Cinta Bunga Matahari

Hari belum benar-benar pergi meninggalkan kekasihnya itu, ia masih dia arena itu untuk mengawasi gerak-geriknya. Bagaimana mungkin ia sanggup untuk meninggalkannya di tempat ini, sedang tempat ini tidaklah aman bagi seorang gadis, bisa saja pria brengsek datang untuk melecehkannya di sini.

Kemudian tiba-tiba, Selim melihat Cinta bersama seorang pria yang wajahnya sangat familiar.

Wajah pria itu tampak tak asing, pikir Selim memandang ke arah Cinta yang sedang berbicara.

Oh iya, aku tahu pria itu adalah Murat, pengusaha hebat dari Turki, gumamnya dalam hati.

Tapi tunggu dulu, apa yang mereka lakukan

Hary, lihatlah! Kekasihmu bersama seorang pria di sana. Bukankah pria itu adalah pemilik motor yang dikendarai oleh kekasihmu tadi, jika kau masih mempertahankan egomu, aku yakin 1000% kekasihmu akan direbut oleh orang lain. Pria itu sangat kaya, dan ia juga sangat tampan. Apalagi ia bisa memberikan support pada kekasihmu itu, hati wanita mana yang takkan bisa berpaling. Mereka tampak akrab, OMG pria itu ingin memeluk kekasihmu, ucap Selim seolah menghasut Hary.

Kemudian dengan raut marah ia berlalu menuju dimana kekasihnya itu berada, ia seolah lupa dengan apa yang tadi ia katakan pada kekasihnya jika ia akan pergi tanpanya, lalu ia memukul wajah pria itu hingga berdarah.

Bughh, satu pukulan mendarat di pipinya.

Hai kau seenaknya saja memeluk kekasih orang, kau pikir kau siapa? ucap Hary merasa cemburu berselimut rasa marah.

Lalu, ia tarik tangan kekasihnya itu menuju parkiran mobil dan membawanya pergi meninggalkan tempat itu.

Pakai seltbel mu itu dan berpeganganlah yang kuat, aku akan membawa mobil ini dengan cepat, bukankah kau menyukai hal-hal yang ekstrim, ucap Hary seolah menyindir kekasihnya itu.

Baiklah, kita lihat seberapa cepatnya kau mengemudikan mobilmu ini, balas Cinta tak kalah sengit.

Kemudian Hary pun melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, ia merasa tertantang karena ucapan kekasihnya itu. Ia benar-benar tidak tahu harus berkata apa lagi. Bukannya merasa bersalah, malah menambah masalah, pikirnya pula.

Sudah 15 menit mobil yang ia kendarainya melaju dengan sangat kencang, namun Cinta seolah biasa saja. Tak ada raut ketakutan di wajahnya. Ia hanya bersikap tenang dikebisuan ini.

Sepertinya aku harus mengalah lagi. Wanita ini bukanlah wanita pada umumnya, jika aku tetap marah dia akan semakin memberontak, gumamnya dalam hati.

Seketika Hary mengerem mobil secara mendadak dan mobil itu pun berhenti di tepi jalan.

Hai mengapa kau tiba-tiba menghentikan mobilmu? Bukankah kau tadi lagi mengajakku uji nyali? tanya Cinta santai.

Hary seolah kehabisan oksigen mendengar ucapan kekasihnya itu, dan iapun seakan menarik nafasnya dalam-dalam untuk menetralisir perasaan yang begitu kacau.

Baby, aku rasa kita perlu berbicara secara baik-baik, ucap Hary melembut.

Mengapa baru sekarang kau mengatakannya, kemana saja kau dari tadi, balas Cinta menohok.

