Heart Melody ( Han Jisung X Choi Lia )

...Maaf gak bisa anterin kamu pulang, soalnya Winter minta pulang bareng aku. Jangan marah, besok aku jemput seperti biasa....

Helaan nafas kasar keluar dari bibir Lia, saat membaca pesan dari Jisung.

Bukan satu atau dua kali pemuda ini mengirimi nya pesan seperti ini, tapi sering sejak mereka resmi pacaran.

"Kenapa muka nya sedih begitu?"

"Masa sih, wajah ku kayak orang sedih. Perasaan kamu ajah kali karena kita jarang bertemu". Tentu saja Giselle gak percaya dengan jawaban dari bibir Lia, di rampas lah ponsel sang sahabat di baca lah pesan tersebut, ternyata hal ini yang membuat raut wajah sahabatnya sedih.

"Kamu cemburu atau kecewa ?"

"Gak tahu, soalnya kalau nanti aku bilang cemburu kan aneh. Masa cemburu sama sepupu pacar ku, lebih ke kecewa ajah kayak nya soal nya bukan aku yang jadi prioritas utama dia".

Giselle menepuk pundak Lia, dia mengerti jawaban sahabat nya ini. "Daripada kamu sedih gak jelas begini, mau ikut aku ke daerah Gangnam lagi? Aku akan traktir kamu sepuasnya di sana", mungkin mengajak jalan jalan sang sahabat akan membuat rasa kecewa nya hilang.

"Gak usah, makasih. Aku mau pulang ajah soalnya tugas Kuliah ku banyak", dalam hati aslinya Lia ingin menyetujui ajakan Giselle. Tapi, dia gak mau terus terusan di traktir oleh sang sahabat.

Sebagai sahabat yang penuh pengertian Giselle akan mengalah. Mungkin tugas Kuliah Lia banyak jadi gak ada waktu untuk nya.

"Kalau gitu, kamu pulang bareng sama aku" Giselle mengandeng tangan Lia menuju area parkir dengan senyum ceria di wajah nya.

Lia hanya pasrah mengikuti langkah kaki Giselle, percuma kalau menolak nya.

Sesampainya di Area Parkir, Mobil jemputan Giselle ternyata belum datang. Terpaksa kedua nya menungu.

"Giselle, aku ngerasa orang itu lihatin Universitas kita terus deh" bisik Lia di telinga sang sahabat.

Jadi secara tak sengaja, mata Lia melirik ke sebrang Jalan. Di sebrang jalan, ada seseorang cowok yang duduk di atas sepeda motor nya sambil terus menatap ke arah Universitas mereka.

"Masa, sih!" Lia menyuruh Giselle untuk mengikuti gerakan mata nya.

Sebentar, Giselle kok gak asing sama sepeda motor tersebut. Dia ingat, orang itu dan sepeda motor nya pernah di lihat nya pas nganterin Winter pulang.

Dengan keberanian yang ada pada dirinya, Giselle mengandeng tangan Lia menuju sebrang jalan menghampiri sosok tersebut.

"Hai! Mas! Om! Pak! Kenapa kamu kelihatin Universitas ini? Mau Kuliah di sini? Atau mengagumi bangunan Universitas ini yang begitu megah?" Tanya Giselle berani di hadapan cowok ini. Sunguh pertanyaan absurd, membuat sosok tersebut tertawa lebar.

Lia hanyu mampu geleng geleng kepala dengan kelakuan Giselle sekarang.

"Kalian berdua kenal dengan Winter?" Tanya cowok tersebut setelah berhasil menghentikan tawa nya.

"Winter!" Ucap Giselle dan Lia secara kompak.

"Emang ada urusan apa? Mas? Om? Pak? Cari Winter? Mau macem macem za? Atau mau menculik Winter, ya? Aku laporin polisi? Gak takut masuk penjara?" Giselle ini bawaanya curiga aja sama cowok di hadapan nya kini, salah sendiri tempo lalu mencurigakan banget.

Sekali lagi, cowok tersebut malah tertawa lebar mendengar pertanyaan dari Giselle sunguh gadis ini begitu lucu di mata nya. "Tolong jangan panggil saya dengan sebutan Mas, Om atau Pak. Kenalin nama saya Lee Minho panggil aja Kak Minho biar lebih akrab. Saya cari Winter, soal nya ingin bertemu dengan nya sebentar", kembali bersikap senormal mungkin.

"Winter nya udah pulang Kak dengan sepupu nya" Lia yang menjawab pertanyaan tersebut, ada nada kecewa saat dia melontarkan kata sepupu.

Minho tersenyum kecil mendengar jawaban tersebut. "Sebentar, kamu pacarnya Jisung? Kan", meneliti wajah Lia dengan seksama. Wanita ini persis foto yang di kirim kan seseorang padanya minggu lalu.

Lia tentu saja terkejut mendengar pertanyaan tersebut. Kok bisa cowok ini tahu kalau dia kekasih dari Jisung.

"Aku culik sebentar kamu" Minho mengangkat tubuh Lia ke boncengan sepeda motor nya, baru dia naik ke sepeda motor tersebut.

"Gue, telepon Polisi! kalau loe gak turunin sahabat gue!" Kata informal keluar dari mulut Giselle melihat kejadian tersebut, dia tak mau sahabat nya di apa apain nanti.

"Imutnya, sih! Jangan telepon Polisi, ok! Telepon Jisung bilang pacarnya di bawa oleh Minho, pasti nanti dia akan nyamperin aku", mencubit pipi Giselle sebentar saking gemasnya. Baru Minho menjalankan sepeda motor nya dari sana.

Giselle memengangi pipinya, sakit karena di cubit. Tapi, dia tak peduli hal tersebut.

Mengambil Ponsel nya menghubungi Jisung.

"Ada apa?" Tanya Jisung cuek di ujung telepon.

"Lia di bawa pergi oleh seseorang cowok. Kalau gak salah nama nya tadi Lee Minho".

Sambungan telepon terputus secara sepihak, padahal Giselle mau bertanya kepada Jisung soal kejadian ini.

...****************...

"Hey! Kamu mau bawa aku kemana?" Minho tidak peduli pertanyaan dari Lia, lebih memilih fokus mengendarai sepeda motor nya.

Membela jalanan kota yang begitu padat, Minho membawa Lia ke sebuah Taman.

Lia turun dari sepeda motor Minho, membuka helm lalu mengamati daerah sekitar. Taman ini sepi banget gak banyak orang. "Ini cowok mau ngapain aku?" Batinya agak takut.

"Tenang, ajah. Aku gak akan berbuat aneh sama kamu. Soalanya kamu bukan selera ku" Ucap Minho santai sambil duduk di atas motor nya.

Rasanya, Lia pengen pukul cowok ini soalnya berani banget bicara seperti itu, lagian juga cowok ini juga bukan tipe nya. "Lalu? Kenapa kamu bawa aku ke sini?", bersiap melayangkan tinju jika cowok ini ngomong hal gak berguna lagi.

"Nama ku Minho? Nama kamu?"

Bukan nya menjawab pertanyaan Lia, malah ngajak kenalan. "Nama ku Lia" jawab gadis ini dengan wajah malas.

"Kalau teman kamu? Yang gemesin tadi nama nya siapa?" Minho tertawa lebar mengingat kelakuan lucu Giselle tadi.

"Kamu harus jawab pertanyaanku. Kenapa bawa aku ke sini? Bukan mengahlikan topik pembicaraan kita". Lia melirik ke arah kanan dan kiri mungkin ada kayu gitu buat mukul wajah sok ganteng Minho.

Cewek yang di bawah nya ini begitu galak buat Minho binggung. Kok, Jisung bisa suka sama cewek kayak gini. "Buat mancing Jisung ketemu aku. Ada hal yang harus kami bicarakan berdua", ucap nya sendu.

Ada masalah kah antara Jisung dan Minho ? Nanti Lia akan tanya langsung kepada sang Kekasih.

Pucuk di cinta ulam pun tiba.

Akhirnya, Jisung datang juga ke Taman tersebut.

Memarkirkan sepeda motor nya tak jauh dari sepeda motor Minho. Membuka helm nya, turun dari motor langsung memeluk Lia yang berada di sana.

"Sayang, kamu gak apa apa kan?" Jisung begitu khawatir dengan Lia. Untung orang nya bisa segera melacak keberadaan mereka berdua.

Minho yang melihat pemandangan tersebut merasa risih aja.

"Aku gak apa apa, Jisung" ucap Lia setelah Jisung melapaskan pelukan nya.

Jisung menyuruh Lia bersembunyi di belakang badan nya, tentu saja gadis itu menuruti nya.

"Kenapa!? Loe menculik Kekasih!? Gue!? ", tangan Jisung sudah mencengkram kerah jaket Minho.

Ekspresi Lia kaget melihat adegan ini, dia tak menyangka seorang Jisung yang penuh perhatian kalau marah menakutkan.

Minho menyingkirkan tangan Jisung dari kerah jaket nya. "Gue cuma mau jelasin salah paham antara kita berempat di masa lalu".