NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Asri

Mengejar Cinta Asri

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Poligami
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

Mengambil sebuah keputusan membuat cinta terpisah antara Sam dan Asri, adalah suatu kesalahan besar yang di lakukan Sam, saat sudah tak ada beban dalam hidupnya kini Sam berusaha mengejar cinta sejatinya, begitu banyak rintangan yang di lalui tak lupa juga saingan besar untuk memperoleh kembali cinta Asri yang sempat hilang 6 bulan lamanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KOTAK RAHASIA

Farhan tertawa kecil mendengar semangat Asri yang ingin sekali bertemu sang papah.

"Asri yang penting Kamu sehat dulu, kalau sudah 3 hari istirahat di rumah, Aku janji Akan mengantar Kamu bertemu Papah"

Asri tersenyum senang mendengar jawaban Farhan.

"Baik.. Janji ya kak"

"iya..."

Akhir-akhir ini hubungan Asri dengan Farhan semakin akrab, Farhan sering mengunjungi Asri di rumah, dan menjadi teman ngobrol Asri setiap harinya, ini semua dilakukan Farhan untuk membalas kesalahan yang pernah dilakukan ayahnya bertahun-tahun yang lalu.

begitu pun dengan Bu Anita Ia sangat bahagia Asri memiliki kakak yang sangat baik hatinya, Ia tak menyangka jika sifat Farhan berbanding terbalik dengan sifat yang dimiliki oleh Bu Dian.

Seperti biasa Chandra setiap pagi selalu sarapan dengan seluruh keluarga Rahma, sedang enak-enaknya makan Rahma mengeluh sakit di perutnya.

"Aduh.. Sakit sekali"

Chandra khawatir akan keselamatan Rahma, akhir-akhir ini Rahma sering mengeluh sakit perut.

"Rahma Kamu kenapa sakit perut lagi"

"Aku gak tahu Chan.. Apa ini efek orang hamil ya?"

Tanya Rahma yang belum pernah mengalami fase-fase kehamilan, Bu Yanti pun menjawab pertanyaan Rahma.

"Gak kok sayang, dulu Mamah waktu hamil Kamu jarang tuh sakit perut, kalau pun sakit itu usianya sudah mendekati persalinan"

Rahma hanya terdiam mendengar jawaban Bu Yanti, tak ingin berpikiran negatif Chandra mengatakan jika mungkin rasa sakit perutnya itu karena bekas tusukan pisau waktu itu.

"Bagaimana kalau kita berobat Rahma, supaya kita bisa tahu apa penyebab sakit perut Kamu"

Rahma dan Bu Yanti setuju dengan usulan Chandra, dan Bu Yanti meminta ingin ikut menemani Rahma periksa ke dokter.

"Boleh kan Chan..?"

"Ya boleh dong Mah"

Karena waktu terus berjalan Chandra kini harus berangkat bekerja, Pak Rohman dan Chandra pun berpamitan.

Saat ingin memasuki mobil Chandra bertanya pada mertuanya tentang polisi yang datang ke Retro kemarin.

"Yang Papah tahu katanya Pak Herman terlibat kasus sabotase kebakaran perusahaan milik pak Faris waktu itu"

Chandra belum tahu penyebabnya apa sehingga Pak Herman senekat itu, dan Chandra pun meyakini belum tentu juga jika Pak Herman tersangkanya, teka teki ini cukup membuat resah hati Chandra, Ia takut kasus itu ada sangkut pautnya dengan Asri.

Setelah Chandra pergi, Rahma membuka lemari untuk mengambil baju, dan ketika ingin menutup pintu lemari Rahma melihat ujung kertas putih berada dalam lipatan baju Chandra, Rahma pun penasaran kertas apa itu, dengan berani Ia mengambil lalu membukanya.

