Terjerat Duda Keren

"Mau tidak mau,suka tidak suka, papah sama mamah sudah memutuskan kalau besok kamu harus menikahi Ara" kata Pak Hardian dengan nada agak tinggi.

"Ngga bisa gitu dong pah, pernikahan itu bukan main-main, papah ngga bisa memutuskan sebelah pihak" teriak Anggar.

"Keputusan papah ngga bisa di ganggu gugat, papah sangat sayang sama Zila dan papah ngga mau terjadi apa-apa sama Zila" pak Hardian pun kesal dengan Anggar karena terlalu keras kepala.

"Tapi pah,,,,,,,," Anggar tetap ingin menolak diri nya untuk di nikah kan dengan Ara.

"Ngga ada tapi-tapian, kalau kamu menolak untuk menikahi Ara, silahkan kamu pergi dari rumah ini tanpa membawa Zila dan tanpa membawa barang apa pun" kata Pak Hardian lalu bangkit dari duduk nya dan pergi meninggalkan Anggar yang sedang kesal.

"\*\*\*\*,,,,Sayang,, tolong aku, apa yang harus aku lakukan? Aku masih cinta dan sayang sama kamu" teriak Anggar sambil meneteskan air mata nya.

*

*

Di dalam kamar tamu, bu Malika dan Ara pun sedang duduk di sisi ranjang dengan Zila yang sudah tidur dengan kepala nya di atas paha Ara.

"Nak, apa kamu sangat menyayangi Zila? Tanya bu Malika sambil menatap ke Arah Zila yang sedang tidur.

"Aku sangat menyayangi nya sekali bu, Zila sudah seperti anak sendiri bagi aku" jawab Ara sambil mengusap lembut rambut Zila.

"Kalau memang kamu sangat menyayangi Zila, mulai besok kamu harus menjadi ibu sambung buat Zila" jawab bu Malika.

"Maksud ibu? Tanya Zila dengan perasaan yang ngga enak.

"Nak, ternyata ibu nya Anggar adalah teman ibu waktu sekolah dulu, dan dia datang sama ibu, untuk meminta kamu sebagai menantu nya, sebagai ibu sambung buat Zila" kata bu Malika sambil menatap lekat ke arah Ara.

FLASHBACK

"Assalamualaikum? Teriak bu Carlota yang sudah berada di depan rumah nya bu Malika, dia mendapatkan alamat rumah Ara dari suami nya dari data para karyawan.

"Waalaikum salam" jawab bu Malika sambil membuka pintu.

"Ota? teriak bu Malika.

"Malika? Mereka pun berteriak bersamaan karena ternyata ibu nya Ara adalah Malika teman nya pada waktu mereka masih sekolah.

"Kamu tahu dari mana rumah saya ada di sini? Tanya bu Malika sambil mencium pipi kiri dan pipi kanan nya.

"Cerita nya panjang" jawab bu Carlota.

"Ya sudah ayo masuk, maaf rumah ku sempit" kata bu Malika.

"Ngga apa-apa, rumah mu malah enak ini, nyaman dan adem" jawab bu Carlota sambil duduk di kursi ruang tamu.

"Maaf aku hanya bisa menyajikan air putih dan sedikit cemilan, maklum kami tinggal berdua" kata bu Malika.

"Jadi kamu hanya tinggal berdua sama Ara? Tanya bu Carlota.

"Iya Ta, suamiku telah meninggal tahun lalu dan kini aku tinggal berdua sama anakku, bentar, ko kamu tahu nama anakku sih Ta? Tanya bu Malika.

"Anak mu bekerja di perusahaan suami ku, dengan di bawah pimpinan Anggar, anak ku" jawab Bu Carlota.

"Jadi Ara bekerja di perusahaan suami kamu? kamu kesini pasti di utus anak kamu untuk mencari Ara, karena Ara ngga masuk hari ini" kata bu Malika.

"Aku datang ke sini karena ingin mem bahagia kan cucu ku" jawab bu Carlota sambil tersenyum.

"Aku belum mengerti Ta, sebenar nya kamu kesini untuk apa? Dan apa hubungan nya kami bersama cucu mu itu? Tanya bu Malika dengan wajah bingung nya.

"Begini cerita nya Ka, Ara anak kamu bekerja di perusahaan suami ku di bawah pimpinan Anggar anakku, Anggar ini anakku satu-satu nya, sekitar enam tahun kebelakang dia menikahi seorang wanita dan mempunyai seorang putri yang di beri nama Zila, tapi pada usia Zila baru beranjak delapan belas bulan, ibu nya Zila yaitu Anya meninggalkan kita semua untuk selama-lama nya. karena sakit, dan sampai sekarang usia Zila sudah lima tahun bahkan mau menginjak enam tahun Anggar masih menutup diri nya untuk wanita mana pun, hingga suatu hari Zila bertemu dengan Ara dan memanggil nya mamah" belum selesai bu Carlota menceritakan semua nya, tapi bu Malika memotong pembicaraan nya.

"Jadi yang sering Ara ceritakan itu cucu kamu Ta? Tanya bu Malika dengan wajah kaget nya.

"Iya, dan sekarang Ara di tahan oleh Zila dan tidak di perboleh kan untuk pulang, apalagi Zila dari kemarin sakit dan masuk rumah sakit" jawab bu Carlota.

"Semalam juga Ara telepon katanya ngga bisa pulang karena lagi di rumah sakit" jawab bu Malika.

"Mereka sekarang sudah ada di rumah ku Ka? Tapi ya gitu Zila ngambek dan kembali panas karena Ara izin mau pulang" "Jawab bu Carlota.

"Jadi Ara sekarang di rumah kamu? Terus kalau ngga di bolehkan pulang sama Zila, berarti Ara harus menetap di rumah kamu dong, itu ngga baik Ta, Ara anak perempuan dan juga dia harus bekerja, apa kata orang nanti kalau Ara tinggal di rumah kamu dengan ada nya anak kamu yang ber status duda" bu Malika pun tidak setuju dengan ke inginan Zila.

"Nah maka dari itu aku mencari rumah nya Ara, karena aku mau langsung bicara sama orang tua nya Ara, dan syukur nya ternyata orang tua nya Ara itu kamu, teman ku sendiri" jawab bu Carlota sambil tersenyum.

"Ada apa rupanya kamu sampai mencari dan menemui orang tua nya Ara? Tanya bu Malika.

"Jadi begini ka? Kan kamu tadi bilang kalau Ara adalah seorang perempuan dewasa dan juga Anggar adalah pria dewasa yang berstatus duda, nah kalau mereka tinggal satu atap, itu jelas-jelas tidak baik, bukan cuma orang lain saja yang akan menilai buruk, tapi di mata tuhan pun itu ngga baik dan berdosa" jawab bu Carlota.

"Nah terus maksud dan kedatangan mu ke rumah Ara hingga sampai menemui orang tua nya itu mau apa? Tanya bu Malika.

"Aku mencari alamat Ara jujur hanya suami ku saja yang tahu, tidak dengan Anggar atau yang lain nya, Aku datang mencari orang tua nya Ara untuk meminta Ara menjadi menantu ku dan menjadi ibu sambung buat Zila" jawaban Bu Carlota membuat bu Malika kaget.

"Maksud kamu Ta? Ara mau di nikah kan sama anak kamu? Tanya bu Malika dengan wajah kaget nya.

"Benar, aku langsung datang kesini untuk meminta persetujuan dari orang tua nya Ara yaitu kamu" jawab bu Carlota.

Sungguh ini kabar yang benar-benar membuat bu Malika kaget sekaligus bingung dengan semua nya.