NovelToon NovelToon
Senyuman Kecil Untuk Maritsa

Senyuman Kecil Untuk Maritsa

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Single Mom / Janda / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:16.1k
Nilai: 5
Nama Author: zi_hafs

Maritsa tidak pernah menyangka jika nasibnya akan berubah menjadi janda..

Setelah kehilangan suaminya, Maritsa menemui beberapa rintangan dalam kehidupannya.
Bagaimana jika keluarga dari pihak mantan suami yang terus mengusik kehidupannya?

bahkan dia di ruduh merebut calon suami dari kakak iparnnya.

Mampukah Maritsa melewati semua itu?
Siapakah yang akan tetap bertahan disampingnya?

Yuk ikuti kisah Janda kuat yg satu ini..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zi_hafs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa yang Ngidam?

Tak terasa seminggu berlalu. Jatah cuti Maritsa pun sudah habis. Saatnya dia melanjutkan hidup dengan semangat baru untuk mencari nafkah demi calon sang buah hati.

"Sayang, aku pergi kerja dulu ya. Aku harus bisa melanjutkan hidup demi anak kita. Terimakasih untuk waktu yang terasa singkat ini. Aku bersyukur telah mengenalmu. Sungguh, meskipun aku merasa kecewa, tapi aku gak bisa memungkiri rasa cintaku sungguh besar, Zaf."

Maritsa mengusap foto mendiang suaminya itu. Tak terasa luluh menetes di pipinya.

Tak ingin berlarut dalam kesedihan, dia segera bangkit dan keluar kamar untuk membantu Tantenya menyiapkan sarapan.

"Wah harum banget, Bu Lek masak apa nih?" Tanya Maritsa sembari mengendus indra penciumannya.

"Bu Lek masak nasi goreng seafood kesukaan kamu Nduk. Cobain gih. Aaaak ." Hawa menyodorkan suapan ke mulut ponakannya itu.

"Hmmm masha Allah Bu Lek, pantesan Om Garry klepek-klepek sama Bu Lek, lah wong masakan Bu Lek enak banget. Asli bikin kecanduan." Maritsa menggoda Hawa sambil menaik turunkan alisnya.

Hawa yang merasa malu langsung merona wajahnya.

"Kamu ini! Sudah-sudah jangan bikin Bu Lek baper. Sini piring kamu biar Bu Lek isi yang banyak biar baby jagoan makin pinter dan kuat."

Maritsa makin terkekeh melihat Hawa yang salah tingkah.

"Ciyeee yang baper.." Maritsa terus saja menggoda Hawa. Sedangkan yang digoda hanya bisa menggelengkan kepala.

Sendok dan garpu beradu diatas piring hingga nasi goreng special itu tak tersisa sebutir pun.

"Maritsa pamit kerja dulu ya Bu Lek, Bu Lek hati-hati ya dirumah sendirian." Maritsa mencium punggung tangan Hawa.

"Kamu juga hati-hati ya nduk, Minggu depan biar Bu Lek aja yang ngantar kamu. Ingat Jangan ngebut! Tetap semangat ya cantik." Hawa tersenyum sambil mengangkat lengannya memberi semangat keponakan yang sudah dianggap anaknya sendiri itu.

Hari berganti hari harus Maritsa lalui dengan senyuman meskipun dia baru saja berduka. Rekan kerjanya pun selalu menghiburnya sehingga dia sejenak melupakan kesedihannya.

"Sa, kamu mau rujak gak? Aku pesenin ya? Sepertinya aku ngidam." Celetuk Rayyan.

"Lah gaya banget kamu pake acara ngidam segala. Emang kamu udah telat berapa bulan?" Cebik Maritsa.

"Hehehe belum berproduksi udah ditanya berapa bulan. Kamu nyindir apa menghina nih?" Sahut Rayyan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Lah kamu tadi bilangnya ngidam. Oh ya, anyway soal berproduksi, Tuh jeng Erika udah ngejar-ngejar kamu dari dulu. Kasihan kan malah kamu anggurin. Dicoba dulu lah bestie..kalau cocok kan bisa langsung tancap gas." Sahut Maritsa sambil nyengir.

"Huuh.. buat anak kok coba-coba." Jawab Rayyan manyun.

"Kamu emang gak pernah peka, Sa. Andai saja kamu mau membuka hati." Rayyan hanya berani bergumam dalam hati.

QqSebenarnya dulu dia sering mengungkapkan perasaannya, tapi selalu ditolak Maritsa dengan alasan tidak mau berpacaran. Tapi tiba-tiba saja Maritsa menikah dengan Zafran, lelaki pilihan Maritsa.

Setelah rujak yang dipesan secara online datang, Rayyan menaruhnya ke dalam kulkas yang ada di pantry kantornya agar buahnya semakin segar. Mereka berencana akan makan rujak saat makan siang nanti.

Tepat pukul 10.00 pagi, mereka pun bersiap untuk meeting dengan Direktur utama. Seperti biasa semua sangat fokus dan terkesan tegang di dalam ruangan. Beberapa pertanyaan yang dilontarkan Rendra sanggup membuat para manager menghela nafas panjang.

Setelah satu setengah jam kemudian, pintu ruangan meeting itu terbuka.

Terlihat ke-lega-an di wajah beberapa manager yang keluar dari ruangan itu.

"Huh, kapan ya si Bos bisa santai sedikit aja." Celetuk Pak Hendro, manager Quality.

"Sudahlah pak, jangan terlalu dipikirkan. Memang sudah setelan pabriknya seperti itu. Jadi gak usah diambil pusing. Hehehe." Jawab Rayyan sambil berbisik.

"Bapak-bapak yang terhormat, sudah ya, dilarang bergosip disini. Nanti si Bos dengar gimana? Bisa-bisa nanti gaji kita semua dipotong." Sahut Maritsa.

"Ya sudah kalau begitu, saya kembali keruangan saya. Pak Rayyan, nanti gosipnya kita lanjut di parkiran."

"Hahaha siap pak Hendro. Ditunggu informasi terkini nya ya!"

Hendro pun kembali keruangannya. Kini tinggal Rayyan dan Marita yang masih berdiri di depan pintu ruang meeting.

"Oh ya Sa, udah jam makan siang nih. Ayo makan rujak di ruanganmu! Udah gak sabar pengen makan yang seger-seger." Rayyan segera menautkan tangannya ke lengan Maritsa dan menariknya dengan pelan.

"Rayyan! Lepasin tangan kamu atau aku cincang!!" Ancam Maritsa.

"Galak amat Neng, Tapi abang rela dicincang demi Eneng." Rayyan semakin mengeratkan tangannya sambil mengedipkan satu matanya dengan genit.

Maritsa hanya mendengus kesal melihat tingkah sahabatnya yang seperti bocah itu.

"Astaga, aku berasa kayak nenek-nenek mau nyebrang jalan kalau dipegangin kayak gini."

"Hehehe, kalau kamu nenek, aku siap jadi kakeknya."

Maritsa tak menyahut ucapan Rayyan lagi, dia memutar bola matanya dengan malas.

***

Mereka melanjutkan acara makan rujak dengan hikmat.

"Huh hah huh haaah.." Rayyan sesekali menyeka keringat yang bercucuran di keningnya. Sedangkan Maritsa hanya icip-icip saja karena takut makan makanan yang terlalu pedas.

"Kamu beneran kayak orang ngidam, Ray." Maritsa dibuat melongo karena Rayyan sangat lahap makan rujak buah itu.

"Huuh haah, iya emang. Aku udah ngiler pengen rujak buah dari kemaren. Rasanya sekarang lega banget bisa keturutan."

Lincah sekali mulut Rayyan mengunyah buah-buahan itu, sambal yang dicolek pun sampai habis tak tersisa. Perutnya kini terasa panas dan langsung bergejolak.

"Aduh Sa.. perutku..!" Rayyan merasakan gejolak luar biasa di perutnya.

"Kenapa dengan perutmu? sakit kan? Udah tau pedes banget. Mangkanya jangan rakus Ray."

"Aduh Sa, aku udah gak tahan.. sepertinya aku mau melahirkan. Aaaa aku pergi dulu.." Rayyan segera berlari kencang menuju toilet.

"Hahaha, kapok! Belum 9 bulan, perutnya udah kontraksi. Dasar bocah tua." Maritsa terkekeh melihat Rayyan yang lari terbirit-birit dengan memegang pantatnya yang berasa mau meledak.

***

Malam ini Maritsa mengajak Hawa untuk main kerumah mertuanya.

Hawa yang sudah handal menyetir, tidak perlu diragukan lagi. Dia tidak tega jika Maritsa yang menyetir dengan perut yang sudah semakin membesar. Mau tidak mau Hawa menunjukkan skillnya dalam mengemudi.

Sekitar setengah jam, akhirnya mereka sampai di rumah mertua Maritsa.

"Assalamualaikum Ma, Pa, Maritsa datang."

Maritsa mencium tangan kedua mertuanya.

"Waalaikum salam Nak, ayo masuk dulu. Silahkan Jeng Hawa. Monggo duduk dulu."

Mama dan Papa Zafran mempersilahkan mereka untuk duduk.

"Sa, kapan kamu ada jadwal ke dokter? Mama ingin mengantarmu. Mama udah gak sabar pengen nengokin cucu jagoan Mama." Pinta Mona sambil mengelus perut Maritsa.

"Iya Ma, jagoan kecil juga udah gak sabar ketemu sama neneknya yang cantik ini.. em, rencananya sih sabtu besok Maritsa mau periksa. Nanti aku kabari lagi ya Ma."

"Iya sayang, pokoknya Mama yang antar kamu. Nanti mama jemput kerumah kamu, Ok!"

Maritsa dan Hawa tersenyum hangat melihat reaksi Mona yang antusias ingin melihat keadaan sang jabang bayi.

"Oh ya Ma, kak Zetta mana? Kok sepi?"

"Kakak kamu pergi menemui calon suaminya. Sepertinya mereka mau mencari WO yang bagus buat rencana pernikahan mereka yang diadakan tahun ini. Semoga saja kali ini berjodoh ya. Nanti kamu harus kenalan sama calonnya Zetta. Dia bekerja di perusahaan yang sama dengan Zafran loh."

"Oh ya?? Jadi calonnya kak Zetta itu temannya Zafran, Ma?" Maritsa makin penasaran dengan calon suami Zetta karena rencana pernikahan ini terkesan mendadak.

"Ya bukan teman dekat sih, cuma sekedar tau aja. Oh ya sampai lupa. Jeng Hawa monggo diminum. Maaf ya Jeng keasikan ngobrol sama mantu, jadi lupa hehehe." Mona tertawa renyah.

Mereka mengobrol banyak sampai malam tiba, setelah selesai berjamaah shalat isya', Maritsa dan Hawa berpamitan untuk pulang.

"Maritsa pamit dulu ya Ma, Pa, biar tidak terlalu malam. Salam ke kak Zetta." Maritsa kembali bersalaman diikuti dengan Hawa.

***

Di perjalanan pulang..

"Loh Nduk, memangnya kakak ipar kamu itu sebelumnya pernah menikah? Kok tadi mertua kamu bilang kayak gitu?" Hawa penasaran dengan status Zetta.

"Kak Zetta emang sudah pernah menikah Bu Lek, suaminya sangat baik hati dan penurut. Tapi entahlah tiba-tiba saja suami kak Zetta langsung mengucap talak tiga. Sampai sekarang pun aku gak tau alasannya kenapa. Aku takut menyinggung perasaannya jika aku langsung bertanya."

"Tapi Nduk, memang sekilas Bu lek lihat, Zetta orangnya kayak judes gitu. Apa cuma perasaan Tante aja kali ya?"

Maritsa hanya tersenyum kecut dan tak menanggapi pertanyaan Hawa. Dia sebenarnya tau jika Zetta memang punya perangai buruk dan selalu merendahkannya. Tapi Maritsa tak pernah membalas apa yang dilakukan kakak iparnya itu.

"Oh ya Nduk, Bu Lek mau tanya sampai lupa. Siapa teman kamu yang ganteng itu? Yang kapan hari kerumah pulang paling terakhir." Hawa tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.

"Oh itu, ada dua kan. yang mana? yang Rayyan apa Pak Rendra?"

"Yang pendiam Nduk, auranya benar-benar.."

"Benar-benar menyeramkan..Hahaha."

"Hahaha iya, serem ya Nduk. Bu Lek sampai mati kutu lihat tatapan dinginnya. Untung aja ganteng. Eh tapi yang satunya juga ganteng sih. Dia ramah. Sepertinya dia suka sama kamu Nduk. Dari tatapannya saja begitu hangat. Bu Lek yakin seratus persen, dia jatuh hati sama kamu."

"Hmm, Bu Lek jauh-jauh dari Singapura pulang ke Indonesia hanya mau jadi dukun?" Cebik Maritsa.

"Hehehe lumayan kan kalau terbukti teman kamu emang beneran suka, nanti Bu Lek bisa buka praktek di rumah kamu."

"Enak aja. Maritsa gak mau ya punya Bu Lek dukun. Apalagi sampai buka praktek. Mending Bu Lek balik aja ke Singapura aja deh. Temenin tuh Om Garry yang kesepian.

"Kok jadi nyebut-nyebut Pak Garry sih."

"Ciyeee yang kangen Om Garry. Cihuuy nanti pasti nyampe rumah langsung telpon-telponan. Ciyeee yang lagi kasmaran."

"Eh eh kenapa sekarang ganti kamu yang godain Bu Lek. Dasar yaa.. anak bandel.!"

Mereka berdua saling melempar candaan. Hawa merasa sedikit lega melihat ponakannya yang tersenyum lebar kembali.

***

1
lovely first
bagus!!
Ratna Nur
GK ad bonus chapter gitu Thor. nanggung🤭🤭🤭
zi_hafs: halo kak.. episode 53 sudah aku revisi ya.. nex episode 54 akan aku update/Kiss/
zi_hafs: halo kak, setelah dipikir ulang, sepertinya Author ingin melanjutkan novel ini. makasih ya udah ngasih saran/Grin/
total 2 replies
dinanti putri
Harusnya Mutiara Kak. Bukan Maritsa
zi_hafs: oh iya makasih koreksinya kak/Heart/
total 1 replies
Royana ayu
jadi bingung milih yang mana Thor?/Grin/
zi_hafs: pilih sesuai kata hati kak/Chuckle/
total 1 replies
Royana ayu
fix bosnya demen sama Marisa/Facepalm/
Royana ayu
visual nya mana Thor?
Royana ayu
semangat berkarya author/Good/
Ai
Nice story, Thor.
Mampir di karyaku jg ya
ɪsᴛʏ
alhamdulillah Maritsa sudah melahirkan..
ɪsᴛʏ
yg sabar Maritsa dan jadi wanita yg kuat..
ɪsᴛʏ
mantan yg gila....
zi_hafs: hihihihi sabar kak/Smirk/
total 1 replies
ɪsᴛʏ
aku mampir Thor..
zi_hafs: semoga suka ceritanya kak/Heart/
total 1 replies
Siti Munawaroh
bagus
zi_hafs: Terimakasih kakak../Heart/
total 1 replies
OBELISKC
Baca cerita ini kayak jalan-jalan di negeri dongeng.
zi_hafs: /Rose/ jalan-jalan bareng author ya ke negeri dongengnya/Heart/
total 1 replies
Bé tít
Waktu baca jadi cepat berlalu, keren abis!
zi_hafs: wah terimakasih kak, jadi makin semangat buat berkarya../Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!