NovelToon NovelToon
Titik Balik Kehidupanku

Titik Balik Kehidupanku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Ibu Pengganti / Cinta Paksa / Beda Usia
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aufklarung

Di sebuah kota yang tampak tenang, Alvin menjalani hidup dengan rutinitas yang seolah-olah sempurna. Seorang pria berusia awal empat puluhan, ia memiliki pekerjaan yang mapan, rumah yang nyaman. Bersama Sarah, istrinya yang telah menemaninya selama 15 tahun, mereka dikaruniai tiga anak: Namun, di balik dinding rