Keluarga besar yang sangat berkuasa, namun memiliki beberapa pewaris yang saling bertikai untuk memperebutkan kekuasaan puncak.
Salah satu dari mereka tidak peduli bersaing dengan cara kotor sekalipun, karena di dasari dengan selalu kalah dalam hal kekuatan bertarung kelompok maupun individunya.
Keluarga berkuasa itu, adalah keluarga Button.
Keluarga ini menguasai politik, bisnis dan dunia bawah tanah.
Saking kuatnya keluarga Button yang menetap di ibukota negara Trukotan yaitu kota Katao, sehingga jika orang-orang dari keturunan keluarga besar dan kecil lainnya, mereka mendengar tentang keluarga Button langsung terkejut....
=
=
Yuk ikuti kisahnya..
Sengaja menggunakan nama negara maupun kota yang asal sebut agar imajinasi lebih liar...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wissuwe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
022 MERASA SAMA-SAMA DI TIPU
Chapter 022. MERASA SAMA-SAMA DI TIPU.
\=
Bos Steff masih menstabilkan emosinya, dia mengelap keringat dingin dengan tisu di atas meja kerjanya hingga tisu itu berhamburan ke mana saja.
Setelah itu dia masih terus mondar mandir dengan sangat gelisah, hingga akhirnya dia membentak dengan kuat.
"Komar...!" ucap dia langsung memanggil tangan kanannya.
Braakk..!
Pintu terbuka dengan cepat, hingga daun pintu kantor itu menabrak dinding dengan sangat keras.
"Bos ada apa?" ucap Komar.
Dia sangat terkejut, karena ruangan itu berantakan total! Di tambah ada pecahan dari ponsel bosnya.
Dia tadi menerima kabar untuk mencari keberadaan Riko Setiadi, namun belum berhasil melacak sehingga dia takut Bos Steff marah kara ini.
"Hentikan pencarian Riko Setiadi sekarang juga! Bilang kepada semua anggota kita jangan sampai ada orang yang menyinggung orang yang bernama Riko Setiadi dan teman-temannya! Ingat itu cepat hentikan!" bentak Bos Steff kembali.
"Baik Bos..!" ucap Komar.
Dia langsung memberikan peringatan darurat kepada orang-orang di bawahnya! Dengan pesan sekali kirim.
Isi pesan hentikan pencarian Riko Setiadi dan jangan singgung orang itu apapun yang terjadi.
Seketika pean itu masuk ke jaringan utama kelompok mereka dan menjadi perbincangan hangat di antara komunikasi dalam kelompok mereka.
"Sudah bos!" ucap Komar cepat.
"Bagus! Sekarang tugas mu, ungsikan keluarga ku di tempat baru! Buat persembunyian itu sangat rahasia." perintah Bos Steff kembali.
Komar masih bingung, namun karena dia pintar dan cakap setelah melihat kemarahan dan ke khawatiran Bosnya dia langsung paham, bahwa ini hal gawat.
Dia langsung pergi.
Setelah berita itu menyebar di saluran internal kelompok Bos Steff, nomer telfon sambungan pribadi milik Bos Steff berdering.
"Ada apa?" tanya Bos Steff masih marah.
"Bos Steff, kerja mu cukup baik! Bagus sudah berhenti mencari orang bernama Riko Setiadi aku tidak jadi mengincar kelompok kalian! Ingat jangan jaga sikap." telepon itu langsung mati setelah berbicara.
Suara itu sama persis, hati Bos Steff langsung menegang karena ini saluran internal seharusnya hanya orang-orang mereka yang tahu, namun bagaimana orang luar bisa tahu.
Braakk..!
Bos Steff langsung membanting telfon itu, sepertinya dia akan trauma setiap ada dering telfon.
"Sial, dia tahu segalanya tentang kami!" gumam Bos Steff sambil mengepalkan tangannya.
Hati yang tadinya sedikit tenang setelah mau mengungsikan keluarganya kini gundah kembali.
Yang buat dia sangat takut adalah, dia baru memberikan peringatan namun pihak musuh langsung tahu ini sangat mengerikan jika ada hewan buas yang selalu mengintai dari kegelapan.
Bos Steff terus mengutuk keras kepala Sugi, dia merasa sudah di tipu oleh Sugi.
"Sugi bajingan, aku akan membunuh mua jika terjadi sesuatu dengan keluarga ku!" geram Bos Steff saking marahnya terhadap Sugi.
*
Sedangkan di kota Emerald, di kediaman keluarga Sanggoro.
Sugi masih linglung, dia meras di tipu oleh Bos Steff! Padahal dia sudah menghabiskan banyak uang untuk meminta bantuan, namun hanya di berikan jawaban bahwa tidak ada orang bernama Riko Setiadi.
Keduanya meras sama-sama di tipu satu sama lain.
Namun untuk berurusan dengan Bos Steff, Sugi merasa masih belum mampu! Sehingga dia tidak berani meminta kembali uangnya yang sudah masuk ke tangan Bos Steff.
Secara tidak langsung seperti itulah aturan kelompok bawah tanah, jika sudah ada kesepakatan uang tidak bisa kembali.
Sugi hanya bisa mengutuk keras kepala Bos Steff, dia pikir dia yang rugi namun dari pihak Bos Steff dialah yang di rugikan.
Hingga akhirnya, Sugi hanya bisa menyesal telah mempercayai kepada mantan atasannya itu, sehingga dia berakhir di tipu seperti ini.
...****************...
Sedangkan orang yang sedang di cari, mereka sedang makan malam bersama yang lainnya.
Di ruang makan besar keluarga Setiadi, tuan Ken sedang makan bersama keluarga besar lainnya yang sedang menyambut Riko maupun teman-temannya.
Ken sedang makan, orang kepercayaan miliknya! Bisa di bilang kepala pelayan dan tangan kanannya datang menghampiri. Lalu dia berbisik kepada Ken.
"Tuan, banyak orang-orang dari kelompok bawah tanah yang mencari tuan muda! Tapi mereka semua sudah aku urus." ucap Dendi menjelaskan.
"Bagus, bereskan mereka yang ingin menyentuh Riko dan teman-temannya!" ucap Ken kepada Dendi.
Dia berucap seperti itu sambil mengangguk sekali, setelah itu dia kembali makan.
Pergerakan Bos Steff dan Sugi langsung tercium oleh keluarga Setiadi, akhirnya mereka langsung bertindak kepada kelompok mafia Bos Steff.
Sedangkan kepala Sugi keluarga Setiadi tidak memperdulikan sama sekali kelompok kecil seperti itu, apa lagi kelompok Sugi menggandeng pengusaha seperti keluarga Sanggoro sehingga keluarga Setiadi berpikir mereka tidak akan bisa menyentuh Riko Setiadi.
Sedangkan untuk Bos Steff yang kuat, keluarga Setiadi langsung bereaksi dengan mengancam keras mereka jika berani bertindak lebih jauh lagi.
Seperti Bos Steff lah kelompok kapak merah ketakutan, ketika orang besar dari kelompok kapak merah di telfon dan di mintai bantuan untuk membereskan keluarga Setiadi, mereka lebih memilih nama berlutut dan meminta maaf.
Di negara bagian timur Trukotan, keluarga Setiadi sangat berkuasa sehingga pergerakan mereka sangat rahasia.
Mereka memiliki petarung bawah tanah yang sangat banyak dan pejabat politik yang tidak terhitung jumlah di negara bagian timur! Sehingga untuk memblok informasi sangat mudah bagi mereka.
Setelah mendapatkan perintah, Dendi langsung pergi dengan cepat! Akhirnya suasana di ruang makan kembali meriah dan banyak obrolan berlanjut.
Tadi mereka diam karena menghormati kepala keluarga berbicara dengan Dendi! Sehingga mereka semua diam, meskipun tidak menguping pembicaraan itu.
Karena mereka semua tahu itu pasti penting, Berbeda dengan Alda, Dion dan Tama pendengar dia cukup jeli sehingga mereka bisa mendengar dengan jelas.
Namun mereka tidak memikirkan lebih jauh, karena keluarga wajib melindungi anggota keluarganya apa lagi Riko sekarang sudah di angkat menjadi calon penerus berikutnya.
Sedangkan Riko dia fokus makan tidak peduli dengan itu, Tama yang mendengarkan sedikit lalu fokus memilih makan mana yang akan dia makan sebanyak mungkin.
Setelah orang kembali makan, dia langsung meningkat kecepatan makanya.
Sinta yang tidak jauh dari Alda terus melirik Alda sambil memasukkan makanan terus menerus ke piring yang di pegang Alda.
"Kakak, makan yang banyak agar lebih kuat!" ucap Sinta setiap memasukan makanan itu.
Sedangkan Alda hanya bisa pasrah, sehingga makanan di piringnya trus menggunung.
"Alda aku tidak percaya ternyata kamu lebih banyak makanya dari pada aku! Sial ternyata aku akan kalah." keluh Tama setelah melirik piring Alda.
Sinta tertawa renyah, hingga membuat Alda memerah mukanya! Dia cukup malu dengan ucapan Tama itu, namun dia memilih tidak menjawab.
Sampai pada akhirnya dia berucap.
"Sinta, sudah cukup aku tidak mungkin menghabiskan ini semua." ucap Alda karena Sinta akan memasukkan makanan kembali ke piringnya.
\=
...