Ranjang Kontrak Tuan Anderson

"Apakah suami mu tadi malam pulang?" tanya Elizabeth ketika Emile turun.

Emile hanya menggelengkan kepalanya saja yang membuat wanita paruh baya itu langsung mengeluarkan kata-kata mutiaranya. Emile hanya bisa tersenyum canggung saja mendengarnya.

Tatapan Elizabeth pun teralihkan dengan penampilan Emile. Ia nampak heran kenapa wanita itu berpenampilan seperti ingin pergi bekerja.

"Kau mau kemana?" tanya Elizabeth.

"Aku mau berangkat kerja, mam." jawab Emile membuat Elizabeth terkejut.

"Untuk apa kau bekerja. Hei, kau itu sekarang sudah menjadi menantu dari keluarga Anderson. tidak perlu kau bekerja, di rumah saja dan jaga baik-baik kandunganmu itu. " kata Elizabeth.

Emile hanya menanggapinya dengan tersenyum saja. Ia tidak bisa berdiam diri begitu saja, apalagi ia masih ada tanggung jawab untuk melunasi semua hutangnya pada Harry, agar secepatnya ia bisa terlepas dari pria itu. Setelah beberapa saat ia mengatakan maksudnya yang ingin terus bekerja sebelum perutnya bertambah besar, akhirnya Elizabeth hanya bisa mengalah saja dan membiarkan Emile tetap bekerja.

Ia berangkat dengan di antar oleh David. Sebenarnya Emile tidak enak, tapi mau bagaimana lagi itu semua kemauan dari ibu mertuanya. Mau tak mau, ia pun harus tetap patuh.

Ia meminta David untuk menurunkannya agak jauh dari perusahaan Harry. Ia melakukan itu agar tidak ada seorang pun yang tahu jika Emile berangkat dengan di antar oleh sekretaris Elizabeth.Bertepatan dengan itu pun, mobil Daniel masuk. Ia pun teringat sesuatu dan langsung menghampiri Daniel yang baru saja keluar dari mobil.

"Pagi, sekretaris Daniel." kata Emile dengan mengintip mobil Daniel.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Daniel dengan herannya.

"Sebenarnya, mangga ku ketinggalan satu. Aku ingat betul kemarin di letakkan di kursi depan sini. apakah kau melihatnya?" tanya Emile.

Mendengar hal itu, sontak saja Daniel mematung. ia tidak menyangka jika Emile akan mengingatnya. Mangga yang di maksud Emile sudah ia gigit dan ia buang. Ia pun bersikap seolah-olah tidak tahu saja.

"Tidak ada, aku tidak melihat apapun. " jawab Daniel dengan berlalu pergi meninggalkan Emile.

"Apa jangan-jangan kau yang memakannya? Sebenarnya memang sengaja ku tinggalin di kursi itu biar kau mencobanya." kata Emile.

"Ya sudah ku makan tapi akhirnya langsung ku buang karena rasanya sangat asam." ujar Daniel yang membuat Emile berhenti dan menatap punggung pria itu dengan tatapan kesalnya.

Menyadari ada hal yang aneh, Daniel pun menoleh ke belakang dan di lihatnya Emile tengah menekuk wajahnya sembari menatapnya dengan tatapan sinis dan tajam.

"Apa kau tau jika aku sangat menginginkan mangga itu, kau ternyata manusia yang sangat jahat, tega dan tidak berperikemanusiaan. apa kau tidak melihat keadaanku sekarang. Aku juga tidak mau tapi ini bukan kemauan ku sendiri." kata Emile dengan mata yang mulai berair.

Melihat itu tentu saja membuat Daniel panik dan langsung menghampiri Emile. Ia celingukan dan memastikan jika di sekitar mereka tidak ada orang yang melihatnya. Ia benar-benar terkejut dengan reaksi Emile yang menurutnya sangat aneh dan tidak wajar.

"Hei, jangan menangis disini. Orang lain akan mengira aku menyakitimu." kata Daniel dengan panik.

"Memang kau menyakitiku. Aku tidak benar-benar ingin memberikannya padamu, tapi kau tanpa memberitahuku memakan mangga itu. Aku masih sangat ingin memakannya, sekretaris Daniel." kata Emile dengan merengek sembari menghasilkan air matanya.

