Menjadi bungsu dari kedua kakak kembarnya bukan perkara mudah bagi Aleta. Memiliki kedua kakak kembar yang memiliki dua sifat berbanding terbalik membuat kesabaran Aleta sering diuji.
Belum lagi masalah yang menghampirinya sejak usianya bahkan belum genap 5 tahun membuat trauma tersendiri bagi gadis cantik itu. Trauma yang membuatnya memiliki sosok lain dalam tubuhnya. Menjadikan Aleta sosok baru dan misterius.
Aleta Queenby Elvina Izhaka, sosok rapuh yang memeluk dirinya sendiri tanpa bercerita pada siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4
"Hai Kak, kenalin aku Cecil" gadis bername tag Cecilia Amanda itu menyodorkan tangannya didepan Alex.
Seperti yang diharapkan Alex hanya menatap datar uluran tangan didepannya, menyambutnya saja tidak. Hanya anggukan kecil yang Cecil dapatkan, membuat gadis itu tersenyum canggung.
"Sini duduk dekat Kakak" Mona meminta Cecil duduk didekatnya.
Cecil adik kelas mereka yang kebetulan dekat dengan Mona, bahkan dimana ada Mona pasti ada Cecil disana. Cecil juga cukup dimanjakan di circle Athaya karena dirinya termasuk yang paling muda.
"Kamu suka Alex? " bisikan Mona membuat pipi Cecil memerah.
Cecil mengangguk singkat dan menyembunyikan wajahnya dibalik punggung Mona.
"Lucu banget sih" Mona tertawa melihat tingkah Cecil.
Yang lain hanya memperhatikan interaksi Cecil dan Mona. Ada-ada saja dua gadis ini jika sedang berkumpul, Mona senang sekali menggoda Cecil hingga membuat gadis itu salah tingkah.
Hingga candaan mereka terhenti ketika Alex mendongakkan kepalanya membuat seseorang yang hendak melintas menghentikan langkahnya. Wajahnya datar, namun memiliki daya tarik sendiri. Bola mata biru yang menatap Alex intens itu selalu membuatnya tenggelam begitu dalam hanya dengan tatapannya.
"Mau kemana? " suara bariton terdengar lembut membuat Cecil mengerjapkan matanya menatap Alex penuh damba.
"Gerah" singkat, itulah Aleta. Bukankah tadi gadis ini sedang menggoda para sahabatnya.
Sedangkan dibelakang Aleta, ketiga gadis yang sejak tadi mengejarnya tiba-tiba menghentikan langkahnya melihat apa yang terjadi didepannya.
"Pantes itu anak gak ikut gosipin anak baru" Bella mencebik kesal.
"Sudah kenal rupanya" Paula menganggukkan kepalanya pelan.
"Tapi kok beda" Lisa memiringkan kepalanya.
"Apanya beda? "
"Ya beda aja, mereka kayak orang punya hubungan"
Kembali pada Aleta yang masih setia menatap Alex datar. Menghembuskan napas pelan berkali-kali.
"Minggir"
"Enggak"
"Minggir"
"No"
"Minggir" Aleta mulai melotot dan sialnya itu terlihat lucu di mata Alex.
Tidak hanya Alex, beberapa teman Athaya juga harus menahan gemas melihat Aleta melotot ke arah Alex. Dengan mata membulat lucu, jangan lupa pipi yang chubby itu sedikit menggembung karena kesal.
Aleta menajamkan tatapannya, bahkan saat ini ekspresinya semakin dingin. Bukannya takut, Alex malah terkekeh sebelum akhirnya menyingkir dari hadapan Aleta.
Aleta memandang sinis sebelum berlalu dari hadapan Alex. Namun sebelumnya, Aleta menghadiahi Alex dengan tendangan kecil di tulang keringnya. Bukannya mengaduh kesakitan, Alex hanya tersenyum kecil serata menggelengkan kepalanya.
"Kak Alex kenal sama kakak galak itu? " tanya Cecil dengan tatapan polosnya.
"Kok bisa lo manggil Aleta kakak galak? " Aldeon bertanya dengan salah satu alis yang terangkat.
"Kakak itu memang galak, berapa kali Cecil sapa tapi gak pernah direspon"
"Maafin adek gue" Athaya bersuara kali ini.
"Bukan Kak Atha yang salah, ngapain kakak minta maaf. Cecil gak papa kok, mungkin kakak galak itu lagi badmood waktu Cecil sapa" Cecil berkata dengan senyum riangnya.
"Lucu banget sih Cil" Ady mengusak gemas rambut Cecil.
"Kak Ady, rambut Cecil berantakan" teriak Cecil sebelum berlari mengejar Ady.
"Itu anak berdua kalau ketemu pasti gitu" Difan menggelengkan kepalanya melihat Ady yang masih saja usil jika bertemu Cecil.
