Suami Tak Tahu Diri

Suami Tak Tahu Diri

1. Kecelakaan

"Arghhh... Tidak..." seru seluruh penumpang mobil mewah itu.

JEDDER

Sebuah kecelakaan antara dua mobil mewah akhirnya terjadi.

Berbondong-bondong orang yang melihat hal itu segera mendekat untuk memberikan bantuan semaksimal mungkin.

Tak berapa lama kemudian, mobil patroli dan ambulan kebetulan melintas di daerah itu. Para aparatur negara dan petugas medis itu pun bergegas mendekat ke arah kerumunan.

Mereka saling membantu mengeluarkan korban kecelakaan dari dalam mobil. Dua korban selamat lebih dulu di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Sedangkan 6 korban meninggal di bawa ambulan lain untuk di otopsi.

Mobil ambulance itu pun melaju dengan kecepatan tinggi. Dan sesampainya di rumah sakit, kedua korban itu segera di dorong ke ruang IGD agar segera mendapat tindakan dari petugas.

Satu jam berselang, akhirnya seorang korban mulai menunjukkan tanda-tanda dia sadar. Ia pun mengerang kesakitan sambil memijit pelan pelipisnya. Lalu matanya mengerjap pelan-pelan karena silau dengan cahaya lampu.

"Syukurlah mas sudah sadar." ucap wanita berpakaian serba putih yang ada di samping pasien.

Pasien itu pun memperhatikan wanita itu lalu memindai keadaan sekitar.

"Dimana saya sus?" lirih pasien itu.

"Sekarang mas sedang berada di rumah sakit. Tadi dokter sudah melakukan serangkaian pemeriksaan. Dan alhamdulillah hasilnya baik. Mas tidak mengalami cidera apapun."

"Memangnya saya kenapa sus?"

"Tadi mas mengalami kecelakaan."

"Kecelakaan?" ulang pasien itu, dan suster itu pun mengangguk.

Pasien itu terlihat mengerutkan dahinya, pertanda sedang berpikir.

"Papa, mama dan sopir saya gimana keadaannya sus?"

Suster itu pun menghela nafas panjang. Ia takut untuk memberikan jawaban yang sebenarnya pada pasien itu.

"Sus?" ulang pasien itu lagi, berharap suster segera menjawabnya.

"Maafkan kami mas. Allah berkehendak lain. Keluarga mas dan keluarga pasien yang kecelakaan dengan anda meninggal di tempat."

Bagai suara petir di siang bolong, ucapan suster tadi membuat pasien laki-laki itu terkejut bukan main. Dari sudut matanya mengalir kristal bening.

Baru saja ia bertemu dengan kedua orang tuanya, setelah menempuh pendidikan di luar negeri. Sekarang justru kembali harus berpisah. Dan itu untuk selama-lamanya.

"Mas yang sabar ya. Semua ini adalah ujian dari Allah untuk mengangkat derajat mas dihadapan-Nya."

Meskipun pasien laki-laki itu mengangguk, tapi tetap saja air matanya mengalir, dan justru semakin deras.

Ia tak peduli jika di anggap cengeng oleh suster yang tengah menemaninya. Asalkan bisa meluapkan kesedihannya saat ini.

Sekian menit berlalu, tangis pasien itu mulai mereda. Dan pikirannya teringat akan korban selamat.

"Suster dimana korban selamat yang satunya lagi?" laki-laki itu menoleh pada suster yang masih setia menemaninya.

"Di brankar sebelah anda ini mas." suster menunjuk tirai hijau yang digunakan sebagai pembatas antar pasien.

"Boleh saya menengoknya?"

"Tentu saja boleh mas. Mari saya bantu."

Baru saja pasien itu mulai duduk, tiba-tiba dikejutkan dengan suara pintu yang di dorong kasar.

"Mala." terdengar suara laki-laki yang memasuki ruangan itu. Ia segera menghampiri pasien perempuan yang ada di sebelah pasien laki-laki.

Suster meminta ijin pada pasien yang ia temani, lalu mendekati seseorang yang berteriak itu, agar tidak mengganggu ketenangan istirahat pasien.

Laki-laki yang di duga keluarga pasien itu pun menangis histeris ketika melihat seseorang yang masih belum sadar di atas brankar.

Suster dan seorang wanita paruh baya yang melihat hal itu berusaha untuk menenangkannya.

Sekian menit berlalu, akhirnya tangis laki-laki itu mulai mereda. Lalu bertanya tentang kondisi wanita di atas brankar itu.

"Bagaimana kondisi istri saya sus? Apa dia baik-baik saja?"

"Maafkan kami mas. Menurut hasil pemeriksaan tadi istri mas mengalami lumpuh permanen."

"Apa! Lumpuh?" ucap laki-laki dan wanita paruh baya yang ada disampingnya. Laki-laki itu pun kembali menangis sesenggukan.

"Bagaimana ini bu. Mala wajahnya sudah hancur, lumpuh pula. Doni bisa malu kalau jalan dengannya nanti."

Suster terkejut dengan ucapan keluarga pasien yang ada dihadapannya. Hingga ia mengusap dadanya pelan untuk menetralkan rasa yang bergemuruh di dadanya.

"Pak, harusnya anda bersyukur. Karena istri anda masih selamat. Pasien mengalami lumpuh, tapi suatu saat jika rutin terapi pasti akan bisa jalan."

"Diam kamu! Jangan coba-coba nasehati saya." sentak Doni kasar.

Suster pun melenggang pergi menuju kamar brankar sebelah yang hanya di sekat tirai. Ia terkejut ketika melihat pasien yang di tunggu tadi berdiri di dekat tirai.

"Maafkan saya mas, terlalu lama meninggalkan anda sendirian." ucap suster itu merasa tak enak.

"Tidak apa-apa sus." ucap laki-laki itu sambil tersenyum simpul.

Tanpa mereka ketahui, pasien laki-laki itu telah melihat dan mendengar semua adegan tadi. Ia mengurut dada merasakan sesak, kenapa ada suami yang tega terhadap istrinya.

Terpopuler

Comments

Anfit Annisa Fitri Tangka

Anfit Annisa Fitri Tangka

Minyaaak 1

2023-09-07

0

Fitri

Fitri

Assalamualikum... kayaknya karyamu ini lebih puitis.. saya nie baru nyimak nie ceritanya... nyeseknya, emang adanya istri kena musibah suami mulutnya ember... dan gak tahu diri.. sesuai ceritanya...

2023-02-02

1

Siti Fatimah

Siti Fatimah

Wah karya baru muncul lagi yang pastinya bikin nagih setiap episodenya semangat selalu kak 💪💪💪🥰🥰

