Berpenampilan cupu dan kampungan membuat Viera selalu menjadi bahan bullyan teman-teman di sekolahnya. Tidak ada satu pun dari teman-teman di sekolahnya yang bersikap baik kepada dirinya. Dia dianggap rendah dan pantas untuk ditindas. Tapi tidak dengan Hiko, pria tampan yang selalu bersikap baik kepada dirinya dan menjadi satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. Kedekatan Viera dan Hiko berhasil membuat para wanita di sekolah Viera semakin membenci Viera. Mereka terus membully Viera tanpa ampun. Viera hanya bisa diam dengan setiap perlakuan buruk yang dilakukan kepada dirinya. Hingga akhirnya suatu ketika, pertemuannya dengan ayah kandungnya yang ternyata seorang konglomerat membuat hidup Viera berubah drastis dan membutnya ingin membalas setiap perlakuan buruk teman-temannya kepada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 - Ancaman Putri
Kepala Viera tertunduk. Dia tidak berani melawan perkataan Putri. Sebelah tangannya pun terangkat mengusap pipinya yang masih terasa sakit akibat tamparan Putri.
"Aku peringatkan kepadamu gadis cupu! Mulai saat ini jauhi Hiko atau kau akan tahu akibat!" Ancam Putri.
Viera masih tidak mengeluarkan suara. Karena tidak mendapatkan respon dari Viera, membuat Putri semakin berang saja hingga menarik rambut wanita itu.
"Cupu sialan. Tidak tahu malu!" Amuk Putri.
"Aw, hentikan, kepalaku sakit." Viera mencoba melepaskan tangan Putri yang sedang menjambak rambutnya. Namun Putri yang sudah dihantui rasa kebencian pada Viera tak melepaskannya begitu saja dan semakin menarik rambut Viera hingga ia merasa puas.
Viera hanya bisa menangis sambil memohon ampun. Dirinya yang lemah membuatnya tidak bisa menghentikan perlakuan Putri. Terlebih saat ini tidak ada satu orang pun yang dapat menghentikan sikap buruk wanita itu kepadanya.
"Kenapa pintunya dikunci?" Suara teriakan seseorang dari luar kamar mandi akhirnya menghentikan pergerakan Putri yang sedang menyiksa Viera.
"Apa yang aku lakukan saat ini belum cukup. Lihat saja nanti, jika kau masih berani dekat dengan Hiko atau mencari perhatiannya, kau akan merasakan pembalasan yang lebih dari pada ini!" Kata Putri. Setelah memberikan ancaman pada Viera, wanita itu segera keluar dari dalam kamar mandi tanpa memperdulikan Viera yang tengah kesakitan karena ulahnya.
"Ibu..." Viera menangis. Tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan selain menangis saat ini.
Seseorang yang tadi mengetuk pintu kamar mandi akhirnya masuk dan melihat keadaan Viera. Bukannya merasa prihatin pada Viera, wanita itu justru menatap Viera dengan nyalang.
"Hei cupu, ayo keluar dari sini. Jangan membuat kamar mandi ini semakin kotor karena keberadaanmu di sini!" Titah wanita itu tanpa merasa iba melihat keadaan Viera yang terlihat kacau.
Viera hanya diam. Dengan sisa tenaganya yang tinggal sedikit, dia segera bangkit dari posisi duduk dan merapikan rambutnya yang berantakan akibat ulah putri.
Sebelum pergi meninggalkan kamar mandi, Viera membasuh sudut bibirnya yang terlihat mengeluarkan sedikit darah akibat ulah Putri.
Lagi, bukannya merasa iba atau prihatin dengan keadaan Viera, teman Viera itu justru meminta Viera untuk segera pergi.
Dengan tertatih, Viera keluar dari dalam kamar mandi.
Seseorang yang sejak kemarin memantau gerak-gerik Viera nampak terkejut melihat gadis itu keluar dari dalam kamar mandi dengan kondisi mengenaskan. Tanpa membuang waktu lama, dia langsung saja mengambil gambar gadis itu dan mengirimkannya pada seseorang. Setelah mendapatkan perintah lewat balasan pesan, sosok tersebut pun berjalan menghampiri Viera dan mempertanyakan keadaan Viera.
**
"Viera, ada apa dengan wajahmu, nak?" Saat baru saja pulang dari bekerja, Violet terkejut melihat wajah putrinya yang nampak sembab dan sudut bibirnya yang nampak terluka.
"Vi-viera gak apa-apa, Bu. Tadi tidak sengaja terbentur dinding saat berada di kamar mandi." Balas Viera tersendat-sendat dan berdusta.
"Apa, terbentur di kamar mandi?" Ulang Violet.
Dengan gerakan pelan, Viera mengangguk mengiyakan perkataan Violet.
Violet merasa tidak percaya begitu saja. Ia yakin jika putrinya bukanlah gadis ceroboh sampai terbentur di dinding kamar mandi. "Viera, jangan berbohong pada Ibu, nak. Sekarang ayo jawab jujur perkataan Ibu, ada apa denganmu. Apa yang membuatmu jadi seperti ini?" Desak Violet.
Viera tertunduk. Dia merasa berdosa karena baru saja membohongi sang ibu. Dan setelah didesak sang ibu untuk berkata jujur, akhirnya gadis polos itu menjelaskan apa yang terjadi kepada dirinya tadi hingga membuat Violet yang mendengarnya merasa murka.
***
Selamat datang di karya shy teman-teman tersayang. Jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih🤗🤗
Jadi aman dari hukuman
gak kapok dengan hukuman yang sudah pernah kau jalani
Viera balas ya kalau kamu disakiti putri