ketika Mamanya masih ada, mereka adalah keluarga yang bahagia. Papanya, Charless Lawrence juga adalah suami dan ayah yang baik bagi keluarga. Charless sangat mencintai istrinya. Tapi setelah kematian istrinya, hampir setahun pria itu begitu terpuruk.
Evelyn pikir Papanya akan terus mengingat Mamanya sepanjang hidupnya. Ternyata tidak, begitu Charless lepas dari belenggu kenangan mendiang istrinya, ia segera membawakan ibu pengganti untuk Evelyn. Evelyn tidak bisa menyalahkan sang Papa, karena bagaimana pun juga hidup terus berlanjut, Charles tidak boleh terus larut dalam duka. Ia juga butuh pendamping hidup yang baru.
Evelyn dulunya adalah anak semata wayang Charles Lawrence dan Alea Lawrence. Tetapi setelah Alea tiada, semuanya berubah. Evelyn tidak punya teman bicara lagi. Evelyn paling dengan dengan Mamanya, semua rahasianya hanya ia ceritakan padanya. Sepeninggal istrinya, Charles juga menyibukkan dirinya di perusahaan agar tidak terus memikirkan mendiang istrinya sehingga tidak punya banyak waktu untuk putrinya.
Evelyn memejamkan matanya. Kelopak matanya tertutup membuat polesan eye shadow berwarna peach itu berkilauan. Evelyn memakai gaun merah muda dengan lengan terbuka. Angin malam menerpa kulit lengannya yang mulus. Ia tidak merasakan lagi dinginnya malam, karena saat ini yang dia bayangkan adalah wajah Mamanya. Evelyn berharap Mamanya ada di sampingnya, ia ingin memeluk wanita itu.
Di saat Evelyn mengalami rindu berat pada Mamanya, suara erangan seorang wanita menggema di telinganya. Evelyn membuka matanya dan mencari arah suara yang tidak jauh darinya.
Hanya perlu berjalan beberapa langkah Evelyn berhasil menemukan asal suara yang ternyata adalah erangan seorang gadis yang sedang dicumbu mesra oleh pasangannya. Evelyn bergidik serta melayangkan tatapan sinis pada pasangan yang tidak tahu tempat itu meski mereka tidak menyadari kehadirannnya. Evelyn tidak ingin mengganggu mereka dan memilih pergi dari sana. Tapi sebelum ia melangkah, pria yang sedang mencumbu wanita itu menatapnya lekat.
Evelyn menggerutu sambil masuk ke dalam aula hotel yang tengah dikerumuni oleh tamu pesta ulang tahun pernikahan Charless dan istri mudanya. Tadi Evelyn merasa penat di keramaian ini dan lelah meladeni kolega-kolega Charless bicara, sehingga ia pergi ke taman hotel untuk menyendiri. Tidak disangka ia malah diganggu oleh pasangan mesum itu.
Di atas panggung Charless dan istri mudanya sedang bernyanyi layaknya pasangan yang baru saja menikah. Evelyn duduk di tempat duduknya semula, di sebuah meja khusus untuk keluarganya. Hanya ada Harold di sana, adik tirinya yang sedang tersenyum bahagia melihat Papa dan Mamanya di atas panggung.
"Kak Eve dari mana?" tanya Harold yang baru berusia tujuh tahun itu.
"Kakak dari toilet." jawab Evelyn. Keduanya saling menautkan tangan untuk menikmati lagu yang dibawakan oleh kedua orang tua mereka.
Meski mereka hanya saudara tiri, Evelyn tetap menjalin hubungan yang baik dengan Harold. Ia menyayangi anak itu seperti adik kandungnya sendiri, begitu juga dengan Harold terhadapnya.
Setelah Charless dan istrinya turun dari panggung, MC mengumumkan acara lepas yang berarti acara akan selesai. Di meja mereka berkumpul, dua orang pria datang menghampiri.
"Hei Charless, selamat ulang tahun pernikahan." pria yang berumur sama dengan Charless memeluknya. Itu adalah Paman Peter Bagder, teman dekat Charless.