2023-02-01

2

lihat semua
Episodes
1 1. Kecelakaan
2 2. Suami bertanggungjawab
3 3. Lumpuh
4 4. Diagnosa dokter
5 5. Pulang
6 6. Makan siang
7 7. Beristri dua
8 8. Kencan
9 9. Barongsai
10 10. Hanya segelas teh
11 11. Siska hilang
12 12. Ternyata tidak hilang
13 13. Istri kaya
14 14. Sedekah
15 15. Kesiangan
16 16. Sisa makanan
17 17. Melamar kerja
18 18. Janur kuning
19 19. Pesta kebun
20 20. Amplop sumbangan
21 21. Drama amplop
22 22. Drama pagi
23 23. Video
24 24. Kontrol
25 25. Dibayar lunas
26 26. Omelan security
27 27. Menjual mobil
28 28. Pengusiran
29 29. Di hajar preman
30 30. Wanita tak tahu diri
31 31. Hutang
32 32. Om ganteng
33 33. Kelakuan Siska yang sebenarnya
34 34. Pusat perhatian
35 35. Office boy
36 36. Menjadi direktur utama
37 37. Naik jabatan atau dipecat?
38 38. Tangisan di kamar mandi
39 39. Suami tak tahu diri
40 40. Tentang Mahes
41 41. Bayar satu juta
42 42. Di toko perhiasan
43 43. Bukankah itu Siska
44 44. Akal bulus Siska
45 45. Berlatih jalan
46 46. Melabrak Mala
47 47. Rahasia Mahes
48 48. Menyatakan perasaan
49 49. Rahasia Doni terbongkar
50 50. Sinta berbohong
51 51.Jalan-jalan
52 52. Bertemu Mala dan Siska
53 53. Peringatan untuk keluarga Doni
54 54. Kelakuan menantu dan mertua
55 55. Akhirnya ketahuan
56 56. Menggosip
57 57. Resmi bercerai
58 58. Story WhatsApp Mala
59 59. Pasien rumah sakit jiwa
60 60. Disangka pengemis
61 61. Move on ala Doni
62 62. Menjual perhiasan
63 63. Hari pertama kerja
64 64. Menyebar kebaikan
65 65. Mendekati direktur utama
66 66. Tes seleksi
67 67. Gagal diterima
68 68. Kecelakaan
69 69. Rumah ini dijual
70 70. Memperebutkan rumah
71 71. Di gusur atau di bakar?
72 72. Ujian beruntun
73 73. Teguran dari Tuhan
74 74. Tingkah tak terduga Mala
75 75. Teringat dengan kedua orang tua
76 76. Melamar
77 77. Penyakit berbahaya
78 78. Siska sakit
79 79. Kembali bertemu
80 80. Menjaga jarak
81 81. Vonis dokter
82 82. Siapa yang menikah
83 83. Malam pertama
84 84. Bau tikus
85 85. Pasukan pemburu tikus
86 86. Mengetahui penyakit Doni
87 87. Pelajaran hidup
88 88. Setelah Doni meninggal
89 89. Perjuangan
90 90. Sembuh
91 91. Meeting
92 92. Kelakuan aneh Mahes
93 93. Benar-benar sembuh
94 94. Kelakuan Mala
95 95. Mencari kerja
96 96. Hamil?
97 97. Positif
98 98. Di rumah sakit
99 99. Nama yang sama
100 100. Mendapat pekerjaan
101 101. Hari pertama
102 102. Bunyi perut Siska
103 103. Nonton film
104 104. Usaha Mahes
105 105. Hari kedua
106 106. Kehidupan kedua
107 107. Gaji pertama
108 108. Bertemu mantan pelanggan
109 109. Saling memikirkan
110 110. Hampir lupa
111 111. Mengantar pesanan
112 112. Bertempur setiap hari
113 113. Saling memberi perhatian
114 114. Rasa yang menggelitik
115 115. Coba lagi
116 116. Ibu hamil yang menarik
117 117. Orang penting di rumah sakit
118 118. Celotehan Mahes
119 119. Mantan pendosa
120 120. Sekian lama tidak bertemu
121 121. Mala dan Siska
122 122. Tak bisa fokus
123 123. Jujur
124 124. Kembali bersemangat
125 125. Di pemakaman
126 126. Teka-teki Bu Mirna
127 127. Ada apa dengan Siska?
128 128. Di rumah sakit
129 129. Tak ingin salah paham
130 130. Pijat plus-plus
131 131. Kalah dengan ibu hamil
132 132. Pulang
133 133. Omelan ibu kost
134 134. Karyawan baru
135 135. Doni dan Bu Mirna
136 136. Hari pertama kerja
137 137. Mala ngambek
138 138. Melahirkan
139 139. Pertanyaan yang memalukan
140 140. Berpuasa
141 141. Sebuah nama
142 142. Aqiqah
143 143. Bu Mirna vs Siska
144 144. Saling memaafkan
145 145. Pacar
146 146. Kado untuk Bu Mirna
147 147. Di pemakaman
148 148. Kecelakaan kecil
149 149. Iri hati
150 150. Opname
151 151. Pulang
152 152. Menjemput Siska
153 153. Ijin dari dokter
154 154. Terlalu lama puasa
155 155. Jalan-jalan sore
156 156. Meminta pendapat
157 157. Mandi tengah malam
158 158. Bertemu lagi
159 159. Calon istri
160 160. Melamar
161 161. Menikah
162 162. Di dalam kamar
163 163. Olahraga malam
164 164. Terkejut
165 165. Perut gendut
166 166. Hamil
167 167. Ujung cerita
Episodes

