~ Sinopsis ~
Luna, seorang gadis yang penuh mengalami rasa pahit dari kecil yang mana ibu nya meninggal dunia saat bekerja sebagai TKW dan sang ayah bunuh diri karena penyesalan dari kecanduan judi.
Luna pun harus hidup mandiri bersama adik laki-laki nya, Putra dan menjadi tulang punggung untuk adiknya.
Sampai suatu ketika, dia diberikan cincin oleh seorang pengemis yang mana permata cincin itu telah masuk kedalam tubuh nya dan berubah menjadi Sistem Ratu.
Kehadiran sistem ratu malah menuntunnya hidupnya ke jalan kemewahan, kekuasaan dan kegelapan dari manusia.
Ini lah kisah dari Luna dan Sistemnya
*) Update setiap hari: 1 atau 2 Bab per hari. 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon [ Fx ] Ryz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Preman Senior Sekolah (II)
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
Dua hari berlalu sejak Luna mengalahkan preman senior sekolah, dia pikir permasalahan nya sudah selesai namun, tidak.
Sania dan beberapa teman Luna menjadi sedikit cemas lantaran Luna sudah mengusik preman senior sekolah.
Saat di kantin, Sania pun bertanya kepada Luna.
"Luna. Apakah kamu siap untuk menghadapi preman senior sekolah kalau datang lagi? Saya jadi cemas, mereka pasti akan balas dendam melihat rekan nya terluka.
Luna merespon santai dengan senyuman kecil, "Tidak masalah. Gini-gini aku sudah menguasai teknik bela diri karate dan Tinju."
“Eh? Sebanyak itu?! Kapan kamu berlatihnya?” tanya heran Sania.
Luna pun tidak menjawab nya dan hanya memberikan senyuman kecil lagipula, Luna tidak mungkin bisa mengatakan yang sejujurnya. Lalu, dia mengalihkan pembicaraan.
“Oiya, Sania. Aku ingin bertanya kepada kepala sekolah tentang kelakuan dari kelompok elite serta ketuanya. Apa kamu bisa menemaniku?”
“Tentu saja, aku akan mengantarkanmu!” jawab tegas Sania.
Setelah itu, Luna dan Sania pergi ke ruang kepala sekolah.
Tok! Tok! Tok!
Luna mengetuk pintu ruangan kepala sekolah.
“Masuklah!” seru kepala sekolah Haikal dari dalam.
Saat mendengar itu, Luna bersama Sania memasuki ruangan.
“Selamat pagi, pak!” sapa Luna
“Oh, selamat pagi. Luna dan …” ucap kepala sekolah yang juga tidak mengenali Sania.
“Saya Sania, pak!” jawab Sania.
“Iya, maaf. Aku lupa. Kalian duduklah!” seru kepala sekolah Haikal.
Mereka pun mengikuti seruan kepala sekolah dan duduk di hadapannya.
“Ada apa? Kalian datang ke sini?” tanya kepala sekolah.
Luna dan Sania saling menatap serta menganggukkan kepala. Lalu, mereka menceritakan tentang kejadian beberapa hari ini.
“Begitu ya, bapak mengerti namun bapak tidak bisa berbuat apa-apa karena dia anak dari ketua PTA serta keluarga mereka merupakan investor besar di sekolah ini. Maafkan, bapak!” ucap kepala sekolah Haikal
“Begitu ya.”
Luna yang mendengar jawaban dari kepala sekolah itu merasa kecewa karena ketakutan nya oleh uang dan tidak mengedepankan para muridnya.
“Aku telah mendengar bahwa kamu Luna telah melakukan perlawanan?” tanya kepala sekolah Haikal.
“Iya, pak! Aku melakukan perlawanan karena mereka telah mengusik teman sekelas ku. Apakah bapak akan menghukum saya?” tanya Luna.
“Tidak. Bapak tidak akan menghukum mu namun, berhati-hatilah karena Bapak juga tidak bisa membantu,” ucap pelan kepala sekolah.
“Terima kasih, pak!”
Setelah itu, mereka pun pergi meninggalkan ruang kepala sekolah.
Saat jam istirahat, semua murid-murid berbaris dan memberikan jalan kepada sekelompok murid yang berbadan besar. Semua murid takut serta menundukan kepalanya saat mereka berjalan dilorong.
Lalu, salah satu dari mereka yang memiliki badan lebih besar meneriaki ku.
“Siapa Luna? Keluar!” teriak senior berbadan besar.
Saat itu Luna sedang berjalan bersama Sania juga lainnya dilorong mendengarnya. Luna memberikan isyarat anggukan kepala.
Mereka pun mengerti dan ikut berbaris sehingga hanya aku yang berada di tengah lorong.
“Aku Luna. Mau apa lu?!" ucap nantang Luna sambil menatap mereka.
Semua mata senior tertuju kepada Luna dan menghampiri nya.
Lalu, mereka melihat penampilan Luna dan meremehkannya.
