QUEENA NARANA, terlahir kembali setelah kematian tragis yang terjadi padanya.
dia meninggal di tangan adik kesayangannya sendiri, adik yang selalu dia manjakan, rawat dan jaga dengan hati-hati seperti berlian langka.
adiknya diam-diam membencinya dan selalu ingin membuatnya di benci oleh banyak orang, adiknya ternyata cemburu pada kehidupannya, dia iri pada kecantikan, prestasi, dan orang-orang yang mengidolakannya.
setelah terlahir kembali, Nara bersumpah untuk membalaskan dendam kepada adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hz. ceria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. nevan ingin memukul lana
"Lana jadi maksud kamu, kakak bukan gadis baik-baik karena kakak menyentuh tangan sahabat kakak sendiri begitu?" Nara dengan nada sedih, menurutkan matanya yang membuatnya terlihat menyedihkan, menarik tangannya yang menyentuh tangan Nevan.
Nevan yang melihat Nara kembali menarik tangannya merasa kehilangan, dan menatap Lana dengan tatapan tidak suka, bahkan sangat dingin.
Lana benar-benar sangat ketakutan ketika melihat tatapan Nevan yang terlihat sangat dingin, Lana bahkan tanpa sadar memundurkan langkahnya, meskipun selama ini dia sering menggoda Nevan secara diam-diam dan mencoba dekat dengannya.
Nevan seringkali mengabaikannya atau bersikap acuh tak acuh padanya, Nevan tidak pernah menunjukkan ketidaksukaannya padanya, dia hanya menganggapnya seolah-olah tidak ada atau hanya angin lewat.
Sekarang melihat bagaimana tatapan dingin Nevan, Lana benar-benar tidak bisa menahan dirinya untuk tidak takut, tapi ketika memikirkan kalau Nevan adalah sosok pria yang sangat sempurna, Lana mencoba untuk mengalihkan rasa takutnya, pria yang sangat sempurna ini harus menjadi miliknya dan bukan menjadi milik kakak.
"k-kakak jangan salah paham, aku tidak bermaksud bicara seperti itu," Lana mencoba untuk menjelaskan meskipun sangat enggan, Lana menambahkan," tapi sebagai seorang gadis kakak harus pandai-pandai menjaga diri, meskipun kak Nevan itu sahabat kakak, tapi yang Lana denger nggak ada namanya persahabatan murni antara laki-laki dan perempuan, Lana cuma khawatir sama keselamatan kakak aja kok."
Nevan semakin menatap tajam ke arah Lana, dia memang sudah sangat lama menyukai Nara, tapi dia belum memiliki keberanian untuk mengatakannya, Nevan tidak boleh membiarkan Lana sembarangan bicara karena dia takut Nara akan curiga dan justru kembali menjauhinya.
"Lana jangan sembarangan bicara!" tekan Nevan penuh peringatan.
Lana menatap Nevan dengan mata yang berkaca-kaca, jika itu bukan Nevan pasti mereka akan merasa sakit hati, dan juga kasihan ketika melihat penampilan Lana yang menyedihkan, dan ingin segera menghiburnya agar tidak sedih tapi karena ini Nevan jadi dia tidak peduli.
"pergi!" usir Nevan dengan nada yang benar-benar tak bersahabat.
Nara menundukkan kepalanya pura-pura sedih, nyatanya saat ini Nara sangat bahagia, meskipun saat ini dia belum bisa menggunakan mulutnya untuk memarahi Lana, tapi dia bisa menggunakan orang-orang yang ada di sekitarnya, membiarkan Lana berurusan dengan mereka, dan bom .. Semua orang akan mengetahui seperti apa Lana yang sebenarnya.
"kakak .....," panggil Lana dengan sedih memanggil Nara.
Nara langsung mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Lana, Nara sedikit cemberut dan menatap Nevan," Nevan tolong maafkan adikku, dia benar-benar tidak bermaksud bicara seperti itu. Aku tahu kamu baik dan kamu tidak akan menyakiti ku, Lana minta maaf pada Nevan."
