Psikopat Gila Jatuh Cinta

\=\=\=\=\=\=\=\= • Next Story • \=\=\=\=\=\=\=\=

Barra sudah siap dengan motor sportnya, ia akan pergi malam ini melakukan balap untuk mencari pelampiasan emosinya.

Brummm....Brummm.....

Sementara keempat bujang sudah menunggunya di dalam arena sirkuit. Leonardo, Bastian, Gabriel dan Wildan menunggu kedatangan Barra.

Malam ini, Barra akan melawan Excel kembali karena Excel selalu merasa senang jika berhadapan dengan Barra. Walaupun, ia selalu kalah dari Barra tapi ia mengakui kemampuan Barra memang patut di contoh dan di acungi jempol.

"Ada apa dengan Barra tumben sekali dia ingin bertanding malam ini" tanya Leonardo.

"Gue juga nggak tahu biasanya dia ada masalah kalau sudah nyuruh gue cari lawan buat dia" jawab Gabriel.

"Apa ada hubungan dengan Michael" sahut Wildan.

"Hmmm bisa jadi Barra moodnya selalu buruk jika berhubungan dengan anak itu" sahut Gabriel.

Brummm...Brummm...

Yang mereka tunggu-tunggu akhirnya sampai, Barra membuka helm full face miliknya lalu ia menatap Gabriel.

"Gimana? " Tanya Barra pada Gabriel.

"Aman lawan lo Excel kali ini" Balas Gabriel.

"Dia lagi, taruhannya?" Sahut Barra.

"Seperti bisa 10 juta" ucap Gabriel.

"Oke Lo atur aja, kita mulai sekarang" Ucap Barra dengan santai memakai kembali helm full face miliknya.

Brummm...Bruummm...

Bunyi motor sport milik Barra dan Excel bersahut-sahutan hingga seorang gadis dengan pakaian mini membawa sapu tangan di tangan kanannya.

Barra sudah fokus pada jalanan dan trik apa yang akan ia gunakan untuk mengalahkan Excel. Sedangkan Excel malah fokus pada gadis yang kini berada di tengah-tengah motor mereka dengan jalan melenggak-lenggok gadis itu beberapa langkah kini berdiri di depan motor milik Barra dan Excel.

"Barra jika lo menang lagi, apa ceweknya boleh buat gue lagi Bar" Ucap Excel.

Barra menoleh saat Excel berbicara mengenai cewek padanya, Barra sama sekali tidak melihat siapa cewek yang ada di hadapannya.

Mata Barra membulat sempurna ketika melihat siapa gadis yang menjadi grid girls dengan pakaian mini. Barra langsung menatap tajam Excel kemudian ia memanggil Wildan untuk mendekat.

Wildan yang di panggil langsung sigap mendekati Barra. Tanpa mengeluarkan suara Barra masih menggunakan helm full face miliknya ia memberikan arahan pada Wildan.

Wildan langsung menatap arah yang di tunjuk oleh Barra. Wildan juga kaget dan terkejut saat mengetahui seseorang yang kini menjadi grid girls itu.

Wildan hanya mengangguk sebagai balasan. Kemudian Wildan kembali ke barisan penonton sambil memperhatikan gadis yang yang kini akan memulai proses pertandingan balapan itu.

"Gila itu yang jadi grid girls bodynya bagus ya, tapi gue seakan pernah lihat di mana?" ucap Bastian sambil berpikir.

"Tunggu, gue kayak kenal sama itu cewek" sahut Leonardo.

"Itu Winda mantannya Barra" ucap Wildan.

Sontak membuat ketiga bujang di sampingnya menoleh pada Wildan. Ketiganya di buat kaget dan tak percaya jika mereka akan bertemu lagi dengan Winda masa lalu Barra yang sudah lama mereka lupakan.

"Gila, itu Barra bisa fokus nggak ya balapnya" ucap Gabriel.

Wildan yang mendengarkan ucapan Gabriel hanya mengangkat kedua bahunya. Leonardo dan Bastian juga sama khawatirnya dengan Gabriel. Pasalnya Winda adalah cinta pertama Barra dan karena sesuatu Winda meninggalkan Barra.

"Semoga Barra fokus, gila aja 10 juta lenyap" ucap Bastian yang langsung mendapat pukulan di kepala oleh Leonardo.

"Gila lo bukan masalah uangnya ini masalah perasaan bego" ucap Leonardo.