Tak di sangka isi dalam kertas tersebut ialah daftar daerah yang berada di kota bandung, sebagian daerah sudah di centang oleh Chandra dan sebagian lagi belum di centang, Rahma masih belum mengerti arti dari isi dalam kertas ini, Rahma pun semakin di buat penasaran, Ia mencoba melihat di sekelilingnya kemudian melirik kesana kemari mencari sesuatu yang dapat menemukan jawaban dari kertas ini, dan saat pandangnya ke atas plafon, tak sengaja Ia melihat kotak yang sering Chandra gunakan saat Chandra sedang mengerjakan pekerjaan Kantor yang selalu di kerjakan di rumah.

Perasaan Rahma kini menjadi tegang lalu Ia berusaha mengambil kotak tersebut, dan sekarang kotak itu sudah berada di tangannya, sebenarnya Rahma masih ragu apakah Ia harus membukanya atau tidak, namun Ia tak ingin di geluti rasa penasaran akhirnya ia memutuskan untuk membuka kotak tersebut.

Dan betapa terkejutnya Rahma saat melihat isi kotak itu, ternyata isinya adalah surat-surat bertuliskan tangan Chandra tentang perasaannya, selama Asri pergi meninggalkan dirinya.

Kini mata Rahma mulai memerah Ia tak menyangka akan menemukan ini di saat Ia yakin bahwa Chandra sudah melupakan Asri dan cintanya hanya untuk dirinya.

"Ternyata Aku salah, Chandra masih sangat mencintai Asri, bahkan Dia pergi ke bandung mencuri-curi waktu, hanya untuk mencari keberadaan Asri"

Dengan deras air mata Rahma menetes di pipinya, Rahma cukup syok membaca isi surat tersebut, apalagi ada sepenggal kata yang bertuliskan "Setengah hatinya hilang" yang artinya setengah untuk Rahma dan setengah lagi untuk Asri.

"Walaupun Kamu mengakui sudah mulai mencintai Aku, tapi tetap Aku tidak bisa menggantikan posisi Asri di hatimu Chan?"

Ucap Rahma dalam hatinya dengan rasa hati yang perih.

Rahma tak tahu haruskah marah, dan menegur Chandra atas semua ini, atau dia diam saja, ujar dalam hatinya.

Tapi walau bagaimanapun dia berpikir yang terpenting Chandra sudah menempatkan dirinya di setengah hatinya, jadi Rahma memutuskan untuk tidak membahas masalah surat ini dan isi kertas yang bertuliskan nama daerah itu.

Sesuai permintaan Sam kepada pengadilan agama, Ia ingin proses perceraiannya dengan Tini segara di tetapkan, karena jika terlalu lama di tunda takut akan banyak kejadian diluar dugaan seperti dahulu.

Dan kini surat gugatan Sam sudah sampai di kediaman rumah Herman Sanjaya.

"Permisi.. pengantar surat"

Bu Heni membukakan pintu dan menerima surat tersebut.

"Terimakasih Bu saya permisi"

Setelah pengantar surat pergi, Bu Heni langsung membuka isi surat tersebut, dan kali ini Bu Heni tak terkejut dengan isi suratnya.

"Jadi Sam benar-benar ingin menceraikan Tini"

Bu Heni segera ke kamar Tini dan memberitahukan tentang surat gugatan ini.

"Gak mungkin Mah.. Secepat itu Mah?"

Tanya Tini dengan nada yang mulai emosi.

Bu Heni sebenarnya ingin Tini cepat-cepat berpisah, seminggu adalah waktu yang lama baginya, dan kini Bu Heni tak ingin menghalangi lagi keinginan Sam yang bercerai dari Tini.

"Mah aku gak mau cerai dari Sam, Mah anak ini butuh ayahnya Mah"

Tini berkata seperti itu hanya untuk alasan semata saja.

"Mamah masih sanggup mengurus cucu Mamah, biarpun ini bukan anak hasil pernikahan Kamu, tapi Mamah janji mamah akan menyayangi anak ini dengan setulus hati"

Tini hanya dapat menangis terus saat ini, Ia pun terus memohon dan memohon pada Ibunya untuk tidak menerima perceraian ini, namun Bu Heni menolak karena kali ini Ia sudah berjanji pada Sam akan mengabulkan keinginannya.

