NovelToon NovelToon
RUMOR NONA TERTUA

RUMOR NONA TERTUA

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:329.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arlingga Panega

Seorang dokter militer yang tangguh dan cerdas, secara tidak terduga terlempar ke masa lalu, dia masuk ke tubuh nona tertua dari kediaman perdana menteri yang terkenal bodoh dan berperangai buruk.

Perdana menteri yang mengetahui bahwa jenderal Li Chen di curigai berkhianat dan akan segera di asingkan menjadi kalut, dia sangat menyayangi putri keduanya yang berharga, sehingga bertekad mengirim nona tertua untuk menikahi sang jenderal.

Di hari pernikahannya, Jiang Jiyun melihat seluruh properti keluarganya di sita, status bangsawan mereka di cabut dan mereka di asingkan ke hutan.

Dalam kebingungan dan kesedihan, Jiyun bertekad untuk membela suaminya dan membongkar konspirasi di balik fitnah tersebut.

Menggunakan pengetahuan medis dan keterampilan strategisnya, Jiyun merancang rencana untuk menyelamatkan Li Chen dan membersihkan nama mereka.

Akankah Jiyun berhasil mengubah nasib mereka dan mengalahkan musuh yang bersembunyi dalam bayang-bayang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ADA APA DENGAN KALIAN?

Kelopak mata Jiang Jiyun bergetar, tak lama kemudian gadis itu terbangun, tatapan matanya bertemu dengan Li Chen, keduanya saling berpandangan sejenak, sebelum akhirnya saling memalingkan wajah.

''Apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya Jiang Jiyun, suaranya terdengar pelan, setengah berbisik. Li Chen menggelengkan kepalanya, membuat wajah Jiang Jiyun semakin terlihat heran.

"Ada apa?" tanya Jiang Jiyun lagi, namun Li Chen tidak menjawabnya.

Jiang Jiyun bangkit, dia duduk sambil menatap Li Chen yang masih berbaring, "Aku akan membantumu mengoleskan obat. Bangun dulu!"

Li Chen mengangguk, dengan bantuan Jiang Jiyun, pemuda itu akhirnya bisa duduk. Dia menutup mata saat merasakan tangan gadis di depannya mulai mendekat dan membuka pakaian nya.

"Lukanya mulai mengering, hanya butuh 3 hari lagi untuk sembuh!" ucap Jiang Jiyun, Li Chen mengangguk, dia merasakan tangan halus menyentuh punggungnya.

"Baiklah, aku akan memasang bajumu lagi. Li Chen, apa kau keberatan jika aku memeriksa kakimu?" tanya Jiang Jiyun. Wajah Li Chen langsung memerah, dia yakin jika Jiang Jiyun tidak hanya memeriksa bagian kaki, tapi mungkin saja gadis itu akan menanggalkan celana panjangnya.

Melihat Li Chen terdiam, Jiang Jiyun mendekat, dia berbisik di telinga pemuda itu. "Jangan lupa kalau kita sudah menikah!"

Li Chen menarik nafas dingin, dia mengangguk perlahan. Wajahnya masih terlihat sangat merah. Jiang Jiyun membantu pemuda itu untuk berbaring kembali, dia mengambil senter dan memasangnya di kepala.

"Itu?" terdengar suara dari mulut Li Chen, membuat gerakan Jiang Jiyun terhenti.

"Ada apa?" tanya Jiang Jiyun.

Li Chen memaksakan diri untuk berbicara, "Bagaimana jika ada yang bangun?"

Sudut bibir Jiang Jiyun terangkat, dia menyunggingkan senyuman iblis. "Maka kau tidak boleh bersuara, jika tidak ingin ada yang mengetahuinya."

Li Chen mengangguk patuh, dia membiarkan Jiang Jiyun melepaskan celana panjangnya, terlihat banyak memar dan bekas luka cambuk, bahkan beberapa duri menancap di paha pemuda itu. Jiang Jiyun menggelengkan kepala, dia tidak bisa membayangkan seberapa besar rasa sakit yang diderita oleh pemuda itu secara diam-diam, namun dia masih memiliki kemampuan untuk bertahan hidup, sangat jelas bahwa tubuh pemuda itu kuat.

"Aku harus melakukan operasi, ada banyak duri yang masuk ke tubuhmu." ucap Jiang Jiyun, dia mengeluarkan pisau bedah, gunting, cairan antiseptik, jarum suntik, anestesi dan yang lainnya.

Li Chen mengangguk, dia tidak menolak apa pun yang akan di lakukan gadis itu terhadap tubuhnya, namun saat jarum suntik itu menancap, dahinya sedikit berkerut.

"Apa ini?'' tanya Li Chen.

"Anestesi, ini akan membuatmu mati rasa sebentar." jawab Jiang Jiyun sambil memasang infus.

Butuh waktu hampir 2 jam untuk menyelesaikan operasi, terlihat beberapa duri tajam yang berhasil di angkat oleh gadis itu, setelah selesai menjahit daging yang terluka, dia segera mengoleskan obat dan membalutnya dengan perban.

Jiang Jiyun segera mengemas peralatannya, dia memasukkannya ke dalam buntelan lain, sementara Li Chen masih memandangi wajah gadis itu.

"Terima kasih, jika bukan karenamu, mungkin keluargaku akan lebih hancur lagi." ucap Li Chen.

Jiang Jiyun tersenyum tipis, "Kamu harus beristirahat total, untuk sementara waktu, jangan terlalu banyak menggerakan badan. Aku akan membuatkan bubur untuk mu besok."

Li Chen mengangguk, dia berbaring dengan patuh. Jiang Jiyun mengeluarkan selimut untuk menutupi tubuhnya. "Tidurlah!"

