Spin off "Touch me mr. Cassanova"
🍁🍁🍁
"Kak, ini beneran kita menikah?"
Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir mungil seorang Mikhayla Nolan.
Belasan tahun menyandang status sebagai seorang adik, kini tiba tiba ia berganti status menjadi seorang istri.
Kok bisa?
Kenapa?
Mikha merasa seperti mimpi buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
...~Happy Reading~...
Jam menunjukkan pukul dua belas malam, dan Mikha masih memandang langit-langit kamar. Pikiran-pikirannya berkecamuk, membuatnya semakin sulit untuk memejamkan mata. Bayangan tentang persetujuan kedua orang tua mereka terus menghantuinya. Pernikahan yang direncanakan begitu mendadak, dan anehnya, Calvin, kakak laki-lakinya, setuju tanpa banyak perlawanan.
Dengan gelisah, Mikha meraih ponselnya. Ia tahu ini sudah larut, tetapi ia tidak peduli. Ia butuh jawaban. Tangannya gemetar saat mengetik pesan.
^^^"Kak Calvin," tulis Mikha.^^^
Pesan itu hanya dibalas singkat.
> "Hem,"
Mikha menghela napas panjang. Jawaban Calvin seperti biasa, tak pernah detail. Ia memutuskan untuk mendesaknya lebih jauh.
^^^> "Emang beneran kita mau menikah?"^^^
> "Hem,"
Jantung Mikha berdegup lebih kencang. Ia menggigit bibir, menahan emosi yang perlahan mulai muncul.
^^^> "Kakak serius? Kakak yakin?"^^^
> "Hem,"
Kesabarannya mulai habis. Mikha mendudukkan diri di tempat tidur, lalu mengetik dengan cepat.
^^^> "Kak, emang kakak gak mau cari opsi lain apa, selain nikahin Mikha?"^^^
Kali ini jawaban Calvin sedikit berbeda.
> "Contohnya?"
^^^> "Kakak bujuk kak Flora lagi," tulis Mikha.^^^
> "Enggak!"
Jawaban itu membuat Mikha semakin bingung. Ia mengetik pertanyaan lain.
^^^> "Kenapa?"^^^
> "Gapapa. Lebih baik kamu tidur. Ini udah malam."
Mikha menatap layar ponsel dengan ekspresi kecewa. Seperti biasa, Calvin menghindari pembicaraan yang serius. Tapi ia tidak menyerah.
^^^> "Kak Calvin!"^^^
Jawaban Calvin datang dengan nada yang mulai terdengar jengkel.
> "Astaga Mikha, tidur!"
Mikha mendengus, Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba meredam kekesalan. Namun, satu pertanyaan lagi meluncur tanpa bisa ia tahan.
^^^> "Kak, emang kakak gak ngerasa aneh kalau nikahin Mikha? Mikha itu adiknya kakak loh!"^^^
Hening sejenak, sebelum akhirnya Calvin membalas.
> "Enggak!"
^^^"kak Calvin!"^^^
^^^"Kak,"^^^
^^^"Kakakkkkkkk!!!!!! "^^^
"Astaga di blokir lagi!" sungut Mikha saat melihat bahwa foto profil kakaknya hilang dan pesan nya ceklis satu. Dengan kesal, ia membuang ponselnya ke atas tempat tidur dan menarik selimut, menutupi seluruh tubuhnya. Tapi pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepalanya.
...🍁🍁🍁...
Pagi harinya, Mikha masih enggan keluar dari kamar. Namun, ketukan di pintu membuyarkan lamunannya.
"Masuk," jawabnya malas.
Calvin membuka pintu dan masuk. Ia duduk di tepi tempat tidur, menatap Mikha yang masih meringkuk di bawah selimut.
"Kenapa tadi malam kamu banyak tanya?" tanya Calvin tiba-tiba.
Mikha menarik selimutnya ke bawah, menatap kakaknya dengan mata sembab. "Karena ini semua aneh, Kak. Kita saudara. Orang-orang akan menganggap kita gila."
Calvin menghela napas panjang, lalu menatap Mikha dengan serius. "Mikha, aku tahu ini berat. Tapi aku gak bisa bujuk Flora lagi. Dia sudah memilih jalan lain."
"Jadi, aku cuma jadi pelarian?" Mikha berbisik, matanya mulai berkaca-kaca.
"Bukan pelarian," tegas Calvin. "Kamu sendiri yang bilang kalau kamu gak rela, kakak menikah sama Shera."
"Iyalah gak rela, dia itu mak Lampir! mau jadi kaya apa hidup kakak nanti kalau punya istri model begitu!" sungut Mikha tanpa sadar memberengut.
"Maka dari itu, Terima dan nikmati saran kamu sendiri." ucap Calvin santai.
Mikha tertegun. Kata-kata itu menusuknya, membawa arti yang lebih dalam dari yang pernah ia bayangkan.
"Kalau kamu gak siap, kakak gak akan memaksa," lanjut Calvin. "Tapi kakak yakin, apapun keputusan kita, itu yang terbaik."
Mikha terdiam. Pikirannya bergejolak, tapi untuk pertama kalinya, ia merasakan kehangatan di balik sikap dingin Calvin.