Sedangkan disisi lain, Aleta menatap sahabatnya jengah karena sejak tadi mencecar dirinya soal Alex.
"Nanya lagi gue tonjok kalian" Bella, Lisa dan Paula langsung diam seketika. Karena mereka tahu, Aleta tidak pernah main-main dengan ucapannya.
Aleta langsung berlalu begitu saja dari hadapan mereka setelah berganti dengan seragam sekolahnya.
"Aleta sensi amat sih" Bella mencebik kan bibirnya.
"Kaget gue, ini pertama kalinya gue liat Al begini"
"Al mungkin dingin, tapi ini lebih ke nahan kesel gak sih. Haish, siape sih itu si Alex Alex, berani banget bikin mood peri gue berantakan" Lisa memulai kelas mengomelnya hingga tanpa sadar jika dirinya ditinggalkan oleh Bella dan Paula.
"Biaaan" Aleta memanggil siswa yang sedang membawa beberapa buku ditangannya itu.
"Apa sayang? " Albian Ibrahimovic, kembaran Aldeon Ibrahimovic yang begitu memanjakan Aleta.
"Tau ah" Aleta malah menghentakkan kakinya sebelum berjongkok didepan Albian.
"Kenapa sih? " Albian tertawa kecil melihat tingkah Aleta.
"Gak tau kesel"
"Bangun dulu yuk, Bian susah ini loh"
"Ndak mau"
"Sayang? "
"Bian ih, aku lagi kesel" Aleta bangkit dan melotot lucu dihadapan Albian.
"Iya iya kesel, sekarang masuk kelas dulu, nanti pulangnya ke mall"
"Jajan? " tatapan kesal yang Aleta layangkan tadi berubah menjadi tatapan berbinar saat mendengar ajakan Albian.
"Iya sayang iya, ayo masuk kelas dulu"
"Janji dulu"
"Iya janji, sekarang masuk kelas. Jadi anak baik, jangan banyak tingkah" Aleta menganggukkan kepalanya patuh. "Ayo aku antar"
Dengan senang hati Aleta melingkarkan tangannya di lengan Albian yang tidak memiliki aktivitas.
"Aleta kelihatan normal pas sama Albian doang kayaknya"
"Albian kayaknya beneran pawang si Al deh"
"Adem kalau liat mereka berdua"
"Mereka ada hubungan apa sih? "
Bisik-bisik para siswa terhenti kala melihat Athaya dan teman-temannya berdiri tak jauh dari sana. Mereka bisa memastikan jika Athaya melihat interaksi adik kembarnya dengan kembaran mantan pacarnya. Bahkan disana juga ada Aldeon yang menatap Aleta dengan tatapan tak percaya.
Kenapa pas bareng gue lo dingin banget, Al. Giliran bareng abang gue lo sehangat dan semanja itu. Batin Aldeon melihat interaksi keduanya.
Gue juga pengen lo manja gitu ke gue, dek. Batin Athaya.
"Deon, Albian pacaran sama Aleta? " Mona benar-benar tidak membaca situasi saat menanyakan itu.
"Bukan urusan gue" Aldeon berlalu begitu saja meninggalkan para sahabatnya.
"Lain kali kalau mau tanya lihat situasi dulu, Aldeon lagi mode senggol bacok" Dafin ikut berlalu begitu saja.
Athaya hanya menghela napas pelan sebelum akhirnya menyusul kepergian Aldeon dan Dafin. Yang lain hanya menatap heran pada tingkah tiga orang itu. Mood mereka seakan berubah drastis hanya karena melihat kedekatan Aleta dan Albian.
"Mereka kenapa sih! " Cecil mengerjapkan matanya polos.
"Sudah ayo balik ke kelas masing-masing" suara Ady menginterupsi mereka yang masih asik dengan pikiran masing-masing.
"Lo masih mau disitu, Lex? " seru Ady.
Tanpa menjawab seruan Ady, Alex langsung melangkahkan kakinya menyusul Ady yang sudah cukup jauh didepannya.
Alex berjalan dengan ekspresi datar dan dingin andalannya. Namun itu menjadi daya tarik tersendiri bagi para siswi yang melihat Alex.
"Aduh" Alex menghentikan langkahnya dengan cepat.
Alex hanya menatap datar Cecil yang terduduk dihadapannya, bahkan tidak membantunya untuk berdiri.
"Kak Alex, Cecil minta tolong" Cecil bersuara seakan-akan dirinya terluka, padahal hanya terjatuh. Entah itu disengaja atau tidak.
Alex melambaikan tangannya pada salah satu siswi yang berdiri tidak jauh darinya. Kebetulan juga siswi itu menatap kearah dirinya dan Cecil.
"Bantu dia" setelah mengatakan itu Alex langsung melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Sedingin itu memang seorang Alexander De Luca.
