NovelToon NovelToon
Pernikahan Ke Dua

Pernikahan Ke Dua

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Janda / Selingkuh / Cerai
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.3
Nama Author: lijun

Hanya karena Fadila berasal dari panti asuhan, sang suami yang awalnya sangat mencintai istrinya lama kelamaan jadi bosan.

Rasa bosan sang suami di sebabkan dari ulah sang ibu sendiri yang tak pernah setuju dengan istri anaknya. Hingga akhirnya menjodohkan seseorang untuk anaknya yang masih beristri.

Perselingkuhan yang di tutupi suami dan ibu mertua Fadila akhirnya terungkap.

Fadila pun di ceraikan oleh suaminya karena hasutan sang ibu. Tapi Fadila cukup cerdik untuk mengatasi masalahnya.

Setelah perceraian Fadila membuktikan dirinya mampu dan menjadi sukses. Hingga kesuksesan itu membawanya bertemu dengan cinta yang baru.

Bagaimana dengan kehidupan Fadila setelah bercerai?
Mampukah Fadila mengatasi semua konflik dalam hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34.

Pagi menyapa seluruh penghuni bumi dengan cahaya hangatnya. Seorang pria dewasa masuk ke dalam kamar dan melihat ke arah kasur.

Senyun bahagia Arnan pudar saat tak melihat Fadila di kasur. Padahal wanita itu masih tertidur ketika Arnan tinggalkan keluar untuk melihat putra mereka yang tidur sendirian di kamar utama.

"Fadila! Kamu dimana, sayang?" Arnan semakin masuk kemar yang tepat di sebelah kamar utama.

Mendengar suara pintu terbuka, Arnan menopeh ke arah kamar mandi. Di sana Fadila keluar dengan mengenakan piyama mandi yang tadi di siapkan Arnan.

"Kenapa, Mas?" Tanya Fadila.

"Gak, Mas kira kamu pergi."

Arnan mendekati istrinya dengan senyuman menawannya yang membuat Fadila tak kuasa untuk melihatnya.

Apa lagi kala mengingat yang mereka lakukan tadi malam. Sungguh membuat Fadila malu saat ini, dan tak sanggup melihat sang suami.

Perlakuan lembut penuh cinta yang di lakukan Arnan tadi malam bahkan masih di ingat oleh Fadila.

"Mau kemana?" Arnan menahan tangan Fadila yang hendak pergi.

"Mau ... Lihat Anan, takutnya dia cariin aku," sahut Fadila gugup.

Arnan mengangkat tubuh Fadila dengan mufahnya di kedua lengan kekarnya. Wanita itu memekik kaget dengan apa yang di lakukan sang suami.

"Mas! Bikin kaget saja," ucap Fadila yang hanya di balas senyuman oleh Arnan.

Kedua tangan wanita itu di rangkulkan ke leher Arnan karena takut jatuh.

Keduanya menuju kamar utama, dimana seorang bocah gembul mulai menggerakkan tubuhnya. Hal yang selalu di lakukan Anan jika hendak bangun.

"Mami! Daddy!" Panggilnya, namun belum membuka kedua matanya.

Arnan menurunkan Fadila dan membiarkan istrinya berganti pakaian sebelum Anan membuka mata.

"Baby Boy nya Daddy, kenapa belum buka mata? Tadi suaranya sudah keluar." Arnan mengecup kening Anan.

Bocah itu membuka kedua matanya dan merangkul leher Anan. "Daddy, cudah mandi?" Tanyanya saat mencium wangi tubuh daddy nya yang khas.

"Iya, Anan bangunnya lama sih. Jadinya Daddy mandi duluan."

Arnan merapikan rambut Anan yang berantakan dengan jari-jari tangannya.

"Mami, mana?" Tanya Anan yang tak mendapati sang mami di kasur. "Masih bersiap, habis mandi," sahut Arnan.

Fadila yang baru duduk di meja rias segera memakai foundasion untuk menutupi karya suaminya. Bisa gawat kalau sampai Anan melihat dan bertanya.

"Mami, juga cudah mandi? Kenapa aku gak di bangunin, Daddy? Aku mau mandi juga."

Anan bangun dari rebahannya dan bergerak untuk turun dari kasur. "Tulunin aku, Daddy." Pintanya.

Tubuh Anan yang kecil masih kapah tinggi dengan kasur. Arnan mengankat tubuh Anan, namun bukannya menurunkan.

Pria itu malah mengangkat tinggi tubuh Anan dan mengajak bocah gembul itu bermain sembari berjalan ke kamar mandi.

Fadila tersenyum bahagia melihat tawa cerah kedua pria beda usia yang kini memasuki kamar mandi.

Beberapa saat kemudian ...

Keluarga kecil Fadila duduk bersama untuk sarapan. Anan makan dengan lahapnya sampai kedua pipinya semakin bulat.

Mereka makan dengan tenang sampai selesai sarapan. Di lanjutkan dengan duduk santai di ruang tengah.

Fadila sendiri membuat sesuatu di dapur bersama seorang pekerja yang memang sudah bekerja lama dengan Arnan.

Arnan menemani Anan mencoret-coret kertas kosong yang di berikannya. Pensil warna yang di miliki Anan begitu lengkap, hingga memudahkan bocah itu jika ingin mengganti warna.

"Ini warna apa, ya?" Arnan memegang pensil merah dengan wajah bingungnya.

Anan yang tadi fokus kini menoleh ke arah daddy nya. "Itu walna melah, Daddy." Arnan mengangguk. "Kalau yang ini?" Memegang warna lainnya.

"Itu walna bilu." Anan lalu melihat pensil warnanya yang ada di hadapan Arnan. "Yang ini walna kuning, ini hijau ... ... ... Yang ini walna olens."

