NovelToon NovelToon
My Genius Twins Baby And CEO

My Genius Twins Baby And CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / patahhati / Balas Dendam / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:39.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lunoxs

Haura, seorang gadis pengantar bunga yang harus kehilangan kesuciannya dalam sebuah pesta dansa bertopeng. Saat terbangun Haura tak menemukan siapapun selain dirinya sendiri, pria itu hanya meninggalkan sebuah kancing bertahtakan berlian, dengan aksen huruf A di dalam kancing itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MGTB And CEO BAB 26 - Misi Arrabela

Lagi, siang ini saat kedua anaknya pulang sekolah, Adam memperhatikan mereka dari seberang jalan.

Sebagai seorang pria, ia menepati janjinya pada Haura. Janji untuk tidak menemui kedua anaknya sebelum hasil tes DNA itu keluar.

Namun ada satu hal yang membuat Adam mengerutkan dahinya kala melihat kearah gerbang AIG School kala itu. Haura tak datang seorang diri, tapi bersama seorang pria.

Bahkan dapat dilihat jelas olehnya, Azzura yang berlari dan memeluk erat pria itu.

"Siapa dia?" tanya Adam langsung, tatapannya tetap mengunci kearah Haura tak berpaling sedikitpun.

Ada geleyar aneh kala melihat sang anak perempuannya memeluk erat pria lain.

"Shakir Asegaf Tuan, pedagang tersohor dari Malaysia. Dia adalah pemborong semua sayuran di perkebunan Nyonya Haura. Sudah setahun ini mereka bekerja sama, dan hubungan itu berlanjut diluar pekerjaan," jelas Luna rinci. Beberapa saat lalu, ia sudah mendapatkan semua informasi tentang Shakir.

Adam tak menanggapi apapun, kedua netranya tetap menatap lurus kepada Haura dan kedua anaknya.

Sementara di sana, Siang itu, Haura tak hanya menjemput Azzam dan Azzura seorang diri. Shakir ikut menjemput pula. Di depan gerbang sekolah, Azzura berlari dan memeluk Shakir erat dan Shakir langsung menggendongnya tinggi.

“Amang kesini? Ku kira 5 hari lagi,” ucap Azzura

yang sudah berada digendongan Shakir.

Sementara Azzam berdiri di samping sang

ibu setelah mencium punggung tangan kanan sang Amang.

“Amang hanya sebentar, ini Cuma menunggu waktu transit, setelah ini Amang  kembali ke

Malaysia,” jelas Shakir apa adanya, dan mendengar itu Azzura mencebik. Padahal

ia senang sekali ketika Shakir datang berkunjung, Shakir pasti akan banyak bercerita tentang perjalanannya berkeliling dunia, sebagai seorang pedagang tersohor, Shakir sudah banyak melalang buana ke negeri orang.

“Bu aku temui temanku sebentar ya,” pamit Azzam saat melihat Arrabela keluar dari dalam sekolah.

Haura menganguk, lalu melihat kerah kepergian sang anak yang menemui seorang gadis kecil, seperti Azzura.

“Itu Arrabela Bu, teman kami,” jelas Azzura, tak

ingin mengatakan jika Arrabela juga adalah keponakan sang ayah, yang berarti

saudara mereka pula. Azzura hanya tak ingin sang ibu terlalu banyak miliki pikiran.

“Arra,” panggil Azzam.

Arrabela menoleh dan tersenyum lebar saat melihat Azzam datang menghampiri.

"Azzam," jawab Arrabela, ia bahkan langsung mengabaikan babysisternya yang sudah menjemput.

"Jangan lupa janjimu, kamu akan menepati syarat yang ku berikan."

"Siap Tuan," jawab Arrabela seraya menunduk hormat, lalu terkekeh sendiri menertawai kelakuannya itu.

Sementara Azzam, hanya tersenyum tipis, sampai Arrabela tak bisa melihatnya.

Keduanya berpisah, siang itu, Arrabela langsung pulang ke rumah Adam.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Arrabela, masuk tanpa segan ke sebuah mansion yang nampak begitu megah. Mansion gaya eropa dengan cat warna putih.

