Karena dipaksa untuk segera memiliki anak, Jovan sang CEO dari perusahaan ternama diam-diam menikah lagi. Dengan kejamnya, dia mengusir Seina selaku istri pertamanya yang dikira mandul. Namun nasib buruk pun menimpa Jovan yang mana istri keduanya mengalami kecelakaan hingga membuatnya keguguran bahkan rahimnya terpaksa harus diangkat demi menyelamatkan nyawa Ghina.
Lima tahun kemudian, Seina yang dikira mandul kembali dengan tiga anak kembar yang memiliki ketampanan mirip Jovan.
“Bunda, Oom itu milip Kakak Jelemy, apa Oom itu Ayah kita?” tanya Jelita, si bungsu.
“Bukan!” elak Seina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERGI KAMU DARI SINI!!
Ding... Dong...
“Permisi...”
“Maaf ya Ghin, saya mau ke sana dulu, kalian ngobrol saja sebentar.” Salwa pergi ke depan untuk melayani pelanggan pertamanya.
“Apa benar ini toko Flowers Jelita?”
“Ya, Bu. Ada yang bisa saya bantu?”
“Baguslah, saya ke sini mau membeli bunga jenis ini. Apakah ada di jual di sini?”
Terdengar Salwa dan Pembeli berbincang di sana, sedangkan Ghina dan Vara tampaknya diam saja. Tidak ada yang mau bicara, tetapi Vara rasanya ingin marah hingga akhirnya ia mengatakan sesuatu yang membuat Ghina terkejut.
“Sebaiknya Anda pergi saja dari sini.”
“Pergi?” ucap Ghina bingung.
“Ya, Anda sekarang juga pergi dari tempat kami.” Titah Vara dengan tatapan dingin.
“Maaf, saya ke sini dengan niat baik kok. Saya mau mengembalikan rantang Sei-” Belum selesai Ghina bicara, Vara sontak merebut rantang itu dari Ghina.
“Rantangnya sudah kembali jadi Anda pergi dari sini dan jangan pernah datang lagi.” Usir Vara menunjuk pintu keluar.
“Tapi, saya ke sini mau bekerja juga.”
Mendengarnya, Vara tersenyum kesal.
“Kerja? Apa Anda sungguh tidak tahu malu bekerja di tempat wanita yang sudah kamu lukai?” ucap Vara mencebik.
“Apa yang sebenarnya kamu katakan? Saya tidak paham sama sekali.” Kata Ghina makin bingung.
“Siapa sebenarnya dia?” pikir Ghina.
“Vara, muka kamu kok ditekuk begitu? Kamu bisa bikin Ghina takut. Sebaiknya kamu pergi mandi dan biarkan saja Gara yang mengurus Ghina. Kalau kamu bikin muka begitu, nanti tidak ada yang mau melamar kerja di sini.” Tegur Salwa.
Meskipun Salwa tidak mendengar obrolan mereka, tapi Salwa mengerti dari wajah Vara tampaknya sang adik tidak menyukai Ghina.
“Gara? Itu nama adiknya Seina, kan? Apa kau istrinya?” Tunjuk Ghina membuat mata Vara membola. Ia tahu dari Asisten Lu.
“Mau istrinya, adiknya kek, yang jelas saya bukan perempuan nakal seperti kamu yang teganya merebut suami orang lain. Pergilah dari sini, jalaang!” Bentak Vara mengejutkan Ghina.
“Tunggu, kamu salah paham!” Sergah Ghina kini merasa Vara sudah tahu sesuatu.
“Halah, tidak usah membantahnya. Mending kamu pergi dari sini....!” Bentak Vara dengan lantang membuat Salwa yang selesai di sana terkejut. Untung pembeli pertamanya sudah pergi duluan sehingga dia tidak melihat Vara yang saat ini memaksa Ghina keluar.
“Ya ampun, Vara! Kamu kenapa kasar begitu pada Ghina?” Salwa secepatnya melepaskan cengkeraman adiknya yang terlihat menyakiti pergelangan tangan kanan Ghina.
“PERGI KAMU DARI SINI!!!” Usir Vara marah.
“Ghina, tunggu!” Tahan Salwa tapi Vara menangkap tangannya sebelum Salwa menahan langkah Ghina.
“Vara, kamu kenapa sih? Ghina orangnya baik, dia tidak pernah buat masalah di sini. Kamu kenapa marah padanya?” tanya Salwa.
“Maaf, Ghina, sifat adik saya memang suka tiba-tiba meledak,” tambah Salwa ke Ghina.
“Kakak, ayo masuk!” Vara yang tersulut emosi mencoba menarik Salwa masuk.
Ghina hanya menunduk lalu berjalan pergi dengan raut wajah yang sedih. Namun tiga wanita itu terdiam mendengar teriakan dari triple cadel yang keluar dari mobil taksi.
“Onty... Onty... Tante!!” Panggil Jhansen ke Salwa, Vara dan Ghina tapi Ghina buru-buru masuk ke dalam mobil taksi membuat tiga anak kembar itu bingung apalagi Seina juga kebingung pada teriakan anaknya diabaikan.
“Salwa, kenapa Ghina pergi?” tanya Seina.
“Dia memang pantas pergi. Orangnya tidak baik dan tidak benar, Kak!” jawab Vara cepat.
Si kembar pun melongo mendengarnya.
“Tapina kemalin Tante nda pennah jahat kok. Onty jananlah bilang gitu ke Tante.” Jhansen dan Jelita tidak terima.
“Halah, anak kecil seperti kalian mana ngerti topeng rubah licik wanita itu,” celetuk Vara.
“Vara, kenapa kamu tiba-tiba marah gini? Kamu kenal sama dia?” tanya Seina.
“Ya Kak, Vara kenal dia,” jawab Vara mantap.
“Emang siapanya kamu?” tanya Salwa heran.