3
Daffa Alfano Dirgantara, laki laki matang berusia 28 tahun. Di usianya yang hampir menginjak kepala tiga, ia sama sekali belum berkeinginan untuk mencari pendamping hidup. Semua ini terjadi karena ibunya meninggal saat dulu melahirkan dirinya dan saudara kembarnya ke dunia ini.
Setelah ibunya meninggal, ia diasuh oleh ayahnya, tapi setelah ia dan saudara kembarnya berusia tiga tahun, ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang Daffa tahu berasal dari masa lalu ayahnya. Daffa sangat membenci wanita itu, bahkan jika bisa Daffa ingin menyingkirkan wanita itu, karena ia yakin wanita seperti ibu sambungnya itu hanya ingin mengincar harta kekayaan keluarganya. Hingga akhirnya ditengah kebenciannya yang kian memuncak pada ibu sambungnya itu, ayahnya justru meminta dirinya untuk menikah dengan wanita pilihan mereka, dan hal ini justru membuat Daffa semakin tidak menyukai ibu sambungnya, karena wanita yang akan di jodohkan dengannya, merupakan keponakan jauh dari ibu sambungnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fitting
"Bawa dia ke Hrd dan minta pesangon untuknya, dan ingat perintahkan pada bagian Hrd untuk mencari pekerja yang baik dan faham akan pekerjaannya" ucap Daffa pada sekretarisnya.
Arga yang baru tiba di pintu ruangan Daffa sedikit mengerutkan dahinya saat melihat sekretaris Daffa yang tampaknya baru keluar bersama seorang wanita "Kenapa?" tanya Arga heran. Namun tidak di jawab oleh Daffa "Kau bisu?" tanya Arga
"Wanita itu membuatku emosi"
"Karena?"
"Dia membuat kopi dengan garam" jawab Daffa singkat
"Oh..." Arga menganggukkan kepalanya "Aku keluar sebentar" tanpa menunggu jawaban dari Daffa, Arga segera keluar dari ruangan
Daffa tidak menghiraukan kemana perginya Arga. Mood-nya yang buruk karena harus fitting baju pengantin bersama Sekar, kini bertambah buruk karena perkara kopi di pagi hari. Daffa mendengus kesal, ia segera keluar dari ruangannya untuk pergi, tidak lupa ia juga mencari Arga terlebih dahulu karena takut sahabatnya itu akan mencarinya nanti
"Kau darimana?" tanya Daffa
"Mengurus masalah kecil"
"Aku akan keluar, kau tunggu disini atau..."
"Aku pasti ikut" ucap Arga tanpa menunggu temannya menyelesaikan ucapannya
Arga dan Daffa keluar dari gedung perkantoran itu. Semua mata tertuju pada keduanya, memangnya siapa yang mampu berpaling untuk tidak melihat mereka, mereka adalah dua laki laki idaman dari keturunan ningrat yang pastinya memiliki paras yang rupawan. Namun baik Daffa maupun Arga tidak mempedulikan itu semua, mereka mempercepat langkahnya menuju mobil
"Pakai mobilku saja" ucap Daffa sembari melempar kunci mobilnya pada Arga, dan dengan sigap Arga menangkapnya
"Kita akan kemana?" tanya Arga saat ia sudah duduk di kursi kemudi
"Menjemput Sekar"
"Sekar calon istrimu?" tanya Arga memastikan
"Tidak perlu di perjelas"
"Baiklah..." ucap Arga pasrah, ia lantas melajukan kemudinya menuju kediaman Dirgantara untuk menjemput Sekar, calon pengantin dari sahabatnya
Sepuluh menit perjalanan, mereka akhirnya tiba di kediaman Dirgantara. Sekar sudah terlihat di teras depan, tengah duduk bersama Mama Carissa. Melihat mobil Daffa yang memasuki halaman, kedua wanita itu segera berdiri
"Cepat masuk" perintah Daffa tanpa berniat turun untuk sekedar menyapa ibu sambungnya tersebut
"Tan aku pergi ya" pamit Sekar
"Iya hati hati"
Sekar segera masuk kedalam mobil Daffa. Ia duduk di kursi tengah seorang diri, sedangkan di depan sana terdapat Arga dan Daffa. Tiga puluh menit perjalanan akhirnya ketiganya tiba di Boutique yang di tuju. Daffa segera masuk kedalam boutique, dan Sekar tidak ada pilihan lain selain mengikuti laki laki tersebut.
"Mari Nona" ucap pelayan boutique pada Sekar yang memang sudah mengetahui maksud kedatangan mereka
Daffa memilih duduk di di kursi tunggu tanpa berniat untuk mencoba tuxedo yang telah di siapkan untuknya. Baginya hal ini adalah hal yang paling tidak penting, dan dia sangat membenci ini. Beberapa saat kemudian Sekar terlihat keluar dari ruang ganti dengan mengenakan gaun pengantin pilihannya
"Bagaimana bagus tidak?" tanya Sekar
Daffa hanya melihat sekilas, dan tidak menjawab pertanyaan Sekar. Ia justru mengeluarkan ponsel, dan memilih menyibukkan diri dengan ponsel di tangannya. Namun di detik berikutnya ia terkejut saat tiba tiba ponselnya dirampas oleh Sekar
"Kau..." Daffa menggeram kesal, berani beraninya wanita itu mengganggu aktivitasnya.
"Aku bertanya bagaimana penampilanku, tapi kau malah sibuk dengan ponselmu, apa itu hal yang wajar untuk sepasang calon pengantin" cecar Sekar
"Aku tidak peduli dengan apapun yang kau pakai. Kembalikan ponselku" pinta Daffa masih berusaha tenang, meskipun hatinya sangat kesal
"Katakan pendapatmu tentang pakaian ku" ucap Sekar masih tetap meminta pendapat Daffa
"Kau tuli? Aku tidak peduli"
"Kalau begitu ponselmu tidak akan kembali" Sekar kembali menuju ruang ganti dengan membawa ponsel Daffa di tangannya, membuat Daffa benar benar kesal setengah mati
"Wow, sepertinya rumah tanggamu akan seru" ucap Arga yang menyaksikan perdebatan antara Daffa dan Sekar dari ambang pintu, yang mana semua itu malah membuat Daffa mendengus