Baby pliss, dengarkan aku. Kau tau aku begitu sangat mencintaimu. Aku takut jika sesuatu hal terjadi padamu. Sudah seharian aku mencarimu, aku bertanya pada semua orang namun tak ada satupun dari mereka yang tau akan keberadaanmu. Entah sudah berapa kali aku menghubungi dan mengirim pesan padamu, namun tak ada balasan apapun darimu. Lalu aku ke rumahmu, berharap kau sudah berada di sana, namun kau juga belum pulang ke rumahmu, aku semakin cemas memikirkan dirimu. Hingga pada akhirnya seseorang memberi tahu keberadaanmu, jika kau sedang di arena balapan bersama seorang pria, aku begitu kecewa mendengar itu. Akan tetapi aku kubur rasa kecewa itu, karena aku mencemaskan mu. Tanpa berpikir aku pergi ke arena itu, tapi aku malah semakin syok dengan kelakuanmu yang begitu nekat. Aku hampir mati, melihatmu yang sempat di serang oleh pemain di sampingmu. Sungguh aku takut terjadi apa-apa denganmu, tapi kau sekali lagi seolah tak peduli dengan semua ini. Kau marah seakan aku yang telah salah, ucap Hary merasa sangat kecewa.

Ia tak bisa berkata apapun lagi saat mendengar semua ucapan yang dilontarkan kekasihnya. Air matanya lolos begitu saja, ia merasa menyesal telah mengabaikan seseorang yang begitu perhatian padanya. Ia berlalu memeluk kekasihnya itu.

Aku menyesal, tapi aku tidak bisa berjanji untuk hal-hal semacam ini, ucap Cinta.

Aku tidak melarangmu melakukan hal-hal yang kau suka, akan tetapi aku ingin kau berpikir sebelum melakukan hal-hal yang dianggap berbahaya, ucap Hary pula penuh kasih.

Ingatlah kau tidak bisa hanya memikirkan kesenanganmu, dan melupakan perhatian dari orang yang menyayangimu, tambahnya lagi.

Hary begitu dewasa dalam menyikapi sesuatu, meskipun rasa cemburunya seolah tak bisa ia kondisikan. Tapi Cinta begitu merasa beruntung memiliki seseorang yang begitu perhatian saat ia jauh dari orang yang ia sayang, papa dan mamanya.

Tetaplah di sampingku, meskipun aku tak ingin, ucap Cinta lirih.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di tempat lain,

Murat seolah tak bisa berpaling dari pertemuan singkatnya dengan Cinta di arena balapan tadi. Pertemuan singkat itu begitu membekas di hatinya. Sebagai seorang pria ia begitu terpesona akan kecantikan gadis belia itu. Seorang pemain wanita selevel Edgart saja, bisa bertekuk lutut di hadapannya. Sepanjang ia mengenal Edgart, tak pernah sedikitpun ia melihat bahwa ia begitu perhatiannya terhadap seorang gadis, biasanya pria itu hanya bermain-main saja, setelah bosan ia campakkan begitu saja.

Cinta sedikit berbeda dari kebanyakan wanita. Di balik wajah cantiknya, ia gadis yang tak bisa dianggap remeh oleh siapapun. Rasa percaya dirinya begitu tinggi. Ia tidak mudah ditaklukkan hanya dengan tumpukan uang. Dia bukan wanita matrealistis, seperti kebanyakan wanita pada umumnya. Dia begitu meresahkan hingga aku hampir hilang akal karenanya, pikirnya sendiri.

Tuan,

Pria yang menyerang anda tadi adalah Hary Yadgar, putra dari Tuan Yadgar pengusaha sekaligus salah satu pemilik kampus tempat nona Cinta menuntut ilmu. Aku rasa tidak mudah bagi kita untuk bermain-main dengannya. Apakah ada perintah yang lain tuan? Ucap asisten Murat.

Sebarkan video penyerangan di arena tadi, tapi samarkan wajah gadis itu. Aku tidak ingin gadis itu masuk dalam perangkap kita juga, perintah Murat ke asistennya.

Baik tuan, ucap asistennya sambil berlalu meninggalkan tuannya.

Permainan ini akan segera di mulai. Aku hanya ingin gadis itu, tapi aku hanya bisa menargetkan kekasihnya. Jika ia menang dalam pertandingan itu, aku hanya ingin dia kalah dalam permainan yang aku buat sendiri untuknya, ucapnya sambil tersenyum sendiri.

Cinta, Cinta, aku sepertinya sudah mabuk oleh pesonamu. Aku hampir gila karena tertarik dengan wanita sepertimu. Padahal masih banyak wanita yang lebih cantik darimu, tapi pesonamu seakan tak bisa tergantikan, tambahnya lagi.

...Visual tuan Murat...

...Pengusaha sukses di Turki...

...Visual Cinta di arena Balapan...