Mengisahkan hubungan percintaan antara Amira dengan pengusaha terkenal bernama Romeo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mike Killah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mak Sarah dipenjara dan Amira kerja di perusahaan Romeo
Pada keesokan harinya, di dalam mahkamah, Mak Sarah dihadapkan untuk diadili. Setelah mendengar keterangan dan bukti-bukti yang ada, hakim menjatuhkan hukuman penjara selama 15 tahun.
Melissa yang berada di dalam mahkamah tidak dapat menahan air mata. Roy memeluk isterinya dengan erat, memberikan sokongan. Winda dan Daniel hanya mampu terdiam, tidak tahu bagaimana untuk merespon situasi yang tegang itu.
Amira yang duduk di samping Mirna tersenyum puas, merasakan keadilan akhirnya ditegakkan untuk ayahnya yang telah tiada. Dia merasa lega melihat orang yang menyebabkan kematian ayahnya kini dijatuhkan hukuman. Walaupun Mak Sarah ibu tirinya, tetapi dia juga harus dipenjara atas kesalahannya.
Tiba-tiba, Melissa mendekati Amira dan menamparnya dengan keras. Amira terkejut, memegang muka yang baru saja ditampar. Winda dan Daniel segera menyusul ke situ, sementara Roy, yang mendengar keributan, juga datang menghampiri.
Melissa menatap Amira dengan penuh kemarahan. "Puas kamu, Mira! Puas?" Jeritnya, suaranya bergetar dengan emosi.
Amira terdiam, tetapi Mirna segera berkata, "Hoi, apa-apaan ni?" Dia tidak dapat menahan diri dan menampar Melissa sebagai respons untuk melindungi Amira.
Winda yang melihat itu berteriak kepada Mirna, "Hoi, kamu siapa menampar Melissa?"
Amira berusaha menenangkan keadaan. "Mirna, cukup."
Dia beralih kepada Melissa yang masih marah. "Jadi, kamu menampar saya sebab kamu tak puas kan?" tanya Amira dengan nada sinis.
Melissa menjawab dengan tegas, "Kamu kejam, Amira. Aku akan pastikan hidup kamu menderita."
Amira hanya ketawa. "Menderita? Haha." Suara tawanya bergema di ruang mahkamah, menciptakan suasana yang semakin tegang.
Melihat situasi yang semakin tidak terkawal, polis segera mengusir semua mereka dan menyuruh mereka balik. Dengan terpaksa, mereka semua meninggalkan mahkamah, masing-masing dengan pemikiran dan perasaan yang berbeda.
Setibanya di rumah, Mirna bertanya kepada Amira, "Mira, kamu mulai kerja hari ini kan? Emangnya pukul berapa kamu masuk kerja?"
Amira menjawab, "Pukul 1 tengah hari, Mir."
Mirna tersenyum dan berkata, "Ayo bersiap."
Amira juga tersenyum, "Ayo lah." Mereka berdua bersiap-siap untuk memulai hari baru, dengan harapan dan semangat yang tinggi untuk menghadapi masa depan.
....
Setibanya di perusahaan Romeo, Amira dibawa oleh Rati, pembantu asisten di perusahaan tersebut ke ruang kerja. Rati memberikan pakaian kerja sebagai cleaner kepada Amira.
Mirna yang melihat sahabatnya itu sudah mendapat kerja terus tersenyum lebar dan penuh rasa bangga.
Dalam hati, Mirna bermonolog, "Terima kasih ya Tuhan kerana aku mampu bekerja dengan sahabatku Amira lagi. Engkau kuatkanlah dia ya Tuhan."
Amira pun memulakan kerjanya dengan penuh semangat.
Di sisi lain, Romeo baru tiba di perusahaannya. Dia menyembunyikan diri di balik tembok, mengawasi Amira yang sedang menyapu lantai.
Senyuman jahat terukir di wajahnya. "Tunggu saja kamu, Amira. Aku akan pastikan kamu menderita kerja di sini," bisiknya dengan nada penuh niat jahat.
Romeo kemudian menelefon sahabatnya, Yoga, dan menyuruhnya segera berjumpa di ruangan kerjanya. Tidak lama kemudian, Yoga pun masuk ke ruangan kerja Romeo.
"Aku ada kerja buat kamu," kata Romeo dengan suara tenang.
Yoga bertanya, "Apa itu?"
"Jom ikut aku ke lantai bawah," jawab Romeo, memimpin Yoga ke tempat yang dimaksudkan.
Setibanya di lantai bawah, Romeo memberikan arahan kepada Yoga. "Kamu cabut papan tanda yang berdekatan dengan pintu itu. Longgarkan skru supaya ia jatuh menimpa perempuan yang sedang bekerja menyapu lantai itu."
Yoga kelihatan hairan dan bertanya, "Kenapa, Pak?"
Romeo menjawab, "Jangan banyak tanya, nanti aku akan beritahu kau."
Yoga mengangguk, walaupun penuh keraguan.
Setelah Yoga selesai mencabut skru papan tanda tersebut, papan tanda yang besar itu kelihatan hampir jatuh.
Romeo tanpa rasa segan, menghampiri Amira dan menendang baldi air yang dipegang Amira.
"Hoi, kamu sapu luar sana! Luar sana kotor!" Romeo bercakap dengan suara keras dan marah.
Amira terkejut, tidak menyangka akan bertemu dengan Romeo di perusahaan tersebut. "Pak Romeo, rupanya kamu bos di sini," katanya dengan nada terkejut.
Dengan nada tegas, Romeo menjawab, "Dasar pembunuh! Cepat buat kerja! Jangan sok akrab!".
Amira terus terdiam meliat kelakuan Romeo yang kasar. Walau bagaimanapun, Amira tetap mengikut arahan Romeo dan pergi ke luar untuk menyapu lantai yang kotor.
Romeo menunggu papan tanda itu jatuh, tetapi ia tidak jatuh. Kehairanan menyelubungi dirinya dan dia melihat ke arah papan tanda tersebut.
Amira yang baru selesai menyapu di luar, pun masuk ke dalam.
Romeo berdiri di bawah papan tanda itu dan menelefoni Yoga karna dia ingin bertanya kenapa papan tanda tersebut ngak jatuh. Tiba-tiba, Amira melihat papan tanda itu hampir jatuh menimpa Romeo. Romeo ngak sedar papan tanda tersebut mau jatuh.
Apabila papan tanda itu mau jatuh menimpa Romeo, tanpa berfikir panjang, Amira bergegas mendorong Romeo ke tepi, menyelamatkannya daripada terkena papan tanda tersebut. Papan tanda itu akhirnya jatuh, tetapi tidak menimpa sesiapa pun.
Amira terbaring di atas badan Romeo, dan mereka saling bertatapan mata. Amira terkejut dengan situasi yang baru saja berlaku. Suasana menjadi tegang, tetapi di dalam hati Amira, ada rasa lega kerana telah menyelamatkan Romeo, walaupun dia tidak pernah menyangka situasi ini akan berlaku.
Bersambung