Berbeda dengan rumah, di mansion ini dilengkapi pula dengan perpustakaan besar dan bioskop pribadi.

"Dimana uncle?" tanya Arrabela pada salah satu pelayan.

"Belum pulang Nona Muda," jawab pelayan itu tunduk.

"Onty Monic?"

"Beliau di taman kaca."

Arrabella hanya mengangguk kecil, lalu berjalan dengan anggunnya menuju ruangan yang disebutkan oleh pelayan itu.

Taman berukuran cukup besar di dalam mansion ini pula, berada di salah satu sudut dengan kaca besar sebagai dinding, tempat itu memang ruangan kesukaan Monica.

Dari awal masuk, Arrabela sudah melihat keberadaan sang tante. Ia lalu menggerakkan tangannya, membuat isyarat agar pelayan dan babysisternya yang mengantar untuk pergi.

"Tante Monic?" sapa Arrabela riang, ia bahkan sedikit berlari untuk menjangkau sang tante.

"Arra sayang, kamu disini Nak?" Monica merentangkan kedua tangannya, menyambut kedatangan Arrabela dengan sebuah pelukan.

Di dalam dekapan itu, Arrabela menganggukkan kepalanya pelan.

"Kamu dengan siapa? Mama?" tanya Monica, ia lalu menatap kearah pintu melihat apakah, Sarah ibu Arrabela ikut datang, atau Agra yang yang datang.

Tapi, Monica tak melihat siapapun.

"Tidak Onty, aku datang sendiri, rencananya aku ingin menginap disini, apa Onty mengizinkan?" Izin Arrabela, ia memasang wajahnya sepolos mungkin, agar tak banyak menimbulkan pertanyaan sang tante.

Melihat itu, Monica tersenyum, seraya mengangguk setuju. Ia malah senang ketika ada Arrabela di mansion ini.

Monica, merasa tidak sendiri.

"Uncle kenapa belum pulang Onty? inikan sudah jam pulang kantor," tanya Arrabela seraya duduk disebelah sang tante, tadi Monica sedang merapikan beberapa bunga, memotong bagian yang sudah nampak begitu tua dari cabang bunga mawarnya.

Mendengar itu, Monica hanya tersenyum kecut. Dulu bahkan saat mereka masih menikah, Adam jarang sekali pulang. Apalagi kini, saat mereka hendak bercerai, Adam tidak akan pulang kesini.

Belum sempat menjawab, ponsel Monica di atas meja bergetar. Dilihatnya ada panggilan masuk dari Darius.

Tanpa pikir panjang, Monica segera menjawab panggilan itu.

"Dua minggu lagi akan ada perjamuan makan malam di hotel Rizt Carlton, Adam jadi tamu terhormat. Malam itu, aku ingin Luna sudah ada di tanganku," ucap Darius langsung saat Monica sudah menjawab panggilannya.

Senyum Monica terbit begitu lebar, seolah kegundahannya tadi menguap hilang entah kemana.

"Baiklah," jawab Monica singkat dan panggilan itu langsung terputus.

Arrabela yang melihat itu mengeryit bingung, panggilan telepon yang aneh, pikirnya tak habis pikir.

"Sayang, Arra sebaiknya beristirahat di kamar, mandi dan setelah itu beristirahat, nanti saat makan malam kita bertemu lagi," jelas Monica, seraya mengelus pundak Arrabela dengan sayang.

Arrabella mengangguk, setuju.

Ia memang harus segera ke kamar dan melaporkan sesuatu pada tuannya, Azzam.

"Iya Onty," jawab Arrabela patuh.

Lalu ia keluar dan kembali meninggalkan Monica seorang diri ditaman itu.

Selepas kepergian Arrabela, Monica menelpon seseorang. Orang suruhannya untuk membeli obat bius lengkap pula dengan obat perangsang.

Setelah panggilan itu terputus, Monica terkekeh, lalu tergelak dengan cukup keras.

Menertawakan, hinanya nasib yang akan dialami oleh Luna.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara Arrabela, sesampainya dikamar, ia hendak langsung menghubungi Azzam. Senang sekali rasanya ia memiliki alasan untuk menelpon sahabatnya itu.

