Wulandari adalah gadis desa biasa yang mencoba mengais rejeki di ibukota sebagai seorang pengasuh anak.
Siapa sangka, majikannya adalah seorang pengusaha muda tampan yang memimpin sebuah perusahaan besar di ibukota yang memiliki seorang anak laki-laki.
Wulan seperti terjebak dalam cinta yang rumit, bagaimana mungkin dia begitu lancang mencintai tuannya yang bahkan masih memiliki seorang istri.
Begitu banyak hal rahasia yang tak terduga.
Wulan bimbang apakah harus memperjuangkan cintanya ataukah cukup tahu diri untuk mundur.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GendAyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps.05
'tok..tok..tok..' "neng...neng Wulan." suara bi Irah dibalik pintu kamar mengagetkan Wulan.
"Eh iya bi,ada apa?" Tanya Wulan sambil membuka daun pintu.
"Kita makan malam yuk neng," ajak Bi Irah.
"Oh iya bi, terimakasih," jawab Wulan.
Keduanya beriringan menuju ke meja makan,
Masakan Bi Irah tersaji di atas meja tampak menggoda. Nasi dengan lauk ayam bakar,udang goreng serta tumis kangkung.
Sebentar kemudian pak Amat ikut bergabung.
"Jadi Eneng ini yang mau kerja jadi pengasuh den Rayyan ya?" Tanya pak Amat sesaat setelah tiba.
"Iya pak,kenalin nama saya Wulandari," kata Wulan menjulurkan tangannya.
"Oh iya neng, bapak namanya Amat sopirnya tuan," kata pak Amat menyambut tangan Wulan.
"Semoga betah ya neng, sabar ngadepin anak kecil mah, kasian tu bi Irah kerjanya jadi dobel dobel kalo gak ada baby sitter buat jaga den Rayyan," sambung pak Amat.
"Huss, jangan gitu," kata bi Irah melotot kearah pak Amat. tangannya masih sibuk menuangkan nasi ke dalam piringnya.
"Eh iya bi, memangnya kita gakpapa makan di meja makan begini? Kalau tuan dan nyonya mau makan gimana?" Tanya Wulan sungkan.
"Gak papa neng,justru tuan yang suruh untuk makan dimeja sini. Lagipula kita makan juga setelah tuan makan," jawab bi Irah.
"Emm begitu." Wulan mengangguk angguk.
Wulan juga sudah mengisi piringnya dengan nasi dan lauk lengkap.
Masakan bi Irah benar benar lezat.
Masing-masing mereka seolah sedang khusu menikmati isi piring dihadapan mereka.
'teeetttt...tetttt...." Terdengar suara keras semacam alarm. bi Irah segera bangkit dari duduknya meninggalkan isi piringnya yang masih tersisa separuh dan segera bergegas menaiki tangga menuju lantai 2.
"Lhoh bi, mau kemana?" tanya Wulan tanpa dijawab sepatah katapun oleh Bi Irah.
Pandangan mata Wulan beralih pada pak Amat,seolah mencari jawaban atas pertanyaan.
"Pak sebenarnya itu suara apa sih, Wulan udah denger tiga kali sejak dateng ke sini?" Tanya Wulan pada pak Amat yang hampir menyelesaikan makan malamnya.
"Itu artinya nyonya manggil, makanya bi Irah langsung kesana," jawab pak Amat sambil membereskan piring hendak dibawa untuk dicuci.
"Eh,biarin pak tinggal aja piringnya disitu biar Wulan yang cuci sekalian," kata Wulan.
"Makasih deh neng," jawab pak Amat.
"Pak, sejak datang kesini Wulan belum ketemu sama nyonya. Emangnya beliau dimana pak?" Tanya Wulan mulai penasaran.
Memang sejak datang hanya tuan Jason yang menemuinya. Bukankah urusan menerima pekerja rumah tangga biasanya nyonya rumah yang akan menghandle.
"Nyonya Andini sakit,makanya gak pernah turun. Dulu juga ada ART yang khusus buat ngurusin nyonya tapi pada gak betah neng," kata pak Amat menjelaskan.
"Emang kenapa pak?" Tanya Wulan semakin penasaran.
" Gak tahu deh neng," jawab pak Amat singkat.
"Emm pak Amat sudah lama ya kerja disini?" Tanya Wulan tambah bersemangat ingin tahu.
"Wah udah lama neng, sejak almarhum tuan Raymond masih hidup, dulunya bapak jadi supir tuan Raymond" jawab pak Amat.
"Tuan Raymond itu siapa pak?" Tanya Wulan lagi.
"Tuan Raymond itu kakaknya tuan Jason, beliau itu..." kata kata pak Amat terpotong ketika mendengar seseorang memanggil namanya.
"Pak Amat" suara datang dari orang yang sedang dibicarakan, Jason mendekat kearah wulan dan pak Amat.
"Iya tuan?" Pak Amat menundukkan kepalanya sopan. Wulan berdiri dari duduknya dan melakukan hal yang sama.
"Tolong ambil berkas saya di kantor, sudah disiapkan sama indah (sekertaris jason), pak Amat tinggal ambil," kata Jason.
"Baik tuan," kata pak Amat segera bergegas melaksanakan perintah tuannya.
Wulan masih menunduk, namun sesekali matanya mencuri pandang pada majikannya yang menurutnya terlalu tampan itu.
'kalau tuan belum punya anak istri, pasti aku sudah naksir hihihi, dasar aku gak tahu diri' batin Wulan sambil tersenyum sendiri.
"Kenapa kamu?" Tanya Jason heran melihat wajah Wulan tersenyum-senyum.
"Ahh tidak apa-apa tuan, maaf saya mau ke belakang dulu cuci piring," kata Wulan sambil segera berbalik arah, berusaha menutupi wajahnya yang memerah karena malu.
awal ketemu nih cerita aq kira langsung tamat, g tau nya masih menggantung tp aq suka bgt ma cerita nya..walaupun hrs nungguin kelanjutan nya tp aq suka d tambah kaka author nya ramah bingiit 😁
aaah rasa nya pengen ngulang baca lg niiih!!!
benar2 speechless aq utk karya pertama yg sebagus ini 😶
makasih kaka udh ngasih cerita terindah nya ❤️❤️❤️
smangat terus kaa berkarya nya 💪💪
sehat selalu dn semangat terus y kaa utk melahirkan karya2 yg bagus2 lg..👍👍
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️