Jika benar yang dikatakan jodoh adalah cermin diri, bolehkah aku meminta mendapatkan jodoh yang lebih dari diriku?, karena aku adalah insan yang fakir ilmu,aku ingin mendapatkan seorang imam yang bisa menuntunku sampai ke surga Nya nanti.
pernikahan selalu di ibaratkan sebuah kapal, keselamatan penumpangnya di gantungkan pada Nahkoda nya, mampukah Nahkoda nya membawa kapalnya selamat hingga ke dermaga yang di tuju?.
Lalu bagaimana jadinya jika sebuah pernikahan yang terjadi karena sebuah keterpaksaan karena sebuah permintaan? apakah pernikahan itu akan bertahan? sedangkan yang berada di dalam nya tak saling kenal?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
Akhirnya.... hari yang telah di rencanakan sekitar satu bulan yang lalu tiba juga,hari para mahasiswa Alexander university melakukan kegiatan sosial,mulai dari memberikan pelayanan kesehatan gratis, obat-obatan gratis dan juga pembagian sembako dan nasi kotak serta pakaikan dan buku bekas.
Para panitia pelaksana dan juga relawan terlihat begitu antusias, beberapa mobil atau mungkin puluhan mobil sudah terparkir berjajar di depan gerbang kampus,siap untuk berangkat, ke titik lokasi,tepatnya di pinggiran kota, kawasan padat penduduk dengan perekonomian kebawah, bahkan mereka menyertakan satu unit klinik berjalan,yaitu sebuah mobil yang memang di desain khusus menyerupai klinik oleh rumah sakit milik Alexander hospital.
Dan setelah kegiatan bansos, agendanya mereka akan melakukan penyisiran sekitar pesisir pantai, untuk memberikan contoh tentang indahnya menjaga kebersihan,termasuk di pantai sekalipun, karena sesungguhnya laut adalah salah satu sumber penghasilan dan kebutuhan para makhluk hidup.
" Semuanya sudah siap? Sepuluh menit lagi kita akan berangkat,dan ingat...saya tidak akan memberikan dispensasi pada teman-teman yang melakukan tindakan yang tidak wajar, bersikaplah sebaik mungkin, tunjukkan bahwa kita mahasiswa yang memiliki tata Krama yang baik,jangan sampai mencoreng nama baik kampus kita,ingat itu" nasehat ketua BEM tegas.
" Siap" jawab kompak seluruh relawan.
Semua relawan menuju mobil mereka,pihak kampus juga menyediakan bus untuk para relawan yang tidak menggunakan mobil pribadi,dan di dalam Bus itu juga lah Kiara dan Sasa.
Kiara menolak ajakan Irwan untuk bersama nya,dan juga menolak ajakan para sahabat Al,Kiara mengatakan ingin mengenang kembali masa-masa saat ia menjadi santri, yang selalu menggunakan bus saat bepergian bersama teman-teman santrinya.
" Ternyata naik bus bersama gini asyik juga ya" ucap Sasa,ini adalah pengalaman pertama nya menaiki bus, yang ternyata sangat asyik menurutnya.
Kiara tersenyum seraya mengangguk antusias " bagi aku pribadi naik bus itu nyaman dan juga lebih luas" jawab Kiara.
Sasa mengangguk setuju dengan pendapat Kiara,ia juga merasakan hal yang sama seperti yang Kiara rasakan.
Sekitar hampir dua jam, akhirnya rombongan mereka tiba di sebuah desa di pinggiran kota,desa yang terlihat begitu indah dan asri,terlebih tak jauh dari titik lokasi mereka dapat mendengar deburan ombak pantai.
" Wow... keren..."
" Indah banget tempatnya"
" Lumayan indah untuk sekedar ngilangin penat "
Itulah respon para mahasiswa dan mahasiswi saat mereka tiba di lokasi.
" Ok...kita akan memulai dengan memberikan pelayanan kesehatan terlebih dahulu,ingat buat yang tidak terlibat dalam relawan kesehatan, tolong segera lakukan rencana yang lainnya" pengarahan dari sang presiden mahasiswa.
