Allena , zevan,sean dan Neo bersahabat sejak bayi hingga umur masa remaja, ke empat nya erat bak perangko yang kemana saja selalu ber empat.
mampu kah mereka melewati semua ujian yang menerpa persahabatan mereka? atau mampu kah mereka melawan gejolak rasa yang semakin lama semakin tumbuh.
see you ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon epayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
terpesona
Allena terkikik geli , melihat isi dalam paper bag nya ,
"lucu banget" ucapnya memakai satu persatu ,
bagai mana Allena tak tertawa , bra dan CD nya lucu berwarna kuning polkadot , juga crop top berwarna putih , rok berwarna coklat , juga jaket , tak lupa satu bungkus pembalut.
"pas" ucap nya melihat pantulan tubuhnya di kaca,
tubuh nya terasa segar dan lebih rileks,
ceklek
Pintu kamar mandi terbuka , Sean, zevan dan Neo melihat ke arah sana ,
Allena keluar dan bergaya lagak nya model ,
"cantik" gumam zevan , tersenyum.
"seaaan, udah sadar Lo" seru nya berlari kecil ke arah Sean , yang tersenyum sayu di ranjang pasien.
"udah lea, sory ya Lo jadi ngeliat keluarga gue yang jauh dari kata harmonis , ya kalian tau sendiri lah, untung vas nya kena punggung gue , kalo kena Lo gue pasti ngerasa bersalah banget." lirih Sean saat Allena sudah berdiri di samping kirinya , Neo dan zevan berdiri di samping kanannya,
"GK PP Sean , yang penting luka Lo gak terlalu serius ." jawab Allena , memegang tangan Sean yang tidak terpasang infus,
"cantik banget cewe gue"celetuk Neo membuyar kan keduanya ,
zevan melirik sinis ke arah Neo,
"yeee enak aja , cantik cantik kayak gue jadi cewe Lo ogah amat,"ketus Allena duduk , melipat tangannya di dada , bibir nya manyun .
Ingin sekali Sean mencubit bibir Allena , ia terkekeh geli.
Neo mendelik marah ,"heh gue juga ganteng ya asal Lo tau," bengisnya ikut melipat tangan di dada ,
zevan sudah siap melerai keduanya , "stop jangan mulai , ini di rumah sakit kalo kalian gak tau," ucap nya tegas , Neo dan allena di buat kicep oleh nya.
Keduanya bungkam tak jadi bertengkar ,"gak papa kali zev , kalo mereka gak ribut gak rame." sindir Sean ,
orang tua nya sudah pamit pulang , ada Sam yang harus ayah nya urus juga. Entah bagai mana keadaan Kaka nya yang jelas Sean malas menanyakan apa lagi mencari tahunya.
"kalian pada bawa makanan nggak?" tanya Allena , perutnya lapar ,
"ada , cemilan noh di meja ," unjuk Neo ke arah meja , ya memang ada satu plastik berukuran sedang yang isi nya cemilan dan minuman.
"nggak mau , laper .itu gak bakalan bikin kenyang." rengeknya ,
"nih makanan aku mau , " ucap Sean tangannya hendak menggapai nasi di atas nakas,
"no, no . Itu gak enak hambar," cicitnya , menggeleng kuat.
Sean terkekeh ia saja malas Makan makanan rumah sakit begini. Hambar memang.
"trus Lo mau nya apa hah , banyak mau nya banget," sewot Neo ,menatap ke arah Allena malas ,
"makan Lo"ketus Allena bangun dari duduk nya , berjalan ke sopa,
zevan menggeleng , "Lo tau dia lagi pms masih aja di ajak ribut Mulu," ucapnya kepada Neo , dan berjalan ke arah Allena , ikut duduk di samping nya yang mengunyah sambil cemberut.
"udah jangan , di ladenin si neon." ucap nya merangkul Allena ,
"sebel, dasar lampu neon nyebelin," ucapnya melahap Snack nya kasar ,
Neo menatap Allena dan terkikik geli , Sean mencubit lengan Neo kencang , dan ia meringis kesakitan , Allena yang melihat itu tertawa puas.
"mau makan apa?" tanya zevan , Allena menoleh dan tersenyum .
"bakso boleh?" tanya nya , menatap zevan dengan tatapan lucunya ,
"boleh , tapi jangan pedes."ucap zevan dan allena mengikuti.
Zevan mengacak rambut Alena gemes ,
"ayo sama gue"ajak Neo , kesempatan menjahili allena tanpa ada yang menolong.
"awas kalo macem macem" ucap Sean memperingati Neo yang tersenyum penuh misteri,
merangkul Allena dan keduanya berjalan keluar dari ruang rawat Sean.
"zev,"panggil Sean , zevan yang sedang memainkan ponsel nya menatap Sean,
"apa?" ucap nya berjalan mendekat,
"duduk , gue mau nanya serius"mimik wajah Sean terlihat serius.
Mendudukan pantatnya di samping ranjang Sean,"kenapa ?" tanya zevan, muka nya menyerit heran.
"gue liat tatapan Lo ke Allena beda." zevan langsung menoleh gugup ,
"apa nya yang beda, sama aja kayak ke Lo sama Neo,"alibinya , mengalihkan pandangan.
Sean terkekeh lucu , ia tau mana tatapan sekedar teman biasa dan mana yang spesial.
"gue tau zev , gak usah ngeles , gue juga cinta sama Allena, gue gak bisa menampik, cinta datang dengan sendirinya , beberapa kali gue coba hilangin tapi gak bisa , Allena cantik sikap dan sipat nya idaman semua lelaki." ungkap Sean , membuat zevan menatap nya .
Sean sudah lama menaruh rasa kepada Allena , ia akui Allena sangat pandai mencuri hatinya , Allena cinta pertamanya. Dan selama nya.
zevan menahan gejolak cemburu di hatinya,
"gue harap Lo bisa kendaliin perasaan Lo itu, jangan rusak persahabatan kita Sean , Allena pasti bakal canggung banget pas tau perasaan kita berdua , nggak mungkin Allena pilih salah satu dari kita dan nggak mungkin juga Allena harus milikin kita dua duanya." ucap zevan menundukan kepalanya ,
tangannya meremas ponselnya,
Sean tau zevan pasti cemburu , ia tersenyum. Tak menampik dirinya juga merasakan hal yang sama.
"kalo bisa dua duanya kenapa nggak?" ucap nya tanpa rasa.
"gila Lo," jawab zevan sinis.
Sementara itu di luar tepatnya di sebrang rumah sakit , sepanjang jalan Allena melihat dan memilih makanan yang menurutnya enak dan menggugah seleranya.
Sudah 10 grobak penjual makanan ia lewati tapi belum satu pun Allena berniat membelinya, tentu saja Neo di buat kesal. Ia sudah capek berjalan mengikuti Allena.
"Lo mau makan apa si Ale , dari tadi Lo kita jalan terus," jengah Neo , tapi tetap mengikuti langkah kaki Allena,
"suka suka gue , Napa si. Lagian ngapain tadi sok sokan mau ikut. Lemah" ketus Allena , Neo tipikal cowok bawel dan ngeselin menurut nya.
Di belakang nya Neo mengeram kesal , rasanya ingin menendang Allena jauh , tapi sayang. Alhasil Neo hanya bisa menendang nendang angin, untuk meluapkan rasa kesal sekaligus gemesnya.
Langkah kaki Allena berhenti di salah satu penjual bakso dan mie ayam , pembeli lumayan ramai.
"Abang , mie ayam bakso 4 ya di bungkus , sambel pisah aja."ucapnya memesan,
"siap neng, duduk aja dulu masih lama soalnya." ucap penjual bakso kembali meracik pesanan.
Allena duduk di kursi plastik dan Neo duduk menjulang di samping nya , keduanya tak berbicara ,
sudah Neo ajak makan di restoran tapi Allena menolak , dengan alasan makanan pinggir jalan lebih enak juga bisa membantu para penjualnya. Ya sudah Neo ikuti apa kata Ale Ale versi manusia di sampingnya ini.
"Lo tunggu di sini , gue mau nyebrang buat beli es , aus,"Alena bangun dari duduknya ,
"lagian jadi cowo gak pengertian banget," sambung nya ketus , membuat Neo mendelik tak terima.
"duduk lagi , gue yang beli , sekalian tu Abang Abang nya gue beli buat Lo,"sengit Neo , langsung menyebrangi jalan.
Di tempat nya Allena tertawa puas , beberapa yang mengenal mereka datang menghampiri Allena ,
"loh kak Allena kan ya ,?" tanya anak remaja cowo.
Alena menengok dan tersenyum ,
"oh hai , iya." sambutnya berdiri dan tersenyum manis.
remaja tersebut salah tingkah saat keduanya bersalaman , Allena yakin anak ini pasti salah satu followers Ig nya.
Neo yang melihat itu mendengus kesal , di tinggal dikit udah cekikikan aja sama cowo lain mana masih bocah lagi.
Ia menyebrangi jalan kembali ke tempat Allena , di tangannya menenteng 4 cup es teh dan es jeruk.
"bagusss , centil banget." ketus nya melirik keduanya .
Allena dan Miko terkekeh geli ,
"hai kak Neo , gue Miko fans kalian." Miko mengulurkan tangannya , dan tersenyum berbinar melihat Neo.
"oh hai , ngapain di sini." tanya Neo saat keduanya bersalaman.
"nyari gue Napa?" tanya Allena mengesalkan sekali wajah nya ,
Neo mendelik tak suka , minumannya ia taruh di bangku ,
"ngeselin banget Lo , gue gigit nih," ancam Neo , menahan kekesalannya,
"gigit kalo berani," tantang Allena , keduanya berhadapan saling menatap tajam.
Miko yang melihat keduanya bersitegang bukan memisahkan melainkan meng aktv kan kameranya ,
"wah momen bagus nih," ucapnya ,
Neo duduk di jalan , Allena menatap nya heran namun.. "aaaaa Neo gila, tolonggg" teriak nya kencang saat Neo dengan ganas menggigit paha nya ,
tangan kecil Allena memukul bahu Neo dan mendorong kepala Neo berkali kali , dan berkali kali juga Neo menggigit paha nya .
Beberapa orang yang melihat itu tertawa lucu , bukan nya menolong batin Allena ,
Miko tentu saja asik merekam. Dan tertawa geli,
Hihihi di gigit si Neo si author juga mau 🤭
****
See you ❤️
awas neo sama sean ikut penasaran juga rasanya🤭
lanjut thor 👍
jngn bosen up..up...trus
semangat💪