Setelah selesai mengobati Li Chen, Jiang Jiyun merasakan lelah, dia langsung tertidur dengan sangat lelap, bahkan baru terbangun setelah tengah hari, untung saja cuaca hari ini hujan, sehingga mereka tidak perlu terburu-buru untuk melanjutkan perjalanan.

"Sudah bangun?" tanya Li Chen, wajah pemuda itu terlihat semakin cerah. Jiang Jiyun mengangguk, dia segera duduk sambil menggeliatkan badannya.

"Aku lupa membuatkan bubur, tunggu sebentar!" ucap Jiang Jiyun, dia baru saja akan berdiri namun pergelangan tangannya di tahan oleh Li Chen.

"Nanti saja, kamu pasti sangat lelah, istirahatlah!" ucap Li Chen, dia masih bisa melihat wajah pucat istrinya.

"Aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir!" ucap Jiang Jiyun, ada sedikit riak di hati gadis itu mendengar perhatian suaminya.

Qian Qian masuk, dia membawa baskom air dan kain bersih. "Nona, anda harus mencuci wajah!"

Jiang Jiyun mengangguk, dia mengambil kain tersebut dan segera membasahi. "Qian Qian, apakah kamu sudah makan?"

Qian Qian mengangguk, "Nona, kita masih memiliki ubi rebus yang semalam."

"Syukurlah! Sepertinya aku kelelahan sampai bangun kesiangan." ucap Jiang Jiyun, Qian Qian terbatuk sedangkan Li Chen langsung memalingkan wajahnya, telinga pemuda itu terlihat sangat merah.

"Ada apa dengan kalian?" tanya Jiang Jiyun namun Li Chen dan Qian Qian tidak menjawab, keduanya berpura-pura tidak mendengar pertanyaan Jiang Jiyun.

Jiang Jiyun keluar dari kamar, dia melihat semua anggota keluarganya berkumpul, mereka duduk sambil mengelilingi ceret yang masih mengepul. Qian Qian mengeluarkan segenggam teh, dia memasukkannya ke dalam air mendidih.

"Nona, ayo minum teh bersama!" ajak Qian Qian, Jiang Jiyun mengangguk, dia mengeluarkan beberapa ubi kayu yang tersisa dan membakarnya.

Li Chen muncul, dia memegangi tongkat di tangan kanannya, sementara di sebelah kiri terlihat Li Feng membantu untuk memapah pemuda itu.

Jiang Jiyun melirik, matanya bersinar dingin. "Bukankah aku memintamu untuk beristirahat?"

Li Chen tersenyum tipis, "Tidak nyaman sendirian di kamar."

Mendengar jawaban pemuda itu, semua orang terbatuk, mereka mulai melakukan berbagai macam aktivitas dengan gugup, hingga membuat Jiang Jiyun menjadi semakin curiga.

"Ada apa dengan kalian?" tanya Jiang Jiyun, Li Yue tersenyum kearahnya. Gadis kecil itu baru saja akan membuka mulut, namun Wu Jia menyikut nya.

"Tidak apa-apa! Yun'er, kamu pasti lapar!" ucap Wu Jia, Jiang Jiyun menggelengkan kepala, dia mengeluarkan ketel dan segera membuat bubur. Sementara Li Chen meneguk teh dengan nyaman, dia tidak mempedulikan reaksi anggota keluarganya.

Hari semakin dingin, Jiang Jiyun mengeluarkan abon sapi dari ruang angkasa, dia juga mengiris telur rebus untuk toping buburnya.

"Nona, ini apa?" tanya Qian Qian, dia baru pertama kali melihat abon, mengambil satu kemudian memasukkannya ke dalam mulut.

"Sangat lezat!" ucapnya, mata gadis itu berbinar.

Jiang Jiyun tersenyum lembut, dia menjawab dengan sangat santai. "Namanya abon sapi, Qian Qian, siapkan bubur nya, aku akan menambahkan abon dan telur rebus di atasnya."

Qian Qian mengangguk, gadis itu segera mengeluarkan mangkuk, kemudian mengisinya dengan bubur. Jiang Jiyun menata telur rebus kemudian menaburkan abon sapi, dia menambahkan irisan bawang goreng, membuat aroma bubur itu menjadi semakin enak.

"Ibu! Makanlah!" ucap Jiang Jiyun, dia menyerahkan mangkuk pertama pada Wu Jia.

"Terima kasih Yun'er!" ucap Wu Jia, dia mengambil mangkuk bubur dari tangan Jiang Jiyun.

"Makanlah! Kamu harus mengisi tubuhmu agar segera pulih!" ucap Jiang Jiyun sambil menyimpan mangkuk bubur di depan Li Chen, dia menangkap reaksi wajah semua orang yang berkedut-kedut.

"Ada apa dengan kalian?"

1
Erlina Ibrik
🤔🤔🤔🤔
Shai'er
🤣🤣🤣🤣
Shai'er
ngaku tunangan, tapi gak tau apa aja yang terjadi ama tunangan sendiri😏😏😏
Shai'er
nah loh😏😏😏
Shai'er
🤣🤣🤣🤣🤣
Shai'er
entahlah, masih abu-abu
Shai'er
👍👍👍👍
Shai'er
dimana dirimu saat Jiyun, ditindas, Yao 🥺
Shai'er
hayoo loh
Shai'er
makanya, jangan dianggurin, diambil orang, nanges 😏
Shai'er
saingan cinta
Shai'er
😱😱😱😱
Shai'er
siapa siapa🤔🤔🤔
Shai'er
waduh😱😱😱
Shai'er
💪💪💪💪💪
Shai'er
/Determined//Determined//Determined//Determined//Determined/
Shai'er
ciee ciee ciee
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰
Shai'er
🤣🤣🤣🤣🤣
Shai'er
🤭🤭🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!