NovelToon NovelToon
Siswi Pintar Bekerja Sebagai Bartender

Siswi Pintar Bekerja Sebagai Bartender

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Teen School/College
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Pria Bernada

Dulu, nilai-nilai Chira sering berada di peringkat terakhir.
Namun, suatu hari, Chira berhasil menyapu bersih semua peringkat pertama.

Orang-orang berkata:
"Nilai Chira yang sekarang masih terlalu rendah untuk menunjukkan betapa hebatnya dia."

Dia adalah mesin pengerjaan soal tanpa perasaan.

Shen Zul, yang biasanya selalu mendominasi di Kota Lin, merasa sedikit frustrasi karena Chira pernah berkata:
"Kakak ini adalah gadis yang tidak akan pernah bisa kau kejar."

Di reuni sekolah beberapa waktu kemudian, seseorang yang nekat bertanya pada Shen Zul setelah mabuk:
"Ipan, apakah kau jatuh cinta pada Chira pada pandangan pertama, atau karena waktu yang membuatmu jatuh hati?"

Shen Zul hanya tersenyum tanpa menjawab. Namun, pikirannya tiba-tiba melayang ke momen pertama kali Chira membuatkan koktail untuknya. Di tengah dentuman musik yang memekakkan telinga, entah kenapa dia mengatakan sesuatu yang Chira tidak bisa dengar dengan jelas:
"Setelah minum minumanmu, aku milikmu."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pria Bernada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gue Punya Pacar Baru Lagi

Pas lagi asik, Zul liat ke pintu Nighthade dan ngeliat ada cewek pake gaun merah yang langsung menarik perhatian dia.

Zul langsung nengok ke Chira sambil senyum, “Nona Chira, bantuin gue dong mau gak?”

Chira ngernyit denger panggilan itu, tapi dia cuma diem aja, gak jawab karna liat mukanya aja dah males sama dia.

“Emang, Nona Chira cuma boleh dipanggil sama bos lo doang gitu?, gue gak boleh?” Zul ngegodain.

Chira cuma menunduk, gak ada respon males banget njir banyak omong.

Zul liat Chira gak peduli, jadi dia deketin dan ngomong, “Nona Chira, liat tuh cewek yang di pintu pake baju merah itu?”

“Liat.” Cewek itu pake tank top merah sama celana pendek jeans biru—gayanya cukup seksi.

“Dia lagi ngejar gue. Lo bisa bantu gue gak,bantuin ya?”

Chira: “Bantu apa?”

Zul: “Pura-pura jadi pacar gue.”

Chira: “Cabut lu kampret.”

Trik lama, udah gak menarik lagi.

Zul emang sering jadi pusat perhatian di bar, apalagi pas bar belum buka dan suasananya sepi, gampang banget dikenalin orang.

“Yaudah deh, bilang aja gimana caranya biar lo mau bantu?” Zul akhirnya nyerah.

Chira dengan muka datar menjawab, “Pertama, buang dulu pikiran aneh lo itu. Kedua, jangan sering-sering nongkrong disini buat ngawasin gue.”

“Punya temen kan gak masalah?”

“Kalau niatnya buat temenan sih gak apa-apa, tapi lo bakal liat Fajar dengan cara yang sama gak sih?” Chira kasih contoh yang agak tajem.

Aneh, Zul malah kebayangin hal-hal aneh yang sesuai sama kata-katanya.

Bener-bener aneh.

“Zul, lama gak ketemu,” tiba-tiba cewek bergaun merah itu nyenderin tangan kanan dia ke bahu kiri Zul. Karena deket banget, Chira tanpa sengaja nengok dan liat cewek itu. Wajahnya rapi banget, bibirnya pake lipstick plum, keliatan banget dia tipe cewek yang siap party udah kaya ratu tobrut aja.

Gak tau gimana wajah aslinya tanpa makeup, tapi setidaknya dengan makeup dia keliatan cantik.

“Kamu siapa njir?” Zul bahkan gak nengok.

Cewek itu malah gak peduli sama sikap dinginnya, dia malah deketin bibirnya ke telinga Zul,dan ngomong pelan, “Gak inget aku? Gak masalah, aku bisa kenalin lagi. Namaku Bilqis, kita pernah ketemu di depan SMA waktu itu.”

Di Kota Lin, ada SMA terkenal yang lebih kacau daripada SMA No. 1 di kota itu. Bilqis terkenal banget di sana—karna cantik dan berani.

Zul, yang emang suka ngegodain cewek, bulan lalu kebetulan ketemu Bilqis di depan SMA itu. Dia cuma senyum genit, dan senyum itu cukup buat Bilqis tertarik, jadi dia yang mulai ngejar Zul.

Sejak itu, Bilqis sering banget nyari cara buat ketemu Zul, apalagi waktu itu Zul masih pacaran sama Ripa, dan hubungan mereka tuh dianggap sweet banget. Tapi Bilqis muncul di tengah-tengah, jadi salah satu alasan mereka putus.

Di mata Bilqis, Zul putus sama Ripa karena dia.

