NovelToon NovelToon
Hamil Diluar Nikah

Hamil Diluar Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Keluarga / Romansa
Popularitas:447.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: Butterfly93_

Nadia Nata hamil diluar nikah tanpa sepengetahuan kekasihnya. Mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun. Karena janji manis dan rayuan sang kekasih, mereka melakukan hubungan yang tidak sepantasnya hingga Nadia mengandung.

Aditya Bima Mahendra, seorang CEO salah satu perusahaan terkenal milik keluarganya. Dia sudah satu tahun menjalin hubungan dengan sekretarisnya bernama Nadia Nata.

Tetapi saat mantan kekasihnya Nindi muncul kembali, satu tahun pengorbanan Nadia seolah-olah tidak berarti bagi Aditya. Dia lebih memilih Nindi dan berencana menikahinya tanpa tahu jika Nadia sedang mengandung anaknya.

Merasa dibuang dan tidak dihargai lagi. Lagi pula hubungan Aditya dan Nadia tidak mendapat restu dari orang tua Aditya karena alasan asal usul Nadia yang tidak jelas, membuat Nadia akhirnya memilih menyerah dan pergi.

Bagaiman kisah mereka selanjutnya? Ikuti ceritanya hanya eksklusif di NOVELTOON saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6. Terpaksa Menurut

Dengan angkuhnya Nyonya Sinta berkata, "Kamu jangan pura-pura sok baik. Saya tahu kamu masih tetap menempel dan menggoda anak saya, kan?!"

Napas Nadia terasa tercekat. Dia memang sempat berpacaran dengan Aditya. Tapi Pria itu lah yang lebih dulu mengejarnya. Nadia cukup tahu diri dengan kondisinya, namun saat itu Aditya berusaha menyakinkannya.

"Mulai sekarang jauhi Aditya! Kamu tidak pantas untuknya!"

Nadia menundukkan kepalanya karena tidak bisa berkata-kata lagi. Apa pun yang akan dia katakan nanti akan tetap percuma. Orang miskin seperti dirinya tidak pantas membela diri dan akan selalu direndahkan.

"Ibu..." Aditya tiba-tiba muncul dan langsung menarik tangan Nyonya Sinta. Dia bisa keluar menghampiri mereka karena Aditya sebelumnya melihat CCTV yang bisa dia lihat dari ruang kerjanya.

"Aditya, lepasin tangan ibu!"

Nyonya Sinta berusaha melepaskan genggaman tangan sang anak. Tapi Aditya tidak menghiraukannya. Dia membawa sang ibu menuju lift.

"Ibu bilang jangan membelanya!" ujar Nyonya Sinta dengan wajah sangat marah. Dia masih belum puas memberi pelajaran kepada Nadia, tetapi Aditya sudah keburu datang.

"Bu please...! Aditya tidak mau ibu membuat keributan di kantor. Aditya masih membutuhkan Nadia. Dia alah satu karyawan terbaik yang perusahaan punya."

Nyonya Sinta menghela napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar. Satu yang membuatnya tidak segera meminta Aditya memecatnya, karena Nadia sudah membantu perusahaan mendapatkan proyek-proyek besar. Selain itu, wanita paruh baya itu juga ingin sekali memamerkan pernikahan Aditya dan Nindi agar Nadia sadar di mana posisinya."

"Maafkan ibu. Ibu hanya tidak mau kamu menikah dengan wanita yang tidak jelas asal usulnya. Sekarang kamu berjanji sama ibu kalau kamu akan melupakannya dan menikah lah dengan Nindi."

Sore harinya Nadia yang lagi sibuk dengan pekerjaannya tiba-tiba dia dikagetkan oleh kedatangan Aditya. Pria itu langsung meletakkan sebuah paper bag di atas meja kerjanya.

“Nanti malam temani aku makan malam dengan klien” ujarnya.

Nadia mendongak dengan matanya yang masih terlihat sembab karena habis dimarahi Nyonya Sinta tadi. Dia tidak tahan mendengar hinaan wanita paruh baya itu.

“Baik, pak” jawab Nadia dengan suara seraknya.