Anan menunjuk semua pensil warnanya sembari menyebutkan semua warna dengan benar. "Woah ... Anak Daddy hebat banget sih. Kalau yang ini apa, Nak?" Arnan menunjuk yang di pegang Anan.

"Ini namanya pencil," sahut Anan sembari mengangkat pensil di tangannya, menunjukkan pada sang Daddy.

"Pinternya ... Ini hadiah untuk anak hebatnya, Daddy." Arnan mengecup kedua pipi Anan.

Bocah itu tersenyum senang mendapatkan kecupan dari Daddy nya. Anan kemudian kembali sibuk melanjukan gambar dan tulisannya. Sedangkan Arnan tak mau kalah dan ikut menggambar pula.

Sedang serius menggambar, tiba-tiba Arnan dan Anan di kagetkan dengan kedatangan beberapa orang yang masuk di komandoi Jack. Akhir pekan ini para sahabat mereka datang dan berkumpul.

"Anan, kesayangan Mama!" Teriak Dwi.

"Kesayangan Buna, dimana kamu?" Teriak Sinta pula.

"Ya ampun sayang, jangan teriak-teriak di rumah orang, malu tahu." Devan menegur Dwi yang hanya di tanggapi acuh karena sibuk mencari Anan.

Anan yang mendengar suara Dwi dan Sinta segera berlari menemui keduanya. Bahkan Arnan di tinggalkan begitu saja.

"Mama ... Buna ..." Teriaknya dengan kedua tangan di rentangkan.

Senyuman menggemaskan bocah itu juga merekah lebar. Hingga membuat Dwi dan Sinta gemas di buatnya.

"Ah ... Gemasnya anakku," ucap Dwi dan Sinta bersamaan.

Keduanya memeluk Anan bersamaan seperti sudah sekian purnama tak bertemu. Padahal hanya beberapa hari saja karena mereka menyelesaikan pekerjaan terakhir.

Fadila keluar dari dapur dan ikut berkumpul bersama yang lainnya. Beberapa kue yang sudah jadi di buat Fadila juga sudah siap di nikmati.

Arnan pamit sebentar ke ruang kerjanya bersama Jack untuk membahas masalah tadi malam.

"Bagaimana, Jack?" Tanya Arnan setelah mereka duduk.

"Benar dugaan saya, Bos. Memang perempuan yang memberikan botol minuman kepada saya itulah pelakunya. Dia menyuntikkan obat itu ke dalam botol menggunakan suntikan kecil dari bagian bawah tutup yang tersegel."

Jack menyerahkan ponselnya yang berisi rekaman cctv. Petugas yang di perintahkan oleh Jack mengirimkan rekaman itu padanya.

Arnan mengetatkan rahangnya melihat wajah pelaku yang sudah membuatnya mabuk asmara hingga hampir mencelakai istrinya tadi malam. Mencelakai dalam artian tak mampu mengendalikan diri.

Fadila sampai mengingatkannya beberapa kali ketika hampir kehilangan kendali. Bahkan wanita itu sempat takut menghadapinya. Untung saja ia punya jurus rayuan maut yang mampu meluluhkan istrinya.

"Apa dia sudah di tangkap?" Tanya Arnan sembari mengembalikan ponsel Jack.

"Sudah, Bos. Bahkan identitasnya sudah di ketahui pula."

"Katakan."

Jack membuka ponselnya di mana informasi itu berada .

"Dia adalah putri dari pemilik perusahaan Desain perhiasan yang bekerja sama dengan kita, Bos. Perusahaan yang baru berdiri selama 2 tahun itu cukup stabil di tengah persaingan. Gadis itu hadir di acara tadi malam menggantikan ayahnya yang sedang berada di luar kota."

Arnan menghela napas panjang mendengar penjelasan dari Jack. Entah apa yang harus di lakukannya saat ini. Balas dendam atau membiarkan saja.

Jika balas dendam, Arnan juga harus berterimakasih karena perbuatan wanita itu membuatnya bisa memiliki sang istri sepenuhnya.

Jika membiarkan saja, Arnan bahkan hampir membuat istrinya trauma kembali jika tak bisa di bujuk. Yang lebih parahnya lagi, bisa saja kejadian semalam akan terulang lagi di kemudian hari.

"Beli saham perusahaan itu sebanyak-banyaknya. Dan pastikan wanita itu mendapatkan balasan agar tak mengulang perbuatannya lagi."

Jack mengangguki ucapan Bosnya yang menurutnya sudah sangat toleransi. Biasanya balasan yang di berikan Arnan sangat mengerikan bagi si pembuat ulah.

1
Sabrina Dwiputri
Kecewa
Sabrina Dwiputri
Buruk
Lina Suwanti
Oalah.....papa Simon lupa ya,mama Marni bakal dukung klo gini
Liana Nur
Buruk
ibeth wati
Luar biasa
Rani Yetiana
kenapa gak lanjut tor
devi aryana
Luar biasa
Princess
2 KALI CERITA MU THOR YANG KU BACA GANTUNG TIADA ENDING YANG SUKSES.
Bunda
typo kak
Bunda
Gadial=Fadila
Bunda
Ijin baca kak 🙏🏻
Zaleha Abdullah
kenapa tamat secara terkejut cerita belum tamat cerita nya itu
Veritifikasii - Pemulihan
Biasa
Veritifikasii - Pemulihan
Buruk
Rosmeini Yazid
lanjutkan Thor, sedang asik2 nya,
Salma Fina
seru.....
Salma Fina
seru....., sih tapi ngak ada kelanjutannya apa❓
Siti Masitah
pecat aja..gitu aj kok repot
Rizky Sandy
yaahhh ketemu mantan deh,,,,, siap perang nih,,,, 🤣🤣🤣
Anonymous
k
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!