Nina Mahesa permpuan Solehah terpaksa menikah dengan laki-laki bernama Aldi Kurniawan.
laki-laki yang tampan kaya namun jauh dari agama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sumi hulwah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
Setelah kepulangan kedua orang tua Aldi, tidak ada kata santai untuk Nina, apa lagi setelah ia di titipi serang anak bayi.
Bayi yang harus ia urus.
Semakin sibuk lah dia, hari-harinya ia habiskan hanya untuk di dapur dan mengurus Tasya kecil. Tidak ada istilah berleha-leha, bahkan untuk sekedar makan pun, ia sering melewatkan.
Seperti siang ini.
Waktu sudah menunjukan pukul dua, tapi Nina belum memakan sesuap nasi pun dari pagi, ia melewatkan waktu sarapan dan makan siangnya.
Dikarenakan sang mertua dengan sengaja menyuruh Nina ini itu.
Beruntung ada Aldi yang menjadi partner terdepan untuk sang istri.
Laki-laki itu dengan sengaja pulang cepat dari kantornya untuk mengecek langsung keadaan Nina saat ini.
Dengan langkah kaki yang tergesa-gesa ia menemui sang istri yang berbeda di lantai atas.
Terlihat Nina sedang menimang-nimang bayi mungil itu.
" Assalamu'alaikum sayang..."
Sapa Aldi dengan lembut.
" Wa'alaykumussalam warahmatullahi wa barokatuh"
Nina menjawab salam itu tidak kalah lembut, ia juga menyunggingkan senyum yang sangat menawan.
Aldi sampai tak berkedip melihat senyum itu.
Bahkan rasa lelah yang tadi ia bawa dari tempat kerja, langsung lenyap seketika.
" Maasyaa Allah istriku, senyum mu itu loh, mengalihkan duniaku."
Aldi mengecup kening sang istri dengan
lembut.
" Lebay, udah sana ganti baju dulu!" Ucap Nina dengan ketus.
Ketusnya Nina sebenarnya untuk mengalihkan salah tingkah nya saat mendapat kan gombalan dari sang suami.
" Ck, selalu merusak momen!"
Aldi langsung pergi dengan cemberut
Namun baru beberapa langkah ia mendengar suara perut Nina yang berbunyi.
Kruyuk... kruyuk....
Aldi tidak melanjutkan langkahnya, ia mundur kebelakang kembali menghampiri sang istri.
" Jangan bilang kamu melewatkan makan siang mu!"
Yang di tanya hanya nyengir sambil garuk-garuk kepala.
" Astaghfirullah,,, sayangku, cintaku, sesibuk apapun tolong sempatkan untuk makan!" Aldi gemas sendiri dengan sang istri yang kelewat santai.
Ia pun pada akhirnya tidak jadi ke kamar.Tas dan jas kerjanya ia taruh di sembarang tempat, sementara dirinya bergegas pergi menuju dapur.
Terima kasih Ya Allah Engkau memulangkan suami hamba pada saat yang tepat.
Badan hamba sudah mulai bergetar menahan lapar.
Setitik air mata jatuh dari pelupuk mata Nina
Namun langsung ia hapus saat melihat sang suami menghampiri nya.
" Makan dulu yuk!"
Lelaki itu sudah menyiapkan sepiring nasi beserta aneka lauk, plus jus jeruk yang terlihat segar.
Nina di giring menuju ruang tamu yang berada di lantai atas, setelah itu ia di suruh duduk.
Beruntung Tasya sudah tidur jadi Nina bisa duduk dengan tenang.
Sementara Aldi menggulung lengan panjangnya dan memulai menyuapi Nina makan.
" Bismillah aaa...!"
Deg deg deg...
Tiba-tiba jantung Nina berdetak dengan kencang.
Aku kenapa, jantung ku kok tiba-tiba berdetak kencang?
Monolog Nina dalam hati.
" Sayang, makan jangan sambil bengong!" Aldi menjawil hidung Nina.
" Ih, sakit mas...!"
Nina mengusap-usap hidungnya.
" Lagian siapa suruh bengong!"
Nina hanya merespon dengan memanyunkan bibirnya
" Jangan digituin bibirnya, nanti aku cium loh!"
"Iiihhh.... Nyebelin!!!"
Sambil terus melempar candaan akhirnya Aldi menyelesaikan tugasnya menyuapi sang istri.
Ia menaruh piring dan gelas yang sudah kosong ke atas nampan.
" Sayang, mas mau bicara serius sama kamu!" Aldi duduk di samping Nina di sofa yang sama.
Nina yang tadinya sedang sibuk mengelap bibirnya dengan tisu langsung terdiam,
Pandangannya langsung ia fokuskan ke suaminya.
" Ada apa mas!" Tanya Nina dengan penasaran.
Aldi menghela nafas lelahnya, pandangannya tidak beralih sedikitpun ke objek lain, ia pandangi terus wajah istrinya.
" Ada apa mas!" Tanya Nina lagi
Ia semakin di buat penasaran.
Helaan nafas kembali terdengar dari Aldi
"Kita....pindah rumah aja yuk!
Aku nggak kepengin kamu terus tersiksa di sini, mereka terlalu kejam buat kita."
Kok mas Aldi bisa tahu kalo aku di siksa di sini. Ucap Nina dalam hati.
" Sayang jangan bengong, aku lagi ngomong ini!"
" I-ia aku dengarkan kok." Nina tergagap saat mendapat teguran dari sang suami.
" Tau nggak, papa sama mama akan tetap menjodohkan aku dengan wanita itu. Apa yang harus aku lakukan!"
Deg.
Bersambung
Jangan lupa like dan komentar nya yah...
Biar aku semangat nulisnya