NovelToon NovelToon
Menikahi Tuan Danzel

Menikahi Tuan Danzel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:231.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aquilaliza

Penyelamatan yang dilakukan Luna pada seorang Kakek membawanya menjadi istri dari seorang Danzel, CEO dingin yang tak memepercayai sebuah ikatan cinta. Luna yang hidup dengan penuh cinta, dipertemukan dengan Danzel yang tidak percaya dengan cinta. Banyak penolakan yang Danzel lakukan, membuat Luna sedikit terluka. Namun, apakah Luna akan menyerah? Atau, malah Danzel yang akan menyerah dan mengakui jika dia mencintai Luna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berkeliling Rumah Danzel

Luna duduk diam di ruang keluarga sembari menonton televisi. Dia tidak ada pekerjaan sama sekali setelah membantu kedua ARTnya membersihkan rumah. Itu pun diizinkan karena dia terus memaksa. Kedua pelayan itu tadinya mati-matian menolak Luna untuk membantu pekerjaan mereka.

"Aku sangat bosan," gumamnya. Luna mematikan televisi kemudian beranjak menuju dapur, menemui bibi Berna dan bibi Marry.

Kedua pelayan itu yang sedang duduk beristirahat langsung terbangun ketika melihat Luna. Keduanya menundukkan kepala menyapa Luna.

"Apa yang kalian lakukan? Tidak perlu terlalu bersikap formal padaku. Anggap saja aku seperti putri kalian," ucap Luna.

"Maaf Nyonya, membuat anda tidak nyaman," ucap Bibi Berna.

"Sudahlah, lupakan saja," ucapnya. "Oh ya, apa aku bisa meminta tolong?"

"Bisa Nyonya. Apa yang Nyonya ingin kami lakukan?" tanya Bibi Marry cepat.

"Temani aku keliling rumah ini, ya?"

Kedua peleyan itu dengan antusias mengangguk. Mereka pun menemani Luna berkeliling rumah tersebut. Pertama yang mereka lakukan adalah mengelilingi bagian dalam rumah. Bibi Marry dan Bibi Berna menjelaskan bagian-bagian rumah tersebut dengan baik pada Luna.

Luna mengangguk paham dengan semua pejelasan kedua pelayan tersebut. Tapi, dia penasaran tentang kedua orang tua Danzel. Tidak ada satupun bagian dari rumah itu menyimpan kenang-kenangan tentang kedua orang tua Danzel. Walaupun dia tahu bagaimana hubungan Danzel dengan kedua orang tuanya, tetap saja mereka adalah orang tua Danzel. Sedikit tidaknya, masih ada sisa kasih sayang dalam hati Danzel untuk mereka. Namun, dia tidak melihat sedikitpun potongan kenangan itu, seperti foto atau kamar ayah dan ibu Danzel.

"Eemm... Apa aku boleh bertanya?" ucap Luna tiba-tiba, ketika mereka berjalan menuju area kolam renang. Membuat kedua wanita itu menjawab serentak.

"Kenapa di rumah ini tidak ada foto atau apapun tentang orang tua Danzel?"

Kedua wanita itu terdiam sambil meneguk ludah. Bibi Berna menatap Bibi Marry dengan tatapan yang sulit di artikan. Sementara Bibi Marry, dia menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya.

"Saya tidak tahu pasti kenapa tidak ada foto atau kenangan apapun tentang orang tua tuan di rumah ini. Marry lah yang tahu sedikit lebih banyak dariku," ucap Bibi Berna.

Luna langsung menatap Bibi Marry yang kini menunduk. Wajah wanita itu terlihat sendu. Luna menarik nafasnya lalu tersenyum tipis. "Jika Bibi tidak ingin cerita, tidak apa-apa."

Mendengar itu, Bibi Marry langsung mendongak. Membuat matanya menatap wajah cantik Luna.

"Nyonya, bukannya saya tidak ingin cerita. Tapi, tuan melarang siapa pun berbicara tentang tuan besar dan nyonya besar di rumah ini. Tapi, saya akan tetap menceritakan pada Nyonya."

Luna mengangguk dan tersenyum tipis. Dia sudah mendengar sebagian cerita tentang Danzel dari kakek Berto. Dan sekarang, dia serakah ingin mendengarkan lagi dari Bibi Marry. Luna mengajak kedua wanita itu duduk di kursi yang ada di pinggir kolam.

Bibi Marry mulai menceritakan apa yang dia ketahui tentang Danzel. Dia bekerja di kediaman orang tua Danzel selama 2 tahun. Dan dia tahu cukup banyak tentang hidup Danzel. Hingga akhirnya, perpisahan antara kedua orang tua Danzel terjadi. Saat itu, kakek Berto marah besar. Dia membawa Danzel pergi dan Bibi Marry ikut serta. Hingga sekarang, wanita itu masih setia bekerja bersama Danzel.

"Rumah ini milik tuan Danzel, Nyonya. Dia pindah kesini saat usianya 18 tahun. Dan di rumah ini, dia melarang semua orang berbicara tentang orang tuanya, termasuk segala sesuatu yang mengingatkan dia pada orang tuanya."

Hati Luna sedih mendengar kisah Danzel. Suaminya itu memiliki masa kecil yang buruk. Dia berjanji dalam hati, dia akan memberikan banyak perhatian dan akan selalu ada untuk Danzel.

***

Setelah berkeliling dan beristirahat, Luna kembali membantu kedua ARTnya menyiapkan makan malam. Dia tersenyum bahagia sambil menata makanan di meja makan.

