Cinta Arumi dan Ryan ditentang oleh Mami Rosalina karena perbedaan status.
Kejadian tidak terduga ketika Arumi menabrak Reyhan yang merupakan kakak dari Ryan. Arumi diminta untuk bertanggung jawab karena Reyhan mengalami kebutaan akibat dari kecelakaan itu.
Tahu Arumi adalah mantan kekasih Ryan, Reyhan memintanya untuk menjadi istri dan mengurus segala keperluannya.
Bagaimana perasaan Arumi ketika tahu laki-laki yang dinikahinya adalah kakak dari Ryan, orang yang sangat dia cintai?
Apa yang akan terjadi kepada mereka ketika tinggal serumah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5. Tinggal Sekamar
Bab 5. Tinggal Sekamar
Hari ini Reyhan sudah dibolehkan pulang oleh dokter, tetapi masih harus melakukan rawat jalan. Semua barang milik laki-laki itu sudah dibereskan.
Mami Rosalina dan Ryan juga datang untuk menjemput Reyhan. Namun, laki-laki itu memilih naik mobil terpisah. Dia menyuruh Arumi untuk menjadi asisten pribadi, termasuk menajdi supirnya.
Pernikahan Arumi dengan Reyhan, keluarga laki-laki itu belum tahu. Karena dia akan mengumumkan pernikahannya nanti di waktu yang tepat. Mengalami kecelakaan itu tidak sepenuhnya membuat Reyhan merasa dirugikan meski kehilangan penglihatan dan kakinya masih harus terapi agar bisa jalan normal lagi.
"Bi, apa kamar untuk aku sudah disiapkan?" tanya Reyhan kepada salah seorang pembantu di rumah.
"Sudah, Den. Sesuai dengan permintaan," jawab Bi Nina.
Reyhan meminta kamar utama yang dahulu menjadi kamar mamanya. Setelah mamanya meninggal, tidak boleh ada seorang pun yang menempati kamar itu. Jika, ada yang berani maka semua barangnya akan dia bakar. Tidak perduli apa itu barang berharga atau tidak, karena baginya itu semua sampah yang sudah mengotori tempat mamanya.
Dahulu, barang-barang Mami Rosalina dibakar habis oleh Reyhan saat wanita itu nekad ingin menggunakan kamar yang menghadap ke halaman depan dan samping. Kamar itu sengaja dirancang untuk mamanya Reyhan ketika pertama kali dibangun, jadi selamanya tidak akan diizinkan siapa pun menempatinya, kecuali Reyhan.
Arumi melihat kamar itu sangat mewah dan nyaman. Apalagi ketika melihat ke arah jendela, dia bisa melihat taman bunga. Udaranya juga segar dan membuat nyaman orang betah di ruangan ini.
Reyhan masih merasa sakit ketika berjalan, apalagi jika disuruh lari. Walau begitu, dia tidak mau menggunakan kursi roda. Lebih baik jalan sambil bertumpu pada tubuh Arumi. Untungnya wanita itu memiliki tinggi badan di atas rata-rata wanita Indonesia.
"Arumi, aku ingin mandi," ucap Reyhan.
"Aku siapkan dulu airnya," balas Arumi.
Ketika melihat ke dalam kamar mandi, Arumi terkejut karena seperti kamar mandi yang ada di hotel berbintang dengan desain interior modern. Jacuzzi atau tempat berendam bisa buat banyak orang, apalagi itu sudah menggunakan sistem jet bawah air untuk memijat tubuh yang bisa membuat betah orang berlama-lama berendam di sana.
"Airnya sudah aku siapkan jika Mas ingin berendam," kata Arumi setelah keluar.
"Ayo, kita mandi!" ajak Reyhan.
Selama ini Arumi membersihkan tubuh Reyhan tidak pernah dalam keadaan polos. Namun, kali ini suaminya meminta untuk menanggalkan semua pakaiannya tanpa terkecuali.
Muka Arumi sudah seperti kepiting rebus karena malu. Melihat tubuh kotak-kotak Reyhan saja sudah membuatnya malu dan deg-degan, apalagi sekarang.
"Kamu juga buka bajumu, kita mandi bersama," ucap Reyhan setelah semua pakaiannya dilepas Arumi.
"Apa?" pekik Arumi histeris.
"Memangnya kamu mau basah-basahan dengan pakaian lengkap? Selama di rumah sakit aku tidak mandi. Sekarang kamu harus bersihkan semuanya sebersih-bersihnya tanpa terkecuali!" titah Reyhan.
Tubuh Arumi mendadak lemas. Bagaimana mungkin dia mandi bersama laki-laki yang baru seminggu dikenalnya. Walaupun sekarang status mereka sudah menjadi suami-istri.
"Kenapa? Kita sudah menikah. Tidak berdosa mandi bersama dan saling menyentuh," lanjut Reyhan karena tidak merasakan adanya pergerakan dari Arumi.
Apa yang dikatakan oleh Reyhan itu benar. Namun, hati dan batinnya belum siap untuk melakukan hal itu.
