Saat persahabatan dan cinta yang terpendam yang sudah terjalin dan tersimpan rapat lebih dari lima tahun harus putus karena kejadian semalam membuat Sheila memutuskan untuk pergi meninggalkan Damar, bahkan tanpa sepatah kata pun keluar dari mulut Sheila saat sheila memutuskan untuk pergi.
Dan setelah delapan tahun berlalu saat keduanya di pertemukan kembali dan ingin memperbaiki hubungan masalah dan masalah terus bermunculan.
Apakah mereka bisa bertahan dan bisa mempertahankan hubungan yang baru saja mereka bina ? dan bagaimana cara Sheila dan Damar untuk bisa mendapatkan restu dari Bu Mila yang jelas jelas hanya melihat dari kekayaan dan status sosial ?
Pantengin dan jadikan R-kha author favorit kalian agar kalian bisa mengikuti setiap cerita R-kha
Happy reading 😘😘😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R-kha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menebus Luka
Setelah acara lamaran yang begitu mendadak dan mengharukan kini mereka semua sedang menikmati makan siang yang sudah Sheila siapkan seperti biasanya.
" ini semua kamu yang masak ?" tanya Damar saat Sheila memberikan sepiring nasi beserta lauk pauk yang Damar inginkan.
" ya, sejak Sheila tau jika dirinya akan menjadi seorang ibu delapan tahun lalu, sejak saat itu juga Sheila belajar memasak bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk kami " ucap Bu Silla mengenang saat hidup Sheila terpuruk karena harus hamil di luar nikah.
" Bu.. " Sheila menggenggam tangan Bu Silla yang menghentikan makanannya saat mengingat keadaan saat itu.
" Sheila sudah baik baik saja " ucap Sheila yang sadar ibu mana yang tak akan terluka saat anak perempuan yang begitu iya jaga harus hamil di luar nikah bahkan di usia yang masih sangat muda.
Damar sadar jika dua wanita yang ada di
hadapannya ini menyimpan luka yang entah akan sampai kapan mereka ingat dan sejak melihat hal itu membuat Damar berjanji dalam hati jika mulai saat ini hanya akan ada kebahagiaan yang mereka alami nanti
" Bu, Sheila maafkan aku " ucap Damar yang kembali merasa bersalah dengan apa yang harus Sheila dan Bu Silla alami.
" andai delapan tahun lalu aku lebih berani mengambil sikap mungkin kalian tak akan pernah mengalami peristiwa seperti itu dan kalian juga tak akan mungkin pindah ke kota ini " ucap Damar.
Dee yang tak tau secara pasti apa yang sebenarnya terjadi delapan tahun lalu dan kenapa bisa ayah dan bundanya bisa terpisah tapi Dee hanya bisa melihat dan memperhatikan apa yang sedang terjadi di hadapannya saat ini.
" Bun ada Dee di sini " ucap Altaf menyadarkan Bu Silla dan Sheila untuk tak sampai memperpanjang pembahasan tentang kisah kelam Sheila dan Damar.
Sheila dan Bu Silla pun tersadar jika belum saat nya Dee mendengar kisah orang dewasa yang tak patut untuk di dengar anak seusia Dee.
" sayang, akan ada saatnya nanti kamu tau apa yang sebenarnya terjadi delapan tahun lalu " ucap Sheila.
" tapi pahamilah jika bunda menerima kehadiran mu sepenuh hati dan bunda sangat sayang padamu " ucap Sheila yang tak ingin Dee sampai berpikir buruk dengan kehadiran dirinya.
" ayo kita makan agar Damar bisa terbiasa dengan masakan Sheila mulai saat ini " ucap Altaf mengakhiri pembahasan tentang kisah kelam delapan tahun lalu.
" oh iya Bu, setelah makan siang nanti Damar izin mengajak Sheila dan Dee untuk pergi keluar karena hingga saat ini Damar masih tinggal di hotel "
" jadi Damar ingin mengajak Sheila untuk mencari rumah yang akan kami tempati setelah kami menikah nanti " ucap Damar yang bergerak sangat cepat tentang rencana pernikahan nya dengan Sheila.
" Mar, apa harus secepat itu ?" tanya Sheila yang cukup terkejut dengan sikap Damar saat ini.
" makan lah dulu nanti kita akan membahasnya " bisik Damar.
Kelimanya pun mulai menikmati makan siang yang Sheila masak dengan spesial karena memang Sheila ingin menyajikan makanan. Kesukaan Damar.
Jika di rumah Bu Silla damar dan Sheila sedang menikmati kebersamaan mereka lain halnya dengan Bu Mila yang sudah di perbolehkan pulang dan Bu Mila memilih untuk kembali ke ibu kota dengan hati yang cukup merasa kecewa karena ketidak hadiran Damar di sisinya.