“Apa ini? Kau bercanda?” ucap remeh senior yang terlihat sebagai ketua kelompok.
Mereka pun tersenyum remeh.
“Kamu, datanglah ke gudang kantin. Sepulang sekolah!” seru senior yang berbadan besar.
Seusai mengatakan itu, mereka pun berbalik badan dan meninggalkan Luna dengan tawa remeh.
“Kenapa? Takut?"
Disaat Luna mengatakan itu, langka mereka pun terhenti dan melihat kebelakang.
“Takut?” tanya senior yang berbadan besar. Lalu, dia pun menghampiri Luna lagi.
Salah satu dari senior mengejek Luna.
“Lihat Jlang ini! Dia bertanya kenapa takut kepada kita.”
Luna tidak mempedulikan itu dan terus bertanya kepada senior tersebut.
“Katakan! Kenapa aku harus kesana?!”
Saat bertanya itu, senior berbadan besar menarik kerah Luna dengan kedua tangannya.
“Ku dengar betapa bodohnya kamu tidak menghormati senior! Pasti kau tidak waras!” seru kesal senior berbadan besar sambil mengangkat Luna keatas lalu, aku dibenturkan ke jendela.
Gubrakkkkk!
Setelah itu, Luna di lempar ke lantai.
Buk!
Sehabis itu, senior besar mengangkat Luna kembali dengan satu tangannya untuk memaksa nya berdiri.
“Segini kah kekuatanmu!” ucap remeh Luna.
“Apa?!” tanya kesal senior besar.
Seusai mengatakan itu, Luna memegang tangan dan melepaskan diri pegangan senior besar. Dia pun berusaha untuk melepaskan tangan Luna namun tidak mampu. Selain Luna melepaskan tangan senior besar dari kerah nya, Luna pun memutar tangannya.
“Duuh! AAA …! Bedebah!” geram kesakitan dari senior besar lalu, dia mengumpulkan kekuatannya untuk melesatkan pukulan dengan tangan satunya lagi.
Melihat serangan itu sontak Luna melancarkan serangan balik dengan menendang selangkangannya lalu melancarkan serangan tendangan samping tepat pada wajahnya sehingga dia terpental kesamping dan tidak sadarkan diri.
Senior yang lain pun tidak terima dengan kekalahan temannya lalu, salah satu dari mereka melakukan serangan pukulan kepadaku namun Luna tidak membiarkannya dengan pukulan keras sehingga dia terjatuh serta tidak sadarkan diri juga.
Senior yang sekelompoknya tidak bisa berkutik serta terdiam melihat anak buahnya pingsan. Luna pikir ini adalah kesempatan nya untuk mengakhiri anggota pemerasan dan pembullyan dari kelompok preman senior.
“Siapa yang terkuat disini? Bisa ku akhiri semuanya setelah aku menghajar kalian? Apa kita bisa pergi ke sekolah tanpa rasa takut? Katakan itu kepada dewan murid!” seru Luna.
Senior yang dianggap pemimpin itu tersenyum remeh.
“Dasar orang gila!” seru senior pemimpin yang langsung melesatkan pukulannya.
Saat melihat itu sontak Luna menepis pukulannya dan melakukan serangan balasan pukulan kearah senior itu.
Buk!
Meski terkena serangan Luna, dia masih bertahan diri dan hanya mundur beberapa langkah dengan mulut yang sedikit berdarah.
Senior itu pun tidak menyerah, dia ingin melesatkan pukulan lagi namun kali ini Luna tidak menepisnya melainkan menangkap tangannya dan menendang selangkangannya yang membuat dia memegang kemaluannya serta menunduk. Luna yang melihat itu sontak melancarkan tendangan memutar yang membuat dirinya pingsan.
Buk!
Pertarungan pun usai dan terlihat beberapa senior yang tersisa tidak berkutik melihat rekan-rekannya terjatuh serta tidak sadarkan diri. Luna pun mengerti akan ketakutan mereka kepadaku.
“Bawa teman-teman kalian dan pergilah! Dan beritahu kepada mereka terutama Ketua Kalian, jangan biarkan mereka memeras para murid! Jangan pernah memukul siapapun! Serta jangan pernah mengancam siapapun di sekolah ini!” seru Luna kepada beberapa senior lainnya.
Seusai Luna mengatakan itu, mereka pun sontak membantu rekan-rekannya yang tidak sadarkan diri dan meninggalkan Luna.
Plok! Plok! Plok!
“Yeeee ….”
“Keren!”
Iringan tepuk tangan dan sorangan pujian pun mengisi seluruh sekolah dan Luna duga bahwa berita dia telah mengalahkan senior terkuat disekolah tersampaikan kepada president kelas, Andri.
"Aku harap bisa mengakhiri pemerasan dan pembullyan ini selamanya. Semoga saja!" batin Luna dengan mengepal dan melihat tangan nya.
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
prestasi non akademik nàik.......
.. asyik lho