Nevan yang melihat ekspresi sedih Nara benar-benar merasa tertekan, saat ini rasanya Dia tidak perduli Lana itu perempuan atau laki-laki dia hanya ingin memukulnya.
"kakak ...," Lana dengan nada tidak percaya, dia berharap Nara akan membelanya bukannya menundukkannya," nara sialan apa dia nggak lihat kode gue!" batin Lana mengumpat.
"cukup!" Nevan dengan keras berteriak, tidak hanya mengejutkan Lana, tapi juga para inti Domino yang sedang asik menguping.
Lana menatap Nevan dan air matanya hampir saja terjatuh, Nevan sama sekali tak berhati lembut, dia menarik Nara seolah-olah ingin melindunginya dari Lana.
"hanya karna kamu adik Nara aku berusaha untuk menghormati mu, jika saja kamu bukan adik Nara, aku bersumpah aku siap memukul mu." Nevan dan langsung menarik tangan Nara pergi meninggalkan kantin.
"Nevan tapi ...," Nara ingin bicara tapi Nevan sama sekali tidak memberikan kesempatan bagi Nara, sebenarnya Nara hanya pura-pura saja, melihat bagaimana ekspresi jelek Lana dia bahagia.
Semakin tidak bahagia Lana, perlahan-lahan kesabarannya akan terkikis, dan Nara yakin tidak membutuhkan waktu lama untuk mengungkap wajah aslinya di depan umum.
Lana mengepalkan kedua tangannya dengan sangat kuat, ekspresi wajahnya saat ini benar-benar sangat buruk," Nara Lo berani nantangin gue, cihh ....., gue bakal buat lo nyesel!" tekan Lana.
Lana berbalik dan segera pergi meninggalkan kantin, sementara itu Nevan membawa Nara kembali ke kelas, bahkan mengantarkan Nara ke tempat duduknya.
"maaf gue nggak bermaksud ngomong kasar ke adik Lo, cuma gue ngerasa kalau dia udah kelewatan." Nevan, yang sebenarnya Nevan takut kalau Nara akan marah padanya hanya karena Lana.
Nara tersenyum kecil, tentu saja dia tidak marah melainkan sangat bahagia, tapi sebagai seorang kakak penyayang tentu saja Nara tidak akan mengungkapkannya," gak papa kok, Lana emang sedikit kelewatan tadi, aku nggak marah kok."
Nevan tersenyum bahagia ketika melihat Nara benar-benar tidak marah padanya, yang paling Nevan takutkan adalah Nara kembali marah padanya, dan tidak mau lagi berbicara dengannya.
"ehmmm ..., kayaknya di kelas ini banyak banget nyamuk deh ..," meteor berpura-pura menepuk nyamuk yang padahal tidak ada sama sekali.
"benar banget, kayaknya kita besok perlu bawa obat nyamuk deh, biar gak banyak nyamuk di kelas ini ...," angkasa melirik ke arah Nevan dengan mengangkat sebelah alisnya, jangan lupakan senyuman aneh di bibirnya.
"gue setuju, tapi kayaknya obat nyamuk doang nggak cukup deh, kita perlu obat semprot juga ..," timpa Dion.
"wahhh, ide bagus tuh ...," Alvian.
Nevan menatap malas ke arah teman-temannya yang saat ini sedang menggodanya, Nara hanya tersenyum saja, baginya Nevan hanyalah temannya bahkan dia tidak memiliki pikiran lain tentang Nevan, meskipun Nevan tampan dan sempurna.
"diam kalian!" kesal Nevan.
"waduh kalian denger nggak tuh, raja nyamuk marah ...," meteor disertai dengan tawa.
Wajah Nevan terlihat kusut, dengan kesal dia melemparkan buku ke wajah meteor.
Bruk ..
"aduhh ..., sttt kasar banget bos ..,"' meteor dengan cemberut.
Alvian dan Dion justru menertawakan meteor, sedangkan angkasa hanya pura-pura tidak melihat tapi sebenarnya Dia sedang menahan tawa.