Lalu dia mengambil paper bag dan melihat sekilas jika di dalamnya ada gaun berwarna hitam.

“Kalau kamu butuh ke salon, kamu bisa meminta Rama mengantarmu."

“Baik, pak” jawab Nadia sesingkat mungkin.

Aditya berdecak kesal melihat respon Nadia yang sepertinya acuh. Dia tidak terbiasa melihat Nadia memperlakukannya seperti itu. Soalnya, biasanya wanita itu pasti ada saja pertanyaan jika dia diminta melakukan sesuatu.

“Apa ibuku menyakitimu?” Aditya bertanya dengan suara pelan tapi masih bisa Nadia dengar.

“Tidak, pak.”

Pria itu menghela napas panjang, lalu berbalik meninggalkan Nadia begitu saja.

Nadia kembali melanjutkan pekerjaannya. Dia harus mempir ke salaon nanti karena dia tidak membawa peralatan make up nya. Tidak mungkin dia tidak berdandan soalnya dia ikut makan malam bersama klien nanti.

 ***

Nadia pun sudah berada di salah satu salon yang sering menjadi langganannya. Namun yang membuat Nadia merasa tidak nyaman adalah ketika Rama masih tetap saja menungguin nya di sana.

“Rama, lebih baik kamu pulang saja. Aku nanti naik taxi saja ke tempat pertemuan itu” ujar Nadia. Dia tidak mau asisten Aditya itu terganggu dengan waktunya terbuang sia-sia hanya untuk menunggu nya di sana.

“Tapi, nona…”

“Tidak apa-apa, kasihan kamu nya menunggu terlalu lama di sini.”

Nadia tidak bermaksud mengusir laki-laki itu dia hanya tidak mau saja menyusahkan asisten bos nya itu.

Rama masih tak bergeming, karena dia sudah diminta Aditya untuk menjaga wanita itu. Bagaimana bisa dia menghiraukan perintah dari atasannya.

“Rama…!” Nadia mendorong pria itu karena dia melihat Rama masih dia di tempatnya.

“Saya berjalan-jalan di sekitar sini aja, nona. Setelah selesai nanti, nona langsung hubungi saya" jawab Rama tidak mau membiarkan Nadia nanti jalan sendiri.

Nadia menghela napas. Susah memang berbicara dengan laki-laki kulkas satu ini.

“Ok, baiklah. Tapi mulai sekarang jangan panggil-panggil saya nona, Nadia saja!” Nadia pun berbalik tidak menunggu jawaban Rama.

Setelah memastikan Nadia kembali masuk ke dalam salon tersebut, Rama pun berjalan menuju salah satu café di dekat tempat salon tersebut. Dia memesan segelas capuccino dan duduk menunggu di sana.

Sepuluh menit berlalu, ponsel nya berdering. Rama langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam sakunya.

“Iya, pak?”

“Apa kalian sudah sampai?”

“Sudah, pak” jawab Rama.

“Aku ingin melihatnya. Aku akan menghubungi mu kembali lewat vidio call.”

“Tapi pak…”

Belum selesai dia ngomong, sambungan telepon mereka sudah diputus sepihak oleh Aditya. Rama jadi panik sendiri karena dia sedang tidak besama dengan Nadia. Dalam hitungan detik berikutnya, ada permintaan vidio call masuk ke dalam ponselnya.

Mau tidak mau Rama harus mengangkatnya.

“Di mana Nadia?” Pertanyaan pertama yang Aditya lontarkan.

“Nona masih di salon dan saya menunggu di luar, pak” jawab Rama jujur apa adanya.

“Bukankah aku sudah mengingatkan mu supaya kau tetap bersama nya?” bentak Aditya.

“Maaf, pak.”

“Sekarang kau masuk ke dalam salon, aku mau melihatnya” ujar Aditya memerintah.

“Baik, pak.”

Rama langsung bergegas menuju salon. Untuknya café yang dia kunjungi hanya berjarak di pisahkan satu bangunan saja. Masuk ke dalam salon dan Rama langsung mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan itu. Tapi dia tidak melihat Nadia ada di sana lagi.

“Mana dia?” tanya Aditya tidak sabaran.

“Sebentar pak, saya tanyakan dulu.”

Rama pun mendekat ke salah satu hair stylist yang tidak jauh dari pria itu.

“Nadia nya di mana, ya?”

“Ah, dia masih di dalam bersih-bersih sebentar”  jawab karyawan tersebut.

“Oke, terima kasih.”

“Pak Aditya…”

“Iya, aku sudah mendengarnya. Jangan jauh-jauh darinya. Pastikan kamu tahu ke mana dan apa yang dia lakukan.”

“Baik, pak.”

Aditya menutup teleponnya secara sepihak setelah memastikan Nadia aman. Soalnya Aditya mulai berpikir yang tidak tidak setelah Nadia keluar dari apartemennya. Terlebih setelah dia mendengar penolakan wanita itu tadi pagi.

Entah kenapa Aditya mejadi merasa takut Nadia pergi dan dia tidak bisa melihat wanita itu lagi. Satu jam lebih Nadia di salaon, akhirnya dia bersama Rama keluar dari sana dengan penampilan barunya bak model profesional. Gaun yang dibelikan Aditya tadi sangat cocok menempel di badannya. Bahkan beberapa orang yang berpapasan dengan mereka tidak segan-segan menuju kecantikannya.

“Apa kita langsung ke hotel?” tanya Nadia begitu mobil yang dikemudikan Rama keluar dari parkiran.

“Iya, non. Ah, maksud saya Nadia. Kita langsung ke tempat pertemuan karena Pak Aditya sudah menunggu di sana.”

Nadia mengangguk kepalanya. Kemudian dia mengambil ponselnya dari tas mini yang senada dengan gaunnya. Ternyata bukan hanya gaun, high heels dan tas itu Aditya belikan. Pria itu juga membeli satu set perhiasan yang sudah dikenakan Nadia sekarang.

Ada sebuah pesan baru yang belum dia baca. “Apa sudah selesai? Aku sudah menunggu mu di lobby.”

Setelah selesai membaca pesan tersebut, Nadia kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas mininya tanpa membalas pesan tadi. Nadia berpikir jika Aditya sudah tahu dari Rama. Lagi pula mereka bukan lagi pasangan yang harus selalu membalas pesan.

Karena tidak ada lagi gunanya itu bagi Nadia. Dan tidak ada juga hubungannya membalas pesan itu dengan pekerjaannya.

1
Rossmawar
lanjut
Cahaya
bukannya paragraf sebelumnya sudah mengeluarkan semua kartu Thor?
Cahaya
lah bukannya dia suruh bunuh anaknya yang belum lahir jika hamil.
bahkan sebelum tau hamil Thor?
Cahaya
bukannya mau empat tahun Thor?
Queeny Geulitz Syahputri
up
Lee Mba Young
kasian nadia, dulu di buang sekarang ngotot mau di pungut lagi tanpa mikirin perasaan nadia yg hamil dan berjuang sendiri. bgitulah laki laki gk mikir mau menang sendiri.
semoga nadia dpt jodoh yg baik gk kayak aditya itu. buang dan pungut orang seenaknya.
Rizal Zal
Kecewa
Rizal Zal
Buruk
Jannah Mumtaz
Luar biasa
Rossmawar
lanjut dong
Noona Han
Peran bapaknya aditya gak ada apa, sampai istrinya keg lepas kendali gak ada yg mantau, udah kya binatang liar yg dilepas dari kandang, gak sadar²😂🙏
Hesti Bonitinho
alur ceritanya sama bngt SMA novel sebelah..
Ifan Richaniyah
q kok sedih y liat aditya , emak ny aditya egois bgt , pen tak hiiiiiiihhhh
RATNA
maaf Thor masih menyimak alur cerita nya,🙏🙏🙏
RATNA
Lumayan
RATNA
Kecewa
Rohmi Yatun
iihh dikit amat.. double up dong Thor 🙏👍
Endah Nigel Moms Nigel
kenapa di waktu seru" nya malah kepotong muluu thour🥺🙏
Widi Widurai
halah mbelgedhes. ga kangen nindii?? kan jg pernah sempet tinggal bareng
Rossmawar
lanjut dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!