" bunda kenapa ?" tanya Kia yang merasa jika ibunya seperti kehilangan semangat hidup.
" apa kamu tak memberitahu Damar jika hari ini ibu sudah boleh pulang dari rumah sakit ?" tanya Bu Mila yang terlihat berharap ada Damar di sampingnya.
Kia menghela nafas saat tau apa yang di pikirkan dan di inginkan ibunya saat ini, tapi ego keduanya yang sama sama keras kepala membuat keduanya kini semakin berjarak.
" jika bunda ingin kak Damar ada diantara kita, saran Kia bunda merestui hubungan kak Damar dengan kak Sheila " ucap Kia yang tak lelah terus membujuk ibunya untuk mau berubah pikiran dan menerima keinginan Damar.
" sudah lah jika mamang Damar tak akan datang ya sudah bilang tak datang "
" jangan membujuk bunda untuk merestui mereka berdua " ucap Bu Mila masih dengan ke keras kepalanya.
" terserah, tapi jika Kia ada di posisi kak Damar dan bunda menentang hubungan Kia dengan laki laki yang menurut Kia baik mungkin Kia akan bersikap yang sama " ucap Kia yang berhasil membuat Bu Milla menatap tajam ke arah putrinya.
" kalian berdua sama saja " ucap Bu Mila kesal karena tak ada yang mendukung keputusan nya.
" apa bunda mau tau dimana kak Damar hari ini ?" tanya Kia yang hanya ingin membuka pikiran ibunya yang begitu keras kepala.
" bunda ngga perduli " ucap Bu Mila yang memilih memalingkan wajahnya melihat ke arah jendela mobil yang terlihat padat lalu lintasnya saat ini.
" terserah jika bunda tak ingin tau tapi kak Damar saat ini sudah mendapatkan restu dari ibunya kak Sheila dan mereka sedang merencanakan pernikahan mereka " ucap Kia sengaja.
" lebih baik bunda pikirkan baik baik sebelum bunda melewatkan kebahagiaan Kaka Damar dengan kak Sheila " ucap Kia yang mana setelah mengatakan itu keduanya pun terdiam dengan pikiran mereka masing masing.
Setelah menghabiskan makan siang yang terasa sangat berbeda, Damar merasa sangat bahagia bahkan kebahagiaan nya hari ini tak bisa Damar gambarkan dan tak pernah Damar rasakan sebelumnya.
" Mar, apa kamu yakin akan tinggal dan menetap di kota ini ?" tanya Altaf yang kini sudah duduk di samping Damar yang sedang menunggu Sheila dan Dee bersiap.
" kenapa kak ?" tanya Damar yang tak mengerti arah pembicaraan Altaf saat ini.
" bukankah kamu baru saja tinggal beberapa hari di kota ini, apa kamu akan betah tinggal di kota yang pastinya akan jauh berbeda dengan kehidupan kamu di kota besar " ucap Altaf yang malah membuat Damar tersenyum simpul.
" jika kakak mencintai seseorang yang bahkan sudah sangat lama Kaka cari lalu hanya karena dimana kita tingga itu membuat kita kehilangan wanita itu, apa yang akan kakak lakukan ?" tanya Damar menjawab pertanyaan dengan pertanyaan.
" bagi Damar dimana pun Damar berada saat ini asalkan bisa bersama dengan Sheila dan Dee itu sudah lebih dari cukup " ucap Damar penuh keyakinan.
" bahkan jika Sheila meminta Damar untuk tinggal di kota terpencil sekalipun akan Damar lakukan sebagai pembuktian cinta Damar untuk Sheila dan Dee "
" dan mungkin penyesuaian Damar saat ini tak akan ada artinya jika dibandingkan dengan apa yang ibu, Sheila Dee dan kakak alami selama delapan tahun ini " ucap Damar.
" jadi asalkan bersama dengan Dee dan Sheila dimana pun kami tinggal bukan suatu masalah untuk Damar " ucap Damar yang tanpa keduanya sadari Bu Silla mendengar apa yang Damar bicarakan dengan Altaf.
" terima kasih tuhan karena penantian Sheila selama ini sudah terbayar dan semoga hanya kebahagiaan yang akan mereka lalui dalam pernikahan mereka kelak" gumam Bu Silla sambil menghapus bulir air mata yang menetes di pipinya.
Begitu juga dengan Altaf yang merasa lega mendengar apa yang Damar sampaikan hingga sebuah pesan singkat mengusik pikirannya saat ini.
" kak temui aku sekarang di tempat biasa "
✍️✍️✍️ siapa yang mengirim pesan pada Altaf ? Apa mungkin wanita yang selama tiga bulan ini mengusik pikirannya ? Dan apakah acara pernikahan Damar dan Sheila akan berjalan lancar ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘😘😘