"Kak—" panggil Mikha membuat langkah kaki Calvin yang hendak pergi terurung.
Calvin menoleh dan menatap Mikha intens, "Kenapa?"
"Oke Mikha mau menikah sama kakak, tapi ada syarat nya!"
"Syarat?" Calvin mengerutkan dahi, tampa sadar sudut bibirnya terangkat sedikit, "Syarat apa?" tanya nya penasaran.
"Nanti Mikha tulis syaratnya!" ucap Mikha seolah maish berfikir, "Sekarang kakak keluar dulu, Mikha mau mandi mau sekolah."
Calvin menganggukkan kepala nya, lalu tanpa banyak membuang waktu ia segera keluar dari kamar tersebut untuk bergabung di meja makan.
"Calvin... " sapa mama Faiz menyambut anak sulung nya.
Setelah pembahasan semalam, tentu saja baik Faiz maupun Edward langsung setuju dengan permintaan kedua anaknya.
Saat Calvin mengatakan ingin menikah dengan Mikha saja, begitupun dengan Mikha yang langsung setuju membuat sepasang suami istri itu ikut setuju dengan cepat.
Sejak awal, Faiz dan Edward memang tidak pernah mengadopsi Calvin secara legal, mereka hanya merawat dan membesarkan Calvin. Jadi menurut mereka tidak masalah jika Calvin menikahi putri mereka.
Bagi mereka, justru itu adalah hal yang sangat bagus, karena mereka sudah mengenal Calvin dan memastikan sifat dan sikap laki laki itu bagaimana.
Hanya saja, Keynan yang kurang setuju dengan pernikahan tersebut.
"Kalau kak Calvin menikah sama kak Mikha, berarti Keynan gak punya harapan punya kakak cewek lain dong yang sedikit lebih normal. dan juga kalau kak Mikha menikah sama kak Calvin, berarti kakak tetep akan disini gak bakal pergi sama suami nya!" itulah bentuk Protes yang di ucapkan oleh Keynan, yang mana hal itu semakin memancing emosi Mikha dan tanpa babibu lagi Mikha langsung setuju begitu saja.
"Hari ini, kamu gak usah ke kantor. kamu urus berkas kamu sama Mikha, ya!" titah papa Edward saat Calvin mendudukkan diri di kursi.
"Tapi Pi—"
"jangan bilang kalau kamu mau mengubah keputusan lagi?" tebak papi Edward langsung menatap tajam Calvin.
"Bukan begitu Pi, hanya saja. hari ini Calvin ada meeting penting. Sudah dua kali Calvin tunda, kalau ini Calvin tunda lagi, takutnya nanti gak baik." jelas Calvin panjang lebar.
"Baiklah kalau gitu, selesaikan pekerjaan kamu dulu, setelah itu kamu urus berkas sama Mikha."
"Baik Pi, lagian lagi ini Mikha juga masih sekolah. jadi Calvin akan ke kantor dulu,"
Papi Edward menganggukkan kepala nya setuju.
Tak berapa lama, Mikha sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Rambutnya yang panjang ia ikat atas ekor kuda, dan ia membawa tas sekolah di punggung. Biasanya, ia akan langsung duduk di kursi di sebelah Calvin, kakak tertuanya. Namun, pagi ini berbeda.
Mikha menuruni tangga perlahan, menatap meja makan yang sudah penuh dengan makanan hangat. Ayahnya sedang membaca koran, sementara ibunya sibuk menuangkan teh. Calvin, seperti biasa, duduk di kursinya dengan sikap tenang, meminum kopi hitam tanpa gula.
Tanpa berkata apa-apa, Mikha menarik kursi di sebelah ibunya dan duduk di sana. Tidak seperti biasanya, ia bahkan tidak melirik Calvin sekalipun.
Semua orang menoleh heran. Keynan yang masih mengunyah sereal, langsung melontarkan komentar tanpa berpikir. "Kakak kenapa duduk di situ? Biasanya kan di sebelah Kak Calvin."
"Anak tuyul dilarang protes!" ketus Mikha.
"Mikha kenapa Sayang?" tanya papi Edward.
"Gapapa Pi, lagi pengen disini, deket anak tuyul!"
"Mikha... " tegur mami Faiz.
"Kak Calvin nanti kalau kaka udah menikah sama dia, harap banyak bersabar ya, jangan lupa beli alat juga buat mengecek tensi kakak!" ucap Keynan menatap Calvin membuat laki laki itu tersenyum.
sementara Mikha yang mendapat cibiran seperti itu sudah mengatur nafasnya sedikit memburu, tatapan matanya tajam seolah siap menerkam.
'Kalau gue terkam pagi ini, halal gak sih nih anak tuyul?' gumam Mikha lirih namun masih mampu di dengar oleh sang empu nya.
...~To be continue... ...
papi bisa JD perkedel..
Calvin kyke kambing ilang..
Mikha np km mlh crita ma ortu km coba
aya aya wae ari si mikha😂😂
bukan adik ipar tapi adik yang jadi istrinya ☺️☺️
masih anak2 tapi kamu juga bisa bikin anak,,eeeh