Para relawan menjawab serentak dan mulai melakukan kegiatan yang mudah-mudah terlebih dahulu,termasuk Kiara dan Sasa.
Kedua gadis cantik itu di tugaskan di relawan medis,dan berhubung mereka adalah mahasiswi fakultas farmasi,maka itu mereka di tugaskan di bagian obat bersama beberapa senior mereka.
Acara awal berjalan lancar dan berakhir saat menjelang makan siang, mereka bersama-sama kepala desa menyusuri desa untuk membagikan nasi kotak dan sembako, sesuai petunjuk dari kepala desa setempat.
" Sedih juga ya Ra liat kehidupan mereka yang kelihatan jauh dari kata layak" ucap Sasa.
Kiara tersenyum" Itulah kehidupan Sa" jawab Kiara.
" Adik...sini,kakak kasi nasi kotak mau?" panggil Kiara pada beberapa anak kecil yang terlihat tengah bermain.
Beberapa anak itu langsung menghampiri, mereka menerima pemberian Kiara dengan wajah ceria" terimakasih kakak cantik" ucap mereka kompak.
Kiara tersenyum mendengar ucapan mereka,Sasa ikut tersenyum melihat interaksi Kiara dan beberapa anak-anak,Kiara terlihat begitu pintar berinteraksi dengan para anak - anak tersebut.
Di lain tempat,Al dan para sahabatnya juga berpencar membagikan segala macam yang mereka bawa, setelah selesai mereka langsung menuju pesisir pantai untuk melanjutkan rencana selanjutnya.
" Adik sedang apa? Sudah makan?" putri bertanya pada beberapa anak-anak yang terlihat sedang asyik bermain.
" Sudah kak,tadi kami di beri nasi kotak oleh kakak cantik,kakak cantik itu juga kasih kamu uang" jawab salah satu anak-anak tersebut.
Putri mengangguk seraya tersenyum, keningnya berkerut memikirkan siapa kira-kira yang memberikan anak-anak tersebut nasi dan uang, sedangkan kegiatan sosial mereka tidak membagikan uang" Sekarang kakak cantik nya kemana?" tanya moli.
" Ke sana tadi,ke arah pantai,kakak cantik nya pakai baju putih sama temennya pakai baju bunga-bunga " jawab lagi anak-anak tersebut.
Tak jauh dari mereka ada Al,Andre,Aldo, Melly and the gank, mereka akan menuju ke pantai.
" Sepertinya itu Kiara,tadi dia pakai dress putih dan Sasa pakai dress bunga-bunga" ucap Irwan yang tiba-tiba muncul.
Sedangkan Al tak menjawab apapun,ia masih berfikir kemana Kiara pergi,Al baru teringat sejak setelah bertugas di bagian obat tadi, gadis cantik itu memang tidak kelihatan.
Tiba di pesisir pantai semuanya melakukan gotong royong,sejak tadi Al terus mengedarkan pandangannya mencari sosok gadis dengan dress panjang berwarna putih,siapa lagi kalau bukan Kiara.
" kemana perginya sih?" tanya Al dalam hati.
Melly dan kedua sahabatnya terlihat memilih duduk di pondok-pondok yang tersedia tak jauh dari pantai.
" Capek banget sih,ngapain juga coba pake ada acara gotong royong segala,mana jorok lagi mungutin sampah" omel Melly.
" Iya tuh,tau gini gue ga bakal ikutan " jawab salah satu sahabat Melly.
" Mana Al cuekin gue lagi,di ajak selfie bareng aja ogah-ogahan " geram Melly menggerutu.
Sedangkan Al terus berjalan menyusuri pinggiran pantai,dari jauh ia melihat sosok Kiara yang terlihat begitu asyik sendiri duduk di bebatuan di pinggir pantai,Sasa terlihat sedang mengobrol dengan beberapa warga,tak jauh dari mereka terlihat beberapa plastik yang sudah terisi penuh dengan sampah.
Entah dorongan dari mana, tiba-tiba Al mengarahkan kamera ponsel nya pada Kiara dan mengambil foto gadis cantik tersebut.
Al tersenyum tipis saat melihat hasil jepretan nya,Kiara terlihat begitu cantik dengan dress putihnya yang terlihat begitu kontras dengan kulitnya yang putih.