Updated 167 Episodes

1
1. Kecelakaan
2
2. Suami bertanggungjawab
3
3. Lumpuh
4
4. Diagnosa dokter
5
5. Pulang
6
6. Makan siang
7
7. Beristri dua
8
8. Kencan
9
9. Barongsai
10
10. Hanya segelas teh
11
11. Siska hilang
12
12. Ternyata tidak hilang
13
13. Istri kaya
14
14. Sedekah
15
15. Kesiangan
16
16. Sisa makanan
17
17. Melamar kerja
18
18. Janur kuning
19
19. Pesta kebun
20
20. Amplop sumbangan
21
21. Drama amplop
22
22. Drama pagi
23
23. Video
24
24. Kontrol
25
25. Dibayar lunas
26
26. Omelan security
27
27. Menjual mobil
28
28. Pengusiran
29
29. Di hajar preman
30
30. Wanita tak tahu diri
31
31. Hutang
32
32. Om ganteng
33
33. Kelakuan Siska yang sebenarnya
34
34. Pusat perhatian
35
35. Office boy
36
36. Menjadi direktur utama
37
37. Naik jabatan atau dipecat?
38
38. Tangisan di kamar mandi
39
39. Suami tak tahu diri
40
40. Tentang Mahes
41
41. Bayar satu juta
42
42. Di toko perhiasan
43
43. Bukankah itu Siska
44
44. Akal bulus Siska
45
45. Berlatih jalan
46
46. Melabrak Mala
47
47. Rahasia Mahes
48
48. Menyatakan perasaan
49
49. Rahasia Doni terbongkar
50
50. Sinta berbohong
51
51.Jalan-jalan
52
52. Bertemu Mala dan Siska
53
53. Peringatan untuk keluarga Doni
54
54. Kelakuan menantu dan mertua
55
55. Akhirnya ketahuan
56
56. Menggosip
57
57. Resmi bercerai
58
58. Story WhatsApp Mala
59
59. Pasien rumah sakit jiwa
60
60. Disangka pengemis
61
61. Move on ala Doni
62
62. Menjual perhiasan
63
63. Hari pertama kerja
64
64. Menyebar kebaikan
65
65. Mendekati direktur utama
66
66. Tes seleksi
67
67. Gagal diterima
68
68. Kecelakaan
69
69. Rumah ini dijual
70
70. Memperebutkan rumah
71
71. Di gusur atau di bakar?
72
72. Ujian beruntun
73
73. Teguran dari Tuhan
74
74. Tingkah tak terduga Mala
75
75. Teringat dengan kedua orang tua
76
76. Melamar
77
77. Penyakit berbahaya
78
78. Siska sakit
79
79. Kembali bertemu
80
80. Menjaga jarak
81
81. Vonis dokter
82
82. Siapa yang menikah
83
83. Malam pertama
84
84. Bau tikus
85
85. Pasukan pemburu tikus
86
86. Mengetahui penyakit Doni
87
87. Pelajaran hidup
88
88. Setelah Doni meninggal
89
89. Perjuangan
90
90. Sembuh
91
91. Meeting
92
92. Kelakuan aneh Mahes
93
93. Benar-benar sembuh
94
94. Kelakuan Mala
95
95. Mencari kerja
96
96. Hamil?
97
97. Positif
98
98. Di rumah sakit
99
99. Nama yang sama
100
100. Mendapat pekerjaan
101
101. Hari pertama
102
102. Bunyi perut Siska
103
103. Nonton film
104
104. Usaha Mahes
105
105. Hari kedua
106
106. Kehidupan kedua
107
107. Gaji pertama
108
108. Bertemu mantan pelanggan
109
109. Saling memikirkan
110
110. Hampir lupa
111
111. Mengantar pesanan
112
112. Bertempur setiap hari
113
113. Saling memberi perhatian
114
114. Rasa yang menggelitik
115
115. Coba lagi
116
116. Ibu hamil yang menarik
117
117. Orang penting di rumah sakit
118
118. Celotehan Mahes
119
119. Mantan pendosa
120
120. Sekian lama tidak bertemu
121
121. Mala dan Siska
122
122. Tak bisa fokus
123
123. Jujur
124
124. Kembali bersemangat
125
125. Di pemakaman
126
126. Teka-teki Bu Mirna
127
127. Ada apa dengan Siska?
128
128. Di rumah sakit
129
129. Tak ingin salah paham
130
130. Pijat plus-plus
131
131. Kalah dengan ibu hamil
132
132. Pulang
133
133. Omelan ibu kost
134
134. Karyawan baru
135
135. Doni dan Bu Mirna
136
136. Hari pertama kerja
137
137. Mala ngambek
138
138. Melahirkan
139
139. Pertanyaan yang memalukan
140
140. Berpuasa
141
141. Sebuah nama
142
142. Aqiqah
143
143. Bu Mirna vs Siska
144
144. Saling memaafkan
145
145. Pacar
146
146. Kado untuk Bu Mirna
147
147. Di pemakaman
148
148. Kecelakaan kecil
149
149. Iri hati
150
150. Opname
151
151. Pulang
152
152. Menjemput Siska
153
153. Ijin dari dokter
154
154. Terlalu lama puasa
155
155. Jalan-jalan sore
156
156. Meminta pendapat
157
157. Mandi tengah malam
158
158. Bertemu lagi
159
159. Calon istri
160
160. Melamar
161
161. Menikah
162
162. Di dalam kamar
163
163. Olahraga malam
164
164. Terkejut
165
165. Perut gendut
166
166. Hamil
167
167. Ujung cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!