"Kenapa itu cewek bisa jadi grid girls sih" Lanjut Leonardo menatap pada Winda yang sedang duduk di bangku penonton.

"Gue udah suruh orang buat menyelidiki dia" ucap Wildan tiba-tiba.

"Barra yang suruh lo" tanya Leonardo. Dibalas anggukan kepala oleh Wildan.

Leonardo tiba-tiba mengepalkan kedua tangannya, Entahlah Leonardo terlihat tidak suka ketika Barra kembali memperhatikan masa lalunya.

Sementara Barra dan Excel masih saling susul menyusul di arena sirkuit. Saat ini Barra masih memimpin klasemen sementara.

Tiba-tiba Wildan mendapatkan ponselnya bergetar dan itu membuat Wildan mengambil ponselnya ternyata yang menelepon adalah Arlleta.

Wildan sedikit menjauh dari keramaian dan meninggalkan Leonardo, Bastian dan Gabriel. Wildan mencari posisi yang aman untuk berbicara dengan Arlleta.

Selang beberapa menit kemudian Wildan kembali dengan tatapan rumit dan raut wajah yang sulit dimengerti.

"Lo kenapa?" tanya Bastian pada Wildan.

"Gimana caranya gue ngomong, Arlleta lagi butuh bantuan kita guys dia di tahan di kantor polisi" ucap Wildan.

"Gue aja yang kesana biar lo pada nyusul ntar, kasih tahu Barra" ucap Leonardo.

"Nah gue ikut lo deh, mana tahu gue di butuhin disana" Sahut Bastian.

"Oke, Lo ikut sama gue ke kantor polisi. Will jangan lupa kasih tahu Barra" ucap Leonardo mengingatkan kembali sebelum meninggalkan arena sirkuit bersama Bastian.

Setelah kepergian Leonardo dan Bastian, tak lama sorak-sorai menghiasi lapangan sirkuit pasalnya lagi-lagi Barra menjadi pemenang balapan malam ini.

Gabriel dan Wildan langsung menghampiri Barra. Bara masih asik dengan kemenangannya ia bersalaman dan berjabatan tangan dengan Excel dan teman-temannya.

Saat Wildan ingin buka suara, Langkah Wildan langsung terhenti saat melihat gadis yang bernama Winda itu mendekati Barra.

"Woi itu Barra di dekatin itu cewek yuk kita kesana" ucap Gabriel menarik lengan Wildan.

"Lo nggak lihat Barra kesenangan gitu, yang adak kita kena semprot" ucap Wildan.

"Bodo amat lah gue cuma mau bilang sama Barra tentang Arlleta, selebihnya itu urusan dia" ucap Gabriel di ikuti Wildan di belakangnya.

Wildan dan Gabriel sudah ada di hadapan Barra, Tapi Barra masih asik mengobrol dengan Winda seperti sedang mengulang masa lalunya.

"Barra" panggil Wildan

"Hmm... Nanti aja, gue masih ngomong sama Winda" balas Barra dengan santai tanpa melihat wajah Gabriel dan Wildan.

Wildan lalu menatap Gabriel, apa yang ia perkirakan ternyata benar Barra sedang asik dengan dunianya. Gabriel yang paham langsung maju satu langkah kedepan Wildan dan berusaha menarik tangan Barra.

"Barra gue mau ngomong serius sama lo bisa" ucap Gabriel

"Ngomong aja Gab" balas Barra dengan santai masih fokus melihat Winda di hadapannya.

"Lo anggap gue sahabat lo nggak sih, kalau di ajak ngomong itu lihat ke sini Barra jangan sibuk melihat masa lalu" ucap Gabriel sambil menyindir Winda yang terlihat tidak suka dengan Gabriel.

"Lo apaan sih Gab, nggak usah gitu juga ngomongnya kasihan Winda" jawab Barra seolah membela Winda.

"Jadi Lo lebih pentingin ini cewek dari pada mendengarkan apa yang ingin gue sampaikan ke lo Bar" Balas Gabriel sedikit emosi dengan sikap Barra.

"Ngomong yang jelas lo, kalau nggak penting mending ntar aja deh" sahut Barra dengan nada tegas.

"Nggak perlu, udah nggak penting buat lo kayaknya. Ayo Wil kita berangkat sekarang" ucap Gabriel meninggalkan Barra dengan kesal.

...****************...

...****************...

...****************...