Tanpa di sadari kaki jenjang Al melangkah mendekati Kiara,namun belum sampai pada tujuan nya, tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya,Al ingin berlari ke sebuah pondok yang tak jauh dari tempat nya berdiri.
Tapi langkahnya terhenti saat melihat Kiara yang terlihat begitu bahagia, wajahnya tersenyum senang, kedua tangannya menengadah menahan cairan bening yang jatuh dari langit.
" Mengapa dia terlihat begitu bahagia saat hujan?" tanya Al dalam hati nya,mata nya terfokus pada Kiara.
Sampai-sampai Al tidak menyadari kehadiran seseorang yang berjalan cepat ke arah nya, bahkan setengah berlari " Kak tolong panggilkan Kiara dong,gue ga sanggup teriakin dia" ucap Sasa yang tiba-tiba muncul di samping Al.
" Hah?" ucap Al kebingungan,ia tidak paham dengan apa yang di ucapkan Sasa.
" Tolong panggilkan Kiara,dia ga bisa lama-lama kehujanan" ucap Sasa lagi, derasnya hujan seakan menenggelamkan suara mereka.
Tanpa menjawab apapun Al langsung melangkahkan kakinya menuju Kiara yang terlihat begitu larut dengan kesenangan nya.
" Kamu ngapain di sini hujan-hujanan?" tanya Al.
" Ini indah banget,hujan itu Rahmat,kita harus menikmatinya" jawab Kiara cepat,ia bahkan tidak melihat siapa yang tengah mengajaknya bicara,Kiara tidak menyadari dengan siapa ia bicara.
" Ayo,kamu pakai baju putih,apa kamu tidak sadar baju kamu akan tembus pandang saat basah?" ucap Al seraya memakaikan Kiara almamater miliknya,untuk menutupi baju Kiara yang mulai terlihat berbayang, menampakkan tubuh Kiara.
Kiara tersentak saat mendengar ucapan Al tersebut,sontak ia melihat ke arah tubuhnya, dengan cepat ia merapatkan almamater milik Al yang panjangnya hampir lutut, sedangkan Al memperhatikan dengan diam.
" Ja-kakak kok disini?" tanya Kiara gugup,ia segera menundukkan wajahnya,tak berani menatap wajah tampan Al.
" Ayo" ajak Al tanpa menjawab pertanyaan Kiara,ia bahkan refleks meraih pergelangan tangan Kiara dan menariknya menjauh dari pinggir pantai.
Kiara terdiam seraya terus mengikuti langkah lebar sang suami,ia bahkan harus ikut mempercepat langkahnya, hingga sedikit Ter seok-seok.
" Ya ampun Ra,kamu tuh ya bandel banget sih, hujan-hujanan?" omel Sasa geram saat Kiara sudah berada di dekat nya.
Kiara hanya tersenyum canggung,ia segera menarik tangan nya dari genggaman Al, membuat Al tersadar bahwa ia tengah memegang pergelangan tangan Kiara.
" Kak terimakasih ya" ucap Sasa.
Sedangkan Kiara masih terdiam, ia bingung ingin mengatakan sesuatu pada Al" Ara juga terimakasih ya kak, almamaternya besok aja ya,biar Ara cuci dulu" ucap Kiara antara canggung dan takut.
Al tak menjawab, ia justru terlihat sibuk dengan ponselnya dan terlihat menghungi seseorang, setelah nya Al meninggalkan mereka tanpa mengatakan sepatah katapun.
Dan tanpa ada yang menyadari ternyata seseorang tengah melihat interaksi mereka, orang tersebut mengepalkan tangannya kuat dengan wajah yang terlihat begitu merah menahan amarahnya.
' Brengsek.. ternyata Lo beneran nantangin gue ya, kita lihat aja apa setelah gue jalanin rencana gue Lo bakal masih berani ' umpat seseorang tersebut, yang tak lain adalah Melly,ia berdiri di sebuah cafe yang tak jauh dari tempat mereka.
Tak lama kemudian seseorang menghampiri Kiara dan Sasa, orang tersebut mengatakan agar Sasa dan Kiara cepat kembali ke mobil.