"Ya ya nanti aku akan mencarikan lagi mangga itu untukmu, oke." ujar Daniel yang membuat Emile langsung terdiam dan menatap pria itu lalu mengangguk tersenyum.

Ia pun kemudian pergi begitu saja meninggalkan Daniel yang sedang mematung. Emile sendiri juga bingung kenapa bisa ia bertingkah memalukan di depan Daniel. Sementara pria itu benar-benar mengumpat dengan kesalnya. ia menyesal telah memakan mangga itu, dan sebagai gantinya, ia harus mencarikan lagi mangga yang sama seperti itu.

Rupanya sedari tadi ada Harry yang diam-diam melihat perdebatan kecil mereka. Ia hanya memantau dari dalam mobil saja tanpa berekspresi. Senyum smrik pun muncul di bibirnya dengan pemikiran negatif yang sudah menguasai kepalanya.

Ia turun dari mobil dan langsung menyusul langkah Daniel. Menyadari ada seseorang di belakangnya pun membuat Daniel menoleh. Ia terkejut tak kala melihat Harry sudah di belakangnya.

"Jangan bilang jika anak yang ada di dalam kandungan itu adalah anakmu, Daniel." kata Harry yang membuat Daniel langsung berhenti dan menoleh bingung pada Harry.

"Apa maksudmu?" tanya Harry.

"Ya seperti yang ku katakan tadi, ku lihat kau begitu akrab dengannya. Apakah sebenarnya kau memiliki hubungan dengan wanita bodoh itu tanpa sepengetahuan ku dan kau menjadikan ku sebagai tameng saja. Hahaha aku tidak menyangka kau bisa serendah itu, Daniel. Jika kau mau, ambilah. Aku tidak butuh, dari awal aku menikahinya karena terpaksa. Aku tidak butuh sampah seperti dia. Ambil saja jika kau mau, sialan." kata Harry kemudian menyenggol bahu Daniel dengan kasarnya dan berjalan mendahuluinya.

Mendengar perkataan Harry tentu saja membuat Daniel bertambah bingung. Apa maksud dari perkataan pria itu. Kenapa tiba-tiba saja mengatakan hal yang tidak masuk di akal.

"Apa dia sudah gila. Bagaimana mungkin itu anakku, Sementara aku saja belum pernah sama sekali menyentuh seorang wanita. jelas-jelas dia yang menidurinya kenapa pula aku yang di salahkan. Aneh sekali. Tunggu-tunggu.....ada yang aneh. Ada yang harus ku pastikan sendiri." kata Daniel yang merasa sikap Harry sangatlah tidak wajar.

Daniel langsung menyusul Harry dan bersikap seolah tidak terjadi apapun. Ya, ia lebih memilih untuk menghiraukan perkataan Harry. sesampainya di ruangan Harry, ia segera memberikan berkas laporan kemarin yang ia buat untuk proyek di luar kota mereka.

Tanpa ekspresi apapun, Harry langsung merobek kertas itu yang membuat Daniel terkejut dan bingung.

"Buat lagi, ini tidak seperti yang aku inginkan." kata Harry membuat Daniel menatapnya dengan heran

Tidak seperti biasanya Harry bersikap seperti itu. Ia tidak pernah sekalipun memberikan komentar atau bahkan sampai merobek berkas yang dia buat. tiba-tiba saja ia menghubungi cleaning service dan meminta Emile yang harus membersihkan sendiri.

Tak berselang lama, Emile pun datang dan masuk. Ia menatap Daniel sekilas sebelum akhirnya tatapan matanya bertemu dengan Harry. Tatapan Harry yang seperti ini menelannya hidup-hidup membuat ia hanya bisa menelan ludahnya saja dengan kasar.

"Bersihkan ini, cepat." kata Harry membuat Emile langsung melakukannya.

Hanya saja, tidak berhenti sampai di situ. Harry malah sengaja membuat robekan kertas lagi yang lumayan banyak sehingga membuat Emile hanya berdecak kesal saja.

"Kenapa? Kenapa kau hanya diam saja, Daniel. Bantulah membersihkannya. Bukannya kau sangat dekat dengan wanita ini?" kata Harry dengan tersenyum smrik membuat Emile bingung.

"Pekerjaan ku masih banyak. aku akan mencetak berkasnya lagi seperti yang kau minta." kata Daniel yang lebih memilih pergi.