Seorang kakak yang terpaksa menerima warisan istri dan juga anak yang ada dalam kandungan demi memenuhi permintaan terakhir sang Adik.
Akankah Amar Javin Asadel mampu menjalankan wasiat terakhir sang Adik dengan baik, atau justru Amar akan memperlakukan istri mendiang Adiknya dengan buruk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Romantis
Setelah menunggu kurang lebih tiga puluh menit, akhirnya pesanan mereka datang sehingga mencairkan suasana yang sejak tadi sepi tanpa obrolan yang berarti.
Mahira melihat pesanan Amar yang hanya memesan salad buah dan secangkir kopi hitam. Sementara di piringnya tersaji steak, French fries dan jagung manis sebagai pelengkapnya.
"Kak Amar tidak memesan makanan?"
"Emm... ini sudah cukup," ucap Amar mulai menikmati salad buahnya.
"Kenapa hanya melihat ku, makanlah," ucap Amar yang melihat Mahira yang masih diam menatapnya.
"E-ya." Mahira menganggukkan kepala dan mengambil pisau beserta garpu disisi kanan kirinya. Dengan berusaha anggun semaksimal mungkin, Mahira mulai mengiris steak yang begitu empuk dan segar. Suapan demi suapan Mahira menikmati menu favoritnya itu. Sementara di depannya, giliran Amar yang tak melepaskan pandangannya pada Mahira, mengabaikan salad buah yang sebelumnya Ia nikmati. Sampai pada saat musik di mainkan secara langsung, Amar baru mengalihkan pandangannya.
Salah satu staf meminta Amar untuk menari mengikuti irama musik romantis yang tengah mereka mainkan.
"Silahkan Tuan, ajaklah istri Anda,"
"E-tidak, Aku tidak pernah melakukan ini."
"Maka dari itu lakukan ini untuk istri Anda, buat istri Anda merasakan pengalaman romantis ini."
Mendengar itu, Amar menatap Mahira yang juga menatapnya karena mendengar apa yang baru dikatakan oleh staf.
Meleset dari prediksinya, Amar mengulurkan tangan kepada Mahira sampai Mahira terperangah tak percaya.
Tanpa mengatakan apapun Amar mengerjapkan mata sebagai tanda supaya Mahira juga mau melakukan itu.
Meskipun masih merasa tidak yakin, akhirnya Mahira meraih tangan Amar dan mengikutinya ke lantai dansa.
Mahira semakin dibuat gugup saat Amar meletakkan tangan kirinya di bahunya, sementara tangan kanannya di genggam olehnya. Dan yang paling membuat Mahira susah payah menelan salivanya adalah ketika tangan Amar mulai merambah ke pinggangnya. Semakin lama jemari itu mulai merambah ke bagian belakang lalu dengan sedikit tarikan kedepan, tubuh Mahira menyatu dengan Amar.
Dengan tatapan lekatnya, Amar membuat Mahira menari mengikuti musik, dari yang hanya bergerak ke kanan dan ke kiri. Amar membuat Mahira menjauh lalu kembali menariknya hingga posisi Mahira membelakangi Amar.
Posisi tangan Amar yang melingkar di perutnya, serta wajah Amar yang berada diatas bahunya, membuat Mahira dapat merasakan nafas yang Amar hembusan.
Semakin lama Amar semakin menempelkan bibirnya di bawah telinga Mahira sehingga membuat Mahira meremang merasakan gesekan kumis dan jenggot halusnya.
Suasana sepi dan iringan musik romantis seakan membuat Amar dan Mahira larut terbawa suasana. Tidak hanya menempelkan bibirnya, kali ini Amar menyibak rambut Mahira yang menutupi bahunya lalu mengecupnya dengan lembut.
Mahira yang mendapat kecupan mesra dari Amar untuk pertama kalinya memejamkan mata meresapi sentuhan yang Amar berikan. Sementara tangannya yang berada diatas tangan Amar, semakin menggenggamnya kuat-kuat saat Amar menaikkan sapuan bibirnya keatas lehernya.
Sama-sama menikmati suasana itu, tiba-tiba musik berhenti sehingga Amar dan Mahira membuka mata dan melepaskan diri satu sama lain.
Tepuk tangan dari staf dan para pengiring musik membuat Amar dan Mahira sama-sama merasa canggung mengingat apa yang baru saja mereka lakukan.
"Kalian pasangan yang sangat serasi dan romantis, semoga cinta kalian selalu kekal abadi," ucap pemandu musik yang mengiringi mereka.
Amar hanya menganggukkan kepala lalu kembali ke meja tanpa menggandeng tangan Mahira yang masih berdiri disana.
Bersambung...
Ditunggu karya selanjutnya
sehat wal'afiat selalu ya mbak Noor.
pasti direkam pula buat bukti