Namun belum sempat menelpon, ponselnya lebih dulu bergetar. Ada panggilan masuk dari sang paman, Uncle Adam.

"Hem? Uncle?" gumamnya lalu menjawab panggilan itu.

"Uncle?" sapa Arrabela dengan suaranya yang riang.

"Arra, kata mama Sarah, Arra menginap di mansion uncle, apa benar?"

"Iya Uncle, aku bahkan sudah berada disini, kenapa uncle belum pulang? ini sudah jam 4 sore lebih."

"Maaf sayang, uncle memang tidak akan pulang, apa Arra ingin tinggal bersama uncle? uncle sekarang berada di rumah tak jauh dari sekolahmu," terang Adam apa adanya.

Mendengar itu, Arrabela makin terheran-heran.

"Baiklah, Arra akan kesana saja, Arra memang ingin bersama dengan uncle," jelas Arrabela mencari-cari alasan. Tidak mungkinkan dia jujur mengatakan jika menjadi mata-mata Azzam, nanti misinya jadi gagal.

"Baiklah, uncle tunggu."

Dan panggilan itu terputus.

Arrabela tidak tahu, jika tadi pertemuannya dengan Azzam di gerbang sekolah terlihat oleh sang paman. Adam tersenyum kecil kala melihat itu, Adam merasa jika Arrabela sang keponakan, bisa menjadi jembatan penghubungnya untuk berhubungan dengan Azzam dan Azzura.

Karena itulah, Adam meminta Arrabela untuk ke rumahnya.

Lalu tanpa mengulur waktu lagi, Arrabela segera menghubungi Azzam.

Untunglah, di panggilan pertama itu teleponnya langsung diangkat.

"Azzam!" pekik Azzura girang, sampai-sampai Azzam menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Ucapkan salam dulu," titah Azzam dengan nada dingin.

"Hehe, maaf, Assalamualaikum Zam?" ucap Arrabela patuh.

"Walaikumsalam, bagaimana?" tanya Azzam langsung.

"Aku sudah di mansion uncle, tapi ayahmu tidak tinggal disini, dia malah tinggal di salah satu rumahnya yang lain. Sepertinya ayahmu dan Onty Monic bertengkar, sama seperti ayah dan ibumu, ibu Haura. Mereka tidak tinggal bersama," jelas Arrabela apa adanya.

"Oh iya Zam, aku sangat penasaran satu hal, apa uncle ku dan ibu Haura juga menikah? seperti uncle dan onty Monic, jadi uncle punya istri 2, begitu?" tanya Arrabela polos.

Dan mendengar itu, Azzam mendesah pelan.

Ia pun tidak tahu apa jawabannya.

1
@Heni khan 😚❤️🇵🇸
wkwkwkwk buciin akut🤣🤣🤣🤣
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
enak men, di kiro kucing opo, kucing aja di adopsi anak mau di minta😜
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
seminggu kelamaan thor, kalo udah siap panen 2-3 sudah siap panen lagi☺😁
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
mataku udah kelihatan sangarnya, berarti ga ada cantik cantik nya ya😂🤣😭😭😭
zahranieeraa
gemes plus gregett /Whimper//Whimper//Joyful//Joyful/
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
mengampuni bukan berarti tidak jadi cerai loh🫢
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
🥲🥲
ir
Luar biasa
@Heni khan 😚❤️🇵🇸
Gak Salah tuh.....kamu kale yg mencampakan suamimu
dasar jalang
Puspita Sari
rasanya ikut bahagia denger AIDA hamil . /Sob//Sob/
Mawar Merah
Luar biasa
Paidi Nisa
menarik, tapi alur ceritanya terlalu lama.
Mum Yati
ah ah
bunda n3
ayo liat adam
Mommy Kymi
yang baca ikut dag dig dug
Rani Ri
Mampir duluu,,paati seruu niy Karena udah END
Yili Fuasala
Luar biasa
Zanzan
bodoh
lies hendra
kenapa audionya jadi tidak ada?
Joel Natan Tarigan
😁😁😁😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!