"Mamah jahat.. Aku gak mau lihat Mamah disini, pergi Mah"

Tini yang tak bisa mengontrol emosinya kini malah mengusir sang ibu dari hadapannya, Bu Heni hanya bisa pasrah dan tak ingin menggangu putrinya untuk saat ini.

Bu Heni teringat sang suami, Ia merasa khawatir karena semalam Herman tidur di balik jeruji besi, lalu Ia merencanakan ingin menengok sang suami, tak lupa Bu Heni mengajak Tini supaya Ia tahu kondisi papahnya saat ini.

"Tini.. Kita jenguk Papah yuk ke kantor polisi"

Bu Heni mengetuk pintu sambil berbicara di balik pintu kamar Tini.

Tini merasa bersalah atas semua masalah yang menimpa papahnya, Dia pun mengiyakan ajakan ibunya menjenguk sang papah di kantor polisi, Tini pun keluar kamar berjalan keluar rumah.

"Ayo"

Karena masih merasa kesal dengan ibunya Tini hanya bicara dengan singkat.

Bu Heni tak menghiraukan situasi ini, yang terpenting Tini mau ikut dengannya, sesampainya di kantor polisi, Bu Heni meminta untuk di berikan waktu mengunjungi sang suami.

Lalu salah seorang polisi segera ke ruang dimana Pak Herman di tahan.

"Herman ada yang menjenguk"

Pak Herman langsung beranjak dari duduknya, dan berjalan dengan cepat melihat seseorang yang ingin menjenguknya.

"Mamah... Tini... Kamu disini Nak?"

Kemudian Bu Heni langsung berbicara mengenai kondisi rumah tangga Tini.

"Apa.. Jadi Sam ingin menggugat cerai Kamu, tapi kenapa bisa?"

Lalu Tini angkat bicara, soal handphone yang berada di tangan Fahmi waktu itu.

"Bodoh.. Tini.. Kenapa Kamu tidak pernah cerita sama papah soal handphone itu"

"Aku tidak pernah menyangka bahwa handphone itu akan bisa menjadi bukti untuk menangkap papah"

"Kalau begini, Papah sudah pasti akan kalah, apalagi nanti Faris dan Fahmi menjadi saksi, Tini seharusnya apapun yang terjadi sama Kamu, kamu bicara sama Papah, Kamu sampai kecolongan begini"

Bu Heni yang menyimak percakapan Mereka kini menyahuti,

"Cukup... Cukup... Papah, Tini... Papah sibuk dengan kasus kebakaran itu, lalu bagaimana sekarang soal pemerkosa Tini, Dia harus di penjara Pah, Dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya"

Herman kini bimbang jika Fahmi di laporkan kasus pemerkosaan itu, artinya Dia membawa dirinya sendiri dengan cepat menjadi tersangka.

"Sabar...Papah perlu Konsultasi dengan pengacara Papah"

Lalu Pak Herman meminta pada Bu Heni supaya mau membicarakan kasus ini kepada Sam.

"Jadi mamah harus memohon sama Sam, dan memberikan uang kompensasi kepada Faris"

"Iya Mah.. bahkan Papah akan mengembalikan perusahaan itu kembali pada tangan pak Faris"

Ide dari Herman cukup bagus, namun masalahnya apakah Sam mau mencabut tuntutannya itu.

Tini menjadi merasa bersalah, papahnya akan tersandung kasus besar seperti ini karena permintaan dirinya yang ingin membalas sakit hatinya pada Fahmi waktu itu.

"Pah.. Tini minta maaf ya, sudah sering menyusahkan Papah, Aku akan berusaha Pah untuk membantu Papah"

Pak Herman hanya terdiam memandangi Putrinya, entah apa yang Ia sedang pikirkan.

1
Nur Yawati
lnjut
Arya wijaya: Thank you Kaka atas like nya di setiap episode.. terimakasih banyak sudah mampir terus.. 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!