Nona Malam (Nikah Kontrak)

Mawar berada di ruang keluarga seraya menonton televisi, meski matanya menatap layar televisi tapi otaknya masih mengingat bisikan dari Arga. Bukan soal perkataan pria itu, tapi soal kedekatan tubuhnya dengan Arga yang selalu membuat jantungnya berdetak dengan kencang.

Matanya menatap sosok Arga yang sudah siap untuk pergi bekerja, "Hari ini kau ikut dengan ku." Ucap Arga seraya membetulkan kerah bajunya.

"Ikut dengan mu? Untuk apa?" Tanya Mawar heran.

"Jangan banyak bertanya, ayo pergi." Jelas Arga.

Mawar bingung, ia bahkan belum bersiap. Namun Arga tetap memasuknya untuk ikut, di perjalanan Mawar hanya diam dan tidak banyak bicara dengan Arga.

Sementara pria itu nampak sibuk dengan handphone miliknya, hingga tak beberapa lama mobil yang di tumpangi oleh Arga berhenti di perusahaan milik pria itu.

Mawar mengikuti Arga dari belakang, mata Mawar menatap banyak karyawan wanita yang tengah menatap ke arahnya. Entah kenapa ia merasakan hawa dingin yang luar biasa dari para wanita itu.

Arga mengajak Mawar ke ruangannya, untuk pertama kalinya Mawar melihat ruangan kerja Arga yang nampak rapi dan di dominasi oleh warna hitam. Mawar menatap pemandangan di luar kaca, yang nampak sangat indah.

"Wah.. Kantor mu bagus banget." Puji Mawar dengan senyuman di wajahnya.

"Apa kau tidak penasaran mengapa aku mengajak mu ke sini?" Tanya Arga seraya duduk di kursi kebesarannya.

Mawar sedikit terdiam dan berpikir sejenak, "Sedikit penasaran." Jawab Mawar yang kembali fokus ke arah lain.

"Nenek ku akan datang, dia orang yang sangat teliti dan juga jeli." Jelas Arga dengan tatapan serius.

Kini Mawar menatap ke arah Arga, "Jadi, kau ingin aku bagaimana?" Tanya Mawar heran.

"3 hari lagi, kita akan pergi liburan ke sebuah villa keluarga. Dan semua itu untuk merayakan ulang tahun ke 75 nenek ku, dan di ulang tahun itu kita harus berakting dengan sangat bagus." Jelas Arga.

"Tunggu dulu, aku sebenarnya bingung. Tentang tujuan pernikahan kontrak kita, awalnya aku menikah dengan mu hanya untuk mengurus Rangga. Tapi kenapa sekarang aku harus mengikuti sandiwara mu itu." Jelas Mawar yang sedikit kesal dan bingung.

"Apa kau lupa, meski ini hanya pernikahan kontrak. Tapi kita harus tetap terlihat sebagai sepasang suami istri." Jelas Arga.

"Kau membawa ku jauh-jauh hanya ingin membahas hal ini, lagi pula aku sudah menjalankan tugas ku dengan benar. Kenapa kau terus mengingatkan hal yang tidak penting itu." Jelas Mawar dengan tatapan sinis.

"Ini bukan hal tidak penting, itu hal yang penting. Dia sangat menyukai Rangga, dan menyayangi anak itu. Dan kita harus bersikap layaknya sepasang suami istri sungguhan." Jelas Arga.

Mawar mengerutkan keningnya, "Memangnya kapan kita tidak bersikap seperti suami istri." Jelas Mawar dengan kesal.

Arga hanya menghela nafas, berbicara dengan Mawar membuatnya sedikit darah tinggi. Ia lalu mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya, "Gunakan kartu ini untuk membeli beberapa pakaian dan hadiah untuk nenek ku, dia pasti senang jika kau membelikan hadiah untuk nya."

"Hadiah? Tapi hadiah apa, aku bahkan tidak tahu tentang selera nenek mu." Jelas Mawar dengan tatapan mata yang bingung.

Arga menghela nafas kasar, ia lalu menyuruh asistennya untuk membelikan hadiah untuk Neneknya.

Hingga di saat keduanya tengah berbincang-bincang, pintu ruangan tiba-tiba terbuka secara perlahan. Kedua mata Arga perlahan membulat sempurna saat melihat sosok wanita yang tiba-tiba datang dan muncul di hadapannya.

Melihat reaksi Arga, Mawar menoleh. Ia melihat sosok wanita yang baru ia lihat selama ini, wanita yang nampak manis dengan kulit yang sangat putih. Ia menggunakan pakaian yang nampak sederhana namun terkesan sangat elegan.

"Arga.." Terdengar suara wanita itu memanggil nama Arga.

Mawar terdiam dengan wajah yang sedikit bingung, begitu juga dengan Arga. Pria itu nampak bingung dan salah tingkah.

"Evelyn.." Suara Arga nampak rendah dan lembut saat memanggil nama wanita itu.

Wanita yang di panggil Evelyn tersenyum dan menoleh ke arah Mawar, ia melihat sosok wanita yang sangat asing berada di dekat Arga.

"Arga, siapa ini?" Wanita itu bertanya dengan nada lembut, tak lupa ia menunjukkan senyuman yang ramah pada Arga.

Arga terdiam sejenak, ia menoleh ke arah Mawar. "Aku istrinya." Mawar langsung menjawab dan memperkenalkan dirinya sebagai istrinya Arga, nampak mata Arga sedikit terkejut saat mendengar hal itu.

Evelyn nampak terkejut saat mendengar hal itu, "Selama aku berada di luar negeri, rupanya kau sudah menikah dengan wanita lain. Selamat yah.." Evelyn tersenyum dan memberikan selamat kepada Mawar dan Arga.

Mawar hanya tersenyum, Evelyn lalu berjalan ke arah Arga. Ia berbincang-bincang dengan pria itu, dan seakan mengabaikan keberadaannya.

Mawar mulai yakin jika wanita itu mungkin salah satu wanita yang dekat dengan Arga, tapi Mawar tahu jika ini adalah pernikahan kontrak. Ia tidak ingin membuat hidupnya sengsara dan pikirannya menderita hanya karena drama yang mungkin akan terjadi nanti.

"Kalau begitu aku pulang dulu, mungkin Rangga sedang menunggu ku." Ucap Mawar yang mengambil tasnya dan memilih untuk pergi.

Mawar melenggang pergi, ia sama sekali tidak mendengar respon dari Arga. Ia perlahan menutup pintu ruangan pria itu, Mawar menghela nafas panjang dan tersenyum kecut.

"Ingat posisi mu.." Gumam Mawar dengan senyuman di wajahnya, setelah semua ini berakhir dan Rangga sudah tumbuh sedikit lebih besar. Pernikahan kontrak ini akan segera berakhir dan ia akan mencari pasangan hidup.

Di saat Mawar tengah berjalan keluar dari gedung perusahaan, terdengar seseorang memanggil namanya. Mawar menoleh dan melihat Arga berdiri tak jauh darinya.

"Aku akan mengantarmu pulang." Ucap Arga yang langsung berjalan mendahului Mawar.

"Tidak usah repot-repot aku bisa pulang sendiri." Jelas Mawar dengan senyuman di wajahnya.

"Tidak, sekalian kita akan membeli beberapa barang untuk mu dan juga nenek ku." Jelas Arga yang langsung masuk ke dalam mobil.

Mawar mengikuti kemana Arga pergi, ia segera masuk ke dalam mobil pria itu. Keduanya hanya diam dan tidak berbicara satu sama lain.

"Apa kau tidak penasaran dengan wanita yang tadi?" Tanya Arga yang membuka pembicaraan terlebih dahulu.

Mawar terdiam sejenak, ia sebenarnya penasaran. Namun otaknya memintanya untuk tetap sadar akan posisinya saat ini, "Tidak lagi pula, kita hanya menikah kontrak. Apapun hubungan mu dengan wanita itu, itu tidak ada hubungannya dengan ku." Jelas Mawar seraya menatap ke arah luar kaca mobil.

Mendengar hal itu Arga hanya terdiam dan tidak lagi berbicara, kini keduanya sama-sama tidak berbicara dan hanya keheningan yang ada di antara mereka berdua.