"Nyonya terlihat sangat bahagia."

"Iya, Bi. Aku tidak sabar menyambut Danzel pulang," sahut Luna.

Tidak apa-apa orang lain menganggap dia kecentilan. Dia hanya ingin memberikan yang terbaik untuk Danzel, meskipun belum ada perasaan apapun untuk Danzel.

Setelah selesai menata makanan, Luna bergegas kembali ke kamar. Gadis itu membersihkan diri dan sedikit memoleskan beberapa produk kecantikan ke wajah dan beberapa bagian tubuhnya. Setelah berpakaian, Luna keluar kamar untuk menunggu Danzel kembali.

Satu jam berlalu, namun Danzel belum juga kembali. Mengusir rasa bosannya, Luna memainkan handphonenya. Namun, Danzel masih belum pulang juga.

"Nyonya, sebaiknya Nyonya makan terlebih dulu saja. Tuan mungkin saja lembur," ucap Bibi Berna. Wanita itu bersama Bibi Marry berdiri tak jauh dari sofa yang diduduki Luna.

"Apa dia biasa seperti ini?"

"Iya, Nyonya. Tuan akan pulang larut jika pekerjaannya menumpuk," sahut Bibi Marry. "Terkadang, tuan kembali di saat saya dan Berna sudah kembali ke asrama." Luna mengangguk. Dia tahu, asrama yang Bibi Marry maksud adalah tempat tinggal kedua ART tersebut. Danzel memang menyiapkan rumah penginapan di halaman belakang rumah, khusus untuk dua pelayan tersebut.

"Tidak apa-apa. Aku akan tetap menunggunya. Tapi, jika kalian lapar, makanlah dulu. Kalian juga boleh kembali ke asrama," ucap Luna lembut.

Bibi Berna dan Bibi Marry saling menatap. Sebenarnya, jam kerja mereka sudah lewat. Seharusnya mereka sudah kembali sejak sejam yang lalu. Tapi, mereka tidak tega meninggalkan Luna sendiri.

"Tidak Nyonya, kami akan tetap di sini bersama Nyonya hingga tuan kembali," ujar Bibi Berna.

"Tidak. Kalian kembali lah ke asrama."

"Tapi Nyonya—"

"Bibi Marry, kalian berdua jangan khawatirkan aku. Aku bisa sendiri. Kalian pasti sangat lelah bekerja seharian ini. Pergilah istirahat."

"Nyonya—"

"Tidak ada tapi. Kalian harus menurutiku. Pergilah istirahat. Aku akan baik-baik saja."

Bibi Berna dan Bibi Marry mengangguk pelan dengan perasaan tak enak. Kedua wanita itu bergegas meninggalkan Luna di ruang tamu sendirian.

Setelah kepergian kedua pelayan itu, Luna menarik panjang nafasnya. Dia kembali memainkan handphonenya sambil menunggu Danzel. Dia benar-benar belum menyentuh makanan sama sekali. Hingga tanpa sadar, dia memejamkan matanya dan terlelap.

Pukul 11 malam, Danzel kembali. Langkah lebar Danzel melewati ruang tamu. Namun, seketika langkahnya berhenti saat mendapati Luna tertidur di sofa. Laki-laki itu diam memperhatikan Luna yang terlelap. Dan sekarang dia sadar, Luna sedang menunggunya. Tapi, meskipun begitu, Danzel acuh dan berjalan begitu saja menuju kamarnya tanpa membangunkan Luna.

"Tidur saja kau di sofa. Aku tidak peduli!" gumam Danzel sambil menaiki tangga menuju kamarnya.

Laki-laki itu segera menuju kamar mandi setelah tiba di kamar dan beristirahat beberapa menit. Laki-laki itu kemudian keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang terasa lebih segar.

"Akhirnya aku bisa merasakan ketenangan lagi," gumam Danzel sambil memasuki walk in closet. Tak lama kemudian dia keluar dengan stelan tidurnya. Dia lalu membaringkan tubuhnya di tengah-tengah kasur sambil merebahkan kedua tangannya, seolah tidak ingin orang lain menempati sisi kiri dan kanannya.

"Seharunya aku bisa setenang ini setiap malam," gumam Danzel, kemudian perlahan memejamkan matanya.

1
Rai
gak twins ya...
Mamake Zahra
mampir thor kelihatannya seru durasinya panjang 👍👍👍
Yolanda_Yoo
🥰🥰
rosalia puspita
Luar biasa
Rai
disokong
Rai
jadikan anak danzel dan Luna twins ya Thor supaya adil, kembar tidak identik lelaki dan perempuan, naa adil tu
Jenny Jn Johnny
Luar biasa
🍏A↪(Jabar)📍
next
🍏A↪(Jabar)📍
*Suasana
🍏A↪(Jabar)📍
*si suster 🙏
Aquilaliza: Makasih atas koreksinya kak 🙏
total 1 replies
Diana
bangun tidur cap cup pede banget. luna tidurnya ileran gak sih? 🤭
Entin Wartini
lanjuuuut thor
RoSz Nieda 🇲🇾
❤️
Christine Liq
Luar biasa
Entin Wartini
lanjuuuuuuut
Entin Wartini
lanjut thor
🍏A↪(Jabar)📍
up
Diana
baru ketemu cerita ini langsung gak bisa berhenti baca walaupun mata sdh sepet krn baca sampai dini hari🧐
🍏A↪(Jabar)📍
lanjut
Diah Anggraini
guut danzel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!