"Terima kasih sobat, aku kira kau tidak akan datang." balas Charless.
"Bagaimana mungkin aku tidak datang. Aku bahkan menyuruh Baron datang lebih dulu karena ada yang harus aku urus di kantor. Tapi ternyata Baron malah berkeliaran entah kemana." Peter menatap tajam pada putranya yang diberi pesan untuk mewakilinya ke pesta ini.
Charless tertawa, "Sudahlah Pete, namanya juga anak muda." menepuk pundak Baron, putra semata wayang Peter Badger yang saat ini berusia sembilan belas tahun. Baron tersenyum dan bersikap sopan padanya.
Tidak lupa, Peter menjabat Ellen Lawrence, istri muda Charless. "Happy anniversary Ellen. Makin cantik saja dirimu, pantas Charless betah." sanjungnya.
Ellen terkekeh, wanita itu memang sangat cantik. Usianya baru tiga puluh lima tahun sedangkan Charless empat puluh tahun.
"Jangan bicara begitu, nanti Charless cemburu." balas Ellen.
Charless mendekap Ellen, "Ellen, lebih baik kenalkan Pete dengan temanmu, janda juga tidak masalah, agar dia tidak kesepian."
"Tutup mulutmu bung, aku tidak butuh wanita!" hardik Peter membuat Charless dan Ellen tertawa.
Disela percakapan mereka, Evelyn memperhatikan Baron Badger yang duduk di seberangnya. Evelyn yakin Baron adalah pria yang dia lihat di taman tadi. Sadar diperhatikan, Baron menoleh, menangkap Evelyn yang tidak sempat menghindar.
"Ada apa adik kecil, kau menyukaiku?" ujar Baron dengan seringaian tipis.
Evelyn gagap segera mencondongkan punggungnya ke kursi karena Baron menyosor pandangannya. Apalagi mata milik Baron sangat tajam dan wajahnya juga tegas. Mungkin bagi wanita dewasa Baron adalah laki-laki yang tampan dan menarik. Tapi bagi remaja seperti Evelyn, Baron sangat menakutkan.
Baron terkekeh kecil melihat reaksi Evelyn. "Baron jangan menggangu Eve!" sela Peter.
Ellen melihat Baron dan Evelyn bergantian hingga sebuah ide muncul di kepalanya.
"Pete, coba perhatikan Eve dan Baron. Apakah mereka serasi?" ucap Ellen.
"Sayang, jangan bilang kau ingin menjodohkan mereka. Kalau iya, aku tidak setuju. Aku tidak suka perjodohan, biarkan anak-anak kita menentukan masa depannya." ucap Charless.
"Benar, aku setuju denganmu. Tapi kalau Baron dan Eve saling suka akan lebih baik." jawab Peter.
"Bagaimana Nak, apakah kau menyukai Eve?" tanya Peter pada putranya.
Baron malah tersenyum usil ketika melihat Evelyn yang tidak senang dengan pembicaraan mereka. Anak muda itu malah meletakkan tangannya di atas tangan Evelyn. "Tentu saja Pah, Baron menyukainya. Baron harap bisa menikahi anak ini di masa depan." Baron sengaja.
Evelyn langsung menarik tangannya dari Baron dan berlari memeluk Charles. Di mata Evelyn, Baron seperti laki-laki pedofil yang tengah mengincarnya. "Tidak mau. Aku tidak mau menikah dengannya." Evelyn pikir pembicaraan itu serius membuatnya takut.
Mereka yang ada di meja itu tertawa terbahak, "Baron kau membuatnya trauma di hari pertama kalian bertemu."
Evelyn tidak tahu kalau Paman Peternya memiliki anak. Setiap bertemu, Peter hanya membawa Anna, keponakannya yang seumuran dengannya. Evelyn berharap tidak bertemu dengan Baron di masa depan. Kesan di pertemuan pertama mereka tidak menyenangkan. Apalagi ia melihat bagaimana Baron mencumbu perempuan itu dengan brutal, ia merinding membayangkan diperlakukan seperti itu. Entah kenapa Evelyn takut dan rada jijik pada Baron.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments