Seorang gadis bernama Clarissa berusia 19 tahun, terpaksa harus berkerja malam hari dengan menggaet para pria hidung belang karena ulah Ayah kandung nya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja Ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Pagi itu Pak Yusril yang tengah bangkit dari tempat duduk nya setelah menikmati kopi panas buatan istrinya, Tiba-tiba terdengar suara deru mobil yang berhenti di depan rumah, yang seketika membuat jantung pria paruh baya iti berdetak tak menentu.
Seketika pikiran nya mulai berkecamuk. memikirkan apa yang harus ia katakan soal kepergianmu Clarissa.
Brak!
Pintu mobil ditutup dengan kencang.
Sedetik kemudian pria yang usianya sedikit lebih tua dua tahun dengan Pak Yusril itu berjalan ke rumah.
Melihat rahang wajah itu yang memegang dengan kedua telapak tangan yang mengepal dengan kuat, membuat jantung Yusril berdetak dengan kencang.
Terlihat jelas wajah Pria tua itu seperti sedang menahan amarah yang begitu luar biasa, dan ingin segera ditumpahkan.
Yusril yang saat itu ingin melangkah, tiba-tiba langkah nya terhenti oleh teriakan pria itu.
"Mau kemana Kamu Yusril, dasar bajing*n".
Suara teriakan Pria itu mampu membuat jantung Yusril seolah ingin copot dari tempat nya.
Papanya Clarissa itu mencoba meraup udara sebanyak-banyaknya, berharap mampu menormalkan kembali degup jantung nyanya yang kian tak menentu.
Ia mencoba menampilkan wajah setenang mungkin, sambil sesekali melempar senyuman ke arah pria tua yang gagal menjadi calon menantu nya.
Meski begitu, dalam hati nya merasa sangat ketakutan. Melihat tangan menantunya sudah mengepal dan berjalan mendekati nya.
Bung!
Bung!
Bung!
Tubuh Yusril terjatuh ke lantai, saat dengan tiba-tiba calon menantunya itu memukuli nya dengan sangat kuat.
Sampai tak terasa cairan merah itu mengalir di ujung bibir nya.
Yusril meringis merasakan sakit dan perih.
"Dimana kau sembunyikan anak gadis mu itu?
Hartoyo menarik kerah baju calon mertuanya dengan sangat kuat, hingga bobot tubuh nya juga ikut terangkat ke atas, karena memang postur tubuh nya yang lebih kecil dari pria itu.
" Ampun juragan, tolong lepaskan dulu, akan saya jelaskan. ucap Yusril bergetar.
"Bung!
Lagi lagi Hartoyo memukul Yusril membuat tubuh pria itu terpental ke dinding lalu terjatuh ke lantai.
"Tolong hentikan juragan, kita bahas dengan tenang. Pinta Yusril dengan wajah menghiba.
"Kamu pikir aku bisa tenang setelah tau calon istri ku pergi dari rumah?
Berani beraninya kamu mau mempermalukan nama baik ku haah".
" Bung!
" Bung!
" Bung!
Calon menantu itu terus memukul tubuh Yusril.
Sementara Yusril yang tidak bisa melawan pun hanya bisa pasrah.
"Astaga Papa"!
Suara teriakan Diana membuat pukulan itu seketika terhenti.
" Apa apaan ini? kenapa juragan memukuli suami saya"?
"Kalian ini, sudah tau salah tapi pura-pura tidak tau apa apa.
"Maaf juragan, sebaiknya masalah ini kita bicarakan baik baik di dalam jangan pakai kekerasan seperti ini. Lirih Diana memohon.
Pria itu melangkah mendekati sepasang suami istri itu dengan tatapan tajam.
" Aku ingin kalian secepatnya menemukan Clarissa dan membawanya kepadaku, kalau kalian tidak bisa membawa gadis itu, aku akan meminta kembali uang yang sudah kalian minta. ucap nya menantang.
" U,, uang? maaf uang apa yang juragan maksud kan"? tanya Diana.
" Oooh,,, jadi selama ini kamu tidak tau kalau suami mu ini sering minta uang pada ku, alasan nya kalau nanti dia menang judi bisa membayar hutang nya pada germo itu, dan sisanya buat bayar hutang pada ku.
Tapi sayang nya suami itu selalu kalah dalam bermain judi.
Dan sebagai gantinya dia harus menikah kan anak gadis nya pada ku.
Aku juga bersedia membayar kan hutang nya pada germo itu setelah menikahi Clarissa.
Karena itu aku ingin secepatnya kalian membawa Clarissa pada ku, kalau kalian tidak berhasil maka secepatnya kalian harus pergi dari rumah ini, karena rumah ini akan aku sita sebagai gantinya. ucap pria itu panjang lebar.
Diana yang memang tidak tau menahu soal hutang suami nya pada sang juragan, membuat nya shok dan juga marah pada suami nya.
"Jadi selama ini Papa selain berhutang dengan seorang germo Papa juga behutang sama juragan Hartoyo"? tanya wanita itu dengan amarah yang membuncah.
Yusril pria yang berstatus suami nya Diana itu hanya menjawab dengan angukan kepala.
Seketika tubuh wanita paruh baya itu terasa lemah hingga tubuh nya lunglai.
"Silakan selesai kan urusan kalian berdua, dan ingat ucapan ku tadi jika kalian tidak ingin rumah ini aku sita"!
ucap Hartoyo mengingat kan.
Setelah berucap, pria tua itu kemudian meninggalkan rumah keluarga Yusril.
" Hening "
Setelah kepergian Juragan tanah itu sepasang suami istri itu hanya diam, bergelut dengan pikiran nya masing-masing.
"Pa,,, kenapa sih dari dulu Papa tidak pernah berubah? di pikiran Papa itu hanya ada judi, judi dan judi terus.
Kalau sudah begini gimana Pa? aku gak mau ya rumah ini disita sama juragan Hartoyo.
Rumah ini adalah satu satu nya peninggalan Nenek nya Clarissa Pa.
Aku gak mau tau pokoknya Papa harus tanggung Jawab dengan apa yang sudah Papa perbuat.
Aku tidak mau kehilangan rumah ini, mau tinggal dimana kita nanti nya Pa.?
Oceh Diana panjang lebar di iringi tangis an lirih.
"Sudah Ma, Sudah!
"Mama gak lihat Papa sudah babak belur kaya gini? Bukannya di obatin malah ngoceh terus.
Kepala ku rasanya kaya mau meledak Ma.
desis nya seraya menahan nyeri dan sakit di beberapa bagian yang di pukuli tadi.
" Itu semua karena ulah Papa sendiri"
"Maksud kamu apa"? ini semua gara gara anak gadis mu yang memang tidak bisa diatur itu!
" Kenapa Papa malah menyalahkan Clarissa, gadis itu sama sekali tidak tau apa apa. justru Clarissa harus menjadi korban atas sifat mu yang dari dulu gila judi. Nada bicara Diana meninggi.
Pertengkaran keduanya sudah semakin memanas.
"Jelas ini kesalahan Anak mu.
Entah apa yang di pikirkan anak itu, mau dinikahi dengan pria kaya malah kabur.
Bagaimana aku tidak marah Ma, jika anak yang sudah diberi kesempatan untuk hidup enak malah memilih nerakaneraka untuk masa depannya.
" Neraka,,, ? Maksud Papa apa"?
" Ma, Apa anak gadis mu itu berfikir kalau dengan kabur dari acara pernikahannya dengan Pak Hartoyo dia bisa hidup enak? tidak Ma.
Gimana kalau anak buah germo itu tiba-tiba kemu Clarissa, pasti anak buah germo itu akan membawa anak kita untuk dijadikan Pelac*r Ma.
Bukankah lebih menjadi istri ke tiga Pak Hartoyo tapi hidup penuh dengan bergelimang harta. Dengan begitu hidup kita juga ikut terjamin Ma. Dari pada dia harus menjadi Pelac*r?
jawab nya dengan penuh penyesalan.
Mendengar kata demi kata yang dilontarkan suaminya, wanita itu merasa semakin marah dan juga gelisah.
Jelas tidak ada seorang Ibu yang rela anak nya hidup susah dan tidak rela anak gadis nya harus menjadi seorang pelac*r.
"Terus kita harus bahagia sekarang Pa, Mama gak mau anak satu satunya Mama dijadikan pelac\*r.
Mama juga tidak mau rumah ini disita Pa"!
" Secepatnya kita harus menemukan Clarissa Ma, kamu coba terus hubungi Clarissa. pintanya.
Keduanya diam, seolah tengah merencanakan sesuatu.
