Kehidupan seorang perempuan berubah drastis saat dirinya mengalami sebuah keajaiban di mana ia mendapatkan kesempatan hidup untuk kedua kalinya.
Mungkinkah kesempatan itu ia gunakan untuk membalas semua sakit hati yang ia rasakan di kehidupan sebelumnya?
Selamat datang di kehaluan Mak othor yang sedikit keluar dari eum....genre biasanya 🤭.
Semoga bisa di nikmati y reader's 🙏. Seperti biasa, please jangan kasih rate bintang 1 ya. kalo ngga suka, skip aja. Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Trio sahabat Asha menghampiri meja Aisha. Suasana kelas mendadak hening. Anak-anak tampak tegang melihat raut wajah ketiga remaja tampan dan populer itu.
Aisha melirik cuek pada ketiga sahabatnya.
"Pindah dari bangku ini!", kata Dion.
"Masalahnya apa?", tanya Aisha.
"Bangku ini sudah ada yang punya!", sahut Nikala.
"Tapi sekarang aku yang mau pakai bangku ini, apa salahnya coba?", kata Aisha kesal. Ia kesal karena sahabatnya tak bisa menilai dirinya yang begitu mirip dengan Asha. Mereka tak mengenali Asha di tubuh Aisha.
Jika Dion dan Nikala sewot karena sahutan Aisha yang menyebalkan, Visnu justru memperhatikan sahabatnya tersebut.
"Salah! Karena ini meja sahabat kami!", jawab Dion dengan amarah yang terlihat jelas di tunjukkan oleh matanya.
Aisha berdiri dan tepat di hadapan Dion, ia berkata pelan.
"Kalau marah, ngga usah pake melotot juga! Bisa-bisa keluar tuh matanya!", kata Asha.
Mata Dion bergerak pelan.
"Kalo marah, ngga usah melotot juga! Lama-lama keluar tuh biji mata!", kata Asha setiap sahabatnya yang sedikit pendiam diantara Visnu dan Nikala itu marah. Tapi meski begitu, Dion lah yang paling jarang marah.
Walau pun ucapan Aisha lirih, anak-anak ada yang bisa mendengarnya.
Cari mati nih anak baru!
Ngga tahu yang di hadapi siapa kali tuh cewek!
Duh, anak baru ngapain sih cari perkara sama mereka!
"Lo!!", telunjuk Dion tepat berada di depan hidung Aisha. Tapi Aisha menangkapnya dan menurunkannya pelan. Kedua pasang mata itu saling beradu pandang.
Belum Aisha bicara, seorang guru masuk ke ruang kelas mereka.
"Assalamualaikum ,selamat pagi anak-anak!"
"Walaikumsalam ,selamat pagi Bu!", jawab mereka semua kecuali empat sahabat itu.
"Dion, Nikala, Visnu! Kembali ke tempat kalian!", pinta guru itu.
Ketiganya menurut tapi tatapan tajam masih mengarah pada Aisha.
"Oh iya, anak baru ya? Silahkan perkenalkan nama kamu! Tapi yang perlu kalian tahu, dia adalah cucu pemilik yayasan sekolah kita!"
Oh...pantes berani sama trio ganteng itu, backingannya aja pemilik sekolah!
Suara itu cukup terdengar di ruangan besar tersebut.
"Silahkan perkenalkan diri kamu!", pinta guru tersebut.
Aisha pun berdiri di depan kelas.
"Hai, namaku Aisha Salsabila!",kata Aisha.
Aisha Salsabila?
Asha Salsadila?
Kenapa namanya sekilas hampir sama?
Mungkin begitu yang trio tampan itu pikirkan. Kesamaan nama namun tampilan yang sangat berbeda.
"Semoga kalian mau berteman dengan ku!", kata Aisha. Setelah memperkenalkan diri, Aisha pun di persilahkan duduk kembali.
"Hari ini kita ulangan bab lima. Dan untuk Aisha, kalau nilai kamu saat ini kurang memuaskan nanti kamu bisa konsul dengan saya atau teman kamu yang lain!"
Aisha hanya mengiyakan dengan anggukan.
"Baiklah, anak-anak! Ibu beri kesempatan untuk membaca materi sepuluh menit. Setalah itu, ibu akan membagi soalnya. Dan kamu Aisha, sementara pakai buku ibu. Nanti kamu langsung beli di koperasi sekolah!"
"Iya, Bu! Terimakasih !", jawab Aisah sambil menerima buku milik guru.
Sepuluh menit berlalu, suasana mulai riuh karena waktu untuk membaca materi selesai. Guru pun membagikan soal-soalnya pada anak-anak.
"Jangan ada yang mencontek!", kata guru itu. Walau pun dia tahu, di kelas itu adalah anak-anak terpilih karena otaknya memang cerdas.
Empat puluh menit berlalu ,Aisha sudah selesai mengerjakan ulangannya di bandingkan dengan yang lain. Kebiasaan Asha masih terbawa sampai saat ini.
Bu guru membaca jawaban ulangan Aisha. Ia menatap Aisha dengan pandangan yang sulit di artikan.
Tulisannya sama persis seperti tulisan almarhumah Asha. Bahkan dari cara menjawabnya pun sama! Mana benar semua lagi!
"Kenapa Bu?", tanya Aisha. Semua menoleh ke arah Aisha.
"Kamu...bisa mengerjakannya dengan cepat dan benar semua."
Aisha hanya mengangguk pelan.
"Dan...ada satu hal yang membuat saya heran."
"Apa itu Bu?"
"Tulisan kamu sama persis dengan mendiang Asha. Hah...!", setelah mengatakan demikian, guru tersebut menghela nafas.
Gimana ngga sama, itu saya buuuu....!
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Naura menuju ke ruangan Fazal yang sejak saat ini akan memegang penuh yayasan sekolah keluarganya.
Fazal masih meeting dengan beberapa orang yang berada di naungan yayasan itu.
Naura menunggu pujaan hatinya sampai ia tak sibuk. Dan akhirnya waktu itu pun tiba.
"Mas!"
Fazal bersiap menutup pintu ruangannya tapi Naura menahannya.
"Kita perlu bicara mas!", rengek Naura.
"Tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan! Aku harap kamu tidak lupa dengan peringatan ku kemarin!"
''Tapi ini ngga adil buat aku mas! Kita lama berhubungan dengan janji kamu yang katanya akan tetap bersama ku dan menceraikan gadis kampung itu. Tapi apa? Kamu malah...!''
"Oke, aku minta maaf untuk hal itu! Tapi aku benar-benar tidak mau melanjutkan hubungan terlarang kita!"
"Kamu akan menyesal sudah berbuat seperti ini sama aku mas! Lihat saja, aku bakal bikin rumah tangga kamu hancur! Dan kamu cuma pantas sama aku!"
Naura langsung meninggalkan ruangan Fazal dengan langkah lebar. Sedang Fazal hanya bisa menarik nafasnya dalam-dalam.
Semoga kamu tidak bertindak macam-macam Naura!
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Terimakasih 🙏