Dengan wajah dan body yang oke kek gitar spanyol, kepercayaan dirinya bener-bener setinggi langit.

“Ya,” Zul angguk, “kita emang pernah ketemu. Ada apa?”

Pertanyaan yang sebenernya dia udah tau jawabannya.

“Ada dong,” Bilqis makin deket dan ngomong, “Mau gak jadi pacarku?”

Zul yang udah lama jadi raja bar, udah sering liat cewek-cewek cantik, termasuk yang deketin dia agresif kayak gini. Udah gak ada yang baru.

“Maaf, gue udah punya pacar.”

“Aku denger lo baru putus sama pacar lo.” Bilqis gak datang tanpa persiapan.

“Kamu sih kurang update,” Zul nengok dan senyum sinis, “Gue udah punya pacar baru lagi.”

"Pacar baru?" Bilqis langsung berubah ekspresi. "Siapa?"

Zul diam aja, terus sekilas liat Chira yang lagi sibuk ngocok-ngocok minumannya dan sama sekali gak ngeliatin dia.

"Gadis bartender itu??" tanya Bilqis.

"Itu urusan lo?" Zul langsung nyindir balik.

"Gue gak percaya," Bilqis coba nahan emosi. "Lo baru putus, masa udah punya pacar baru?"

Zul senyum, "Itu ada hubungannya sama lo?"

"Gue suka sama lo, menurut lo ada hubungannya gak?" Bilqis jawab dengan pede. "Mau Pacar lo siapa Juga, ngejar lo itu hak gue; cinta itu bebas."

"Ini pertama kalinya gue denger orang ngomong kalo jadi selingkuhan itu kedengeran sebersih ini." Tiba-tiba Chira ngomong sambil nyindir, tapi suaranya ringan.

Bilqis langsung melotot ke arah Chira, cuma dia kaget nemuin kalo cewek itu juga cantik banget.

"Lo siapa, ikut-ikutan urusan orang? Banyak banget bedak di muka lo, gak berat gitu?" Bilqis nyeletuk.

Denger itu, Zul diem-diem bandingin makeup Chira sama Bilqis, tapi gak ngomong apa-apa.

"Berapa lapis bedak di muka gue itu urusan lo?" Chira bales sambil tatap Bilqis dingin. "Kalo punya waktu, mending lo pake beberapa lapis bedak di leher dulu sebelum ke sini, baru deh coba-coba ngincer pacar orang."

"Lo—" Bilqis kesel, tapi bingung mau jawab apa.

Zul langsung ngerti maksud Chira, dan dia ngeliat leher Bilqis. Ada beberapa bekas merah muda samar, meski udah ketutup concealer. Di bawah cahaya bar yang remang-remang, tanda-tanda itu hampir gak kelihatan.

Dalam hati Zul kagum, cewek emang jeli banget liat cewek lain wkwkwk.

"Lo juga baru putus sama pacar lo?" Zul ejek.

Sehebat apapun Bilqis menyangkal, bekas di lehernya itu udah ngomong lebih banyak.

"Gue denger sih, ratu sekolah lo itu pacaran sama raja sekolah, kan?" Zul pura-pura mikir. "Tapi denger-denger kalian putus beberapa bulan lalu. Jadi, lo masih belum bisa move on?"

Akhirnya, Bilqis pergi. Chira pun balik lagi ke kerjaannya.

Zul yang lagi moodnya baik, deketin Chira dan bisik di telinganya, "Sebenernya bedak lo gak setebal dia, dan lo lebih cantik."

Kalimat pujian kayak gini biasanya bikin cewek seneng dan kelepek-kelepek, tapi buat Chira, ini malah kedengeran kayak rayuan yang sia-sia.

"Maksud lo, lo tadi perhatiin dia dengan seksama?"

Zul: "…"

"Itu apa?" Zul coba alihin pembicaraan dengan nunjuk beberapa gelas minuman.

Chira melirik ke arah dia, terus liat minumannya, dan jawab dengan datar, "Percobaan. Kalo mau coba, minum aja. Gak dipungut biaya, tapi kalo keracunan, gue juga gak tanggung jawab."

Wanita berhati paling beracun.

Zul dalam hati berdecak kagum, terus dengan penasaran ngambil segelas minuman oranye yang keliatan kayak jus.

Dia cicipin seteguk kecil, terus minum dalam tegukan besar. "Nona Chira, lo yakin ini alkohol? Rasanya gak kayak alkohol, malah ada rasa jeruk sama lemon, asam-manis gitu."

"Biasanya kalo lo mabuk, siapa yang jemput lo?"

"Fajar, kenapa?"

"Sebaiknya lo telepon dia dulu."

Tentu aja, Zul gak dengerin saran itu.

1
Pria Bernada
tenang kak proses😍😘❤️🔥
Sol Ronconi
Thor, kapan update lagi nih?
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Saya sangat terkesan dengan perkembangan karakter yang konsisten.
Rizky Mwe
Terima kasih kepada author, sudah menyajikan cerita indah yang menghibur hati ini.
Yoseph Bambang: ayo mulai bacanovelnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!