Apakah masih ada cinta sejati di dunia ini?
Mengingat hidup itu tak cuma butuh modal cinta saja. Tapi juga butuh harta.
Lalu apa jadinya, jika ternyata harta justru mengalahkan rasa cinta yang telah dibangun cukup lama?
Memilih bertahan atau berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ipah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Pulang
Kemala menghembuskan nafas panjang setelah sekian menit mengungkapkan rasa sesak di dada dengan menangis.
"Baiklah dok, saya terima jika itu sudah menjadi takdir hidup saya." ucap Mala kemudian. Ia berusaha menjadi wanita yang kuat.
Namun reaksi yang berbeda ditunjukkan oleh Doni dan ibunya. Keduanya tak bisa merawat selama itu. Karena mengerjakan pekerjaan rumah saja, keduanya ogah-ogahan. Apalagi jika harus di suruh untuk merawat orang sakit.
Dalam hati Doni menyalahkan Mala, karena keluar rumah untuk hal yang tak penting. Sehingga akhirnya tertimpa kejadian naas itu.
Laki-laki itu semakin jengkel pada Mala. Mengingat saat malam pertama pernikahan, istrinya itu justru mendapati tamu bulanan.
Dan kini ketika wanita itu telah suci dan siap tempur, malah terjadi kecelakaan. Sehingga tidak tahu kapan dirinya bisa menikmati malam pertama yang katanya indah dan nikmat seperti di surga.
Sementara itu, pasien laki-laki yang mendengar vonis dokter itu juga merasakan terenyuh. Ia kembali menyakinkan hatinya untuk membantu Mala bagaimana pun caranya
"Bagus nona. Saya suka memiliki pasien yang tetap bersemangat seperti anda." puji dokter pada Mala sambil tersenyum.
"Dok, kalau boleh, saya mau pindah di ruang yang lebih luas dari ini. Agar keluarga yang menunggu saya juga bisa beristirahat dengan cukup. Tidak sampai jatuh sakit."
"Tentu boleh nona. Di rumah sakit ini ada ruang VVIP yang memiliki fasilitas lengkap seperti, tempat tidur keluarga, TV, toilet, WiFi super cepat, dan beberapa fasilitas lainnya. Jika masih ragu, saya bisa ambilkan brosurnya." terang dokter.
"Tidak perlu dok, pokoknya saya butuh dipindahkan ke ruangan yang berbeda agar keluarga nyaman. Itu saja."
Lagi-lagi Doni dan ibunya dibuat terkejut dengan permintaan Mala yang tak masuk akal.
'Bisa habis dong uang sumbangannya, kalau pilih ruang VVIP.' batin ibu dan anak itu.
"Mala sayang, sebaiknya kita pilih kamar yang biasa saja. Soalnya uang gaji mas pas-pasan. Mana cukup untuk membayar fasilitas mewah di rumah sakit ini?" ucap Doni.
"Aku bisa bayar pakai uang tabungan ku mas. Kamu tidak perlu repot untuk membayar biaya perawatan ku. Kamu sudah mau menerima kekurangan ku saja, aku sudah sangat bersyukur." Mala tersenyum tipis.
Doni ingin menjawab lagi, tapi tangannya segera di pegang ibunya. Perempuan itu memberi kode untuk tidak meneruskan perdebatan itu.
Ia malu jika di anggap orang miskin. Walaupun sebenarnya keduanya juga memang orang miskin. Mereka bisa merasakan hidup mewah dan nyaman karena bantuan dari Mala.
Keduanya akhirnya mengulas senyum, ketika mendengar ucapan Mala yang bersyukur karena bisa menerima kekurangannya.
Setelah menyelesaikan tugasnya, dokter dan perawat itu berlalu menuju ke ruangan yang ada di samping Mala. Keduanya segera melakukan tugasnya kembali.
"Alhamdulillah, kondisi anda sudah bagus. Hari ini juga, saya ijin kan anda untuk pulang." terang dokter sambil tersenyum.
"Alhamdulillah, terima kasih dokter."
"Sama-sama."
"Oh iya dok, saya mau minta tolong boleh?"
"Tentu, apa itu."
"Saya minta tolong pada anda untuk melaporkan setiap perkembangan yang terjadi pada pasien di samping saya, Mala. Karena dia adalah korban kecelakaan dengan saya. Dan saya juga ingin membayar total biaya rumah sakitnya. Tapi semua ini cukup kita yang tahu. Karena saya tidak ingin dia mengetahui apa yang saya lakukan untuknya. Semua murni dari dalam hati saya." bisik pasien laki-laki itu pelan.
"In shaa Allah saya akan melakukan apa yang anda minta mas."
Kedua orang itu saling bertukar nomor telepon, sebelum akhirnya petugas medis itu keluar dari ruangan untuk menyiapkan permintaan Mala.
Sedangkan di ruangan samping, keluarga Mala merapikan barang-barangnya yang tidak terlalu banyak. Untuk di bawa ke ruangan yang diinginkan.
Tak berapa lama kemudian, beberapa orang perawat datang dan membawa brankar. Mereka memindahkan tubuh Mala ke brankar tersebut. Lalu dengan di iringi oleh anggota keluarga, mereka berjalan menuju kamar VVIP.
Sedangkan pasien yang ada di samping Mala, merasa sudah diijinkan pulang, ia pun segera bersiap untuk pulang.
Dengan dibantu oleh seorang suster, ia duduk di kursi roda dan di dorong menuju tempat administrasi. Ia membayar seluruh biaya rumah sakitnya dan juga Mala sampai hari itu.
Setelah selesai, suster kembali mendorong kursi rodanya menuju tempat pemberhentian mobil. Dan tak lama kemudian, mobil hitam berhenti tepat didepannya.
Seorang laki-laki bertubuh tegap keluar dari mobil itu dan berjalan menuju pasien laki-laki. Ia membungkuk memberi hormat.
"Saya sangat senang akhirnya tuan Mahes sudah diijinkan pulang." ucap sang sopir.
"Terima kasih pak Roni."
Pak Roni pun membukakan pintu untuk majikannya. Lalu ia dan suster membantu Mahes masuk ke dalam mobil.
Mahes pun menyunggingkan senyum dan mengucapkan terima kasih pada suster yang telah membantunya.
. y.. benar si kata Mahes klo pun hamidun lg kan ada suami yg tanggung jawab,... 😀😀😀
alhmdulilah akhirnya, Doni dan Siska bisa bersatu, nie berkat mbak ipah jg Doni dan Siska menyatu... d tunggu hari bahagianya... 🥰🥰🥰👍👍👍
tebar terus kebaikanmu... Siska, bu Mirna dan Doni syng padamu, apalagi Allah yg menyukai hambanya selalu bersyukur... 😘😘😘😘
nie yg akhirnya d tunggu, masya Allah kamu benar 2 sudah beetaubat nasuha, dan kini kamu bahkan membiayai perobatan bu Mirna dan jg menjaganya... tetaplah istiqomah Siska... 👍👍👍😘😘😘