Tanpa di duga Reyhan mengulurkan tangannya ke arah Arumi. Laki-laki itu mengandalkan insting untuk menggapai tubuh istrinya. Dia menarik tangan wanita itu dan memeluknya. Lalu, tanpa di duga dia mencium tepat di bibirnya. Reyhan melumat bibir istrinya untuk menunjukkan bahwa dia juga berhak melakukan itu kepada Arumi.
Mendapatkan serangan mendadak dari sang suami, Arumi shock. Dia terdiam tidak membalas ciuman Reyhan. Ini adalah ciuman pertama mereka.
Tidak mendapat balasan dari Arumi, membuat Reyhan kesal. Dia semakin kuat menyesap bibir ranum istrinya. Tanpa dia sadari lidahnya juga ikut bermain dan membuat sang istri terbuai sehingga membalasnya.
Reyhan merasa senang karena Arumi sudah mulai ke dalam permainannya. Dia akan membuat wanita itu jatuh cinta dan selalu berada dipihaknya.
Arumi merasa gila karena sentuhan Reyhan. Ucapan laki-laki itu membuat dirinya mau tidak mau harus menerima dan mengikuti keinginannya karena mereka sudah menjadi pasangan yang halal. Dosa hukumnya jika dia menolak keinginan suaminya.
Akhirnya Arumi ikut berendam bersama dengan Reyhan di jacuzzi. Wanita itu juga menggosok seluruh badan suaminya.
"Mas, bagian itu kamu bersihkan sendiri, ya?" ucap Arumi dengan menahan rasa malu.
"Kamu tahu sendiri kalau kedua tangan aku masih sakit. Jadi, kamu yang bersihkan," balas Reyhan.
"Ta-pi ...."
"Tidak ada bantahan!"
"Tadi kuat menarik tubuh aku dengan mudahnya. Sekarang giliran membersihkan cucak rowo sendiri bilang sakit," batin Arumi.
DEG!
Jantung Reyhan terasa jatuh ketika tangan Arumi menyentuh miliknya. Awalnya dia cuma ingin menjahili wanita itu. Namun, kini dia sampai harus menahan diri. Dia membayangkan hal-hal lucu untuk mengalihkan pikirannya.
DEG!
Untuk kedua kalinya jantung Reyhan terasa melompat dari tempatnya ketika dada lembut Arumi tidak sengaja bersentuhan dengan punggung laki-laki itu ketika akan mengambil kain yang digunakan menggosok tadi jatuh ke jacuzzi.
"Gila! Apa itu?" batin Reyhan dengan jantung yang bertalu-talu.
"Mas, kepalanya mau dikeramas?" tanya Arumi.
Sebenarnya hal ini tidak perlu karena kepala Reyhan saat ini botak. Dia niatnya untuk membersihkan bagian yang tidak kena jahitan bekas operasi.
"Ya," jawab Reyhan.
"Kita pindah tempat?"
"Di sini saja."
"Tapi ...."
"Tidak ada bantahan!"
Lagi-lagi Arumi dibuat menuruti keinginan suaminya. Dia membersihkan kepala dengan sangat hati-hati.
Mandi berdua membutuhkan waktu lebih dari setengah jam. Arumi baru ingat kalau dia hanya punya beberapa helai pakaian yang kemarin dia bawa ke rumah sakit.
"Bagaimana ini? Pakaianku tinggal ini saja, nanti sore aku pakai apa?" batin Arumi.
"E, Mas ... aku mau minta izin pulang. Aku mau bawa beberapa potong pakaian," ucap Arumi.
"Hn," balas Reyhan. "Tidak boleh lebih satu jam."
"Hah? Mana bisa! Pulang pergi dan membereskan barang itu butuh waktu," balas Arumi karena yakin waktu satu jam tidak akan cukup.
"Baiklah. Kalau begitu tidak boleh lebih dari satu jam setengah," ucap Reyhan. "Tidak ada bantahan!"
Mulut Arumi yang sudah terbuka untuk mengeluarkan ucapannya, langsung menutup kembali. Dia tahu kalau suaminya itu sangat keras kepala dan tidak suka dibantah.
Terdengar suara pintu diketuk dari luar. Bi Nina memberi tahu sudah waktunya makan siang dan yang lain sudah menunggu.
"Ayo, kita pergi ke ruang makan!" ajak Reyhan.
Arumi berjalan di samping suaminya. Dia menjadikan tubuhnya untuk tumpuan Reyhan. Laki-laki itu tidak suka menggunakan kursi roda karena terlihat seperti orang lemah, katanya.
Mami Rosalina dan Ryan terkejut melihat Arumi masih ada di rumah mereka. Terlebih lagi wanita itu seperti baru saja selesai mandi dan pakaiannya juga berganti dengan yang tadi dipakai.
"Kenapa kamu masih ada di sini?" tanya Mami Rosalina dengan sinis.
Arumi terdiam. Dia melirik ke arah Reyhan yang berjalan di sampingnya.
"Mulai hari ini Arumi akan tinggal di rumah ini. Karena dia adalah istriku!" ucap Reyhan membalas pertanyaan ibu tirinya.
"Apa?" pekik Mami Rosalina dan Ryan terkejut.
***
dia sudah menyakiti Arumi padahal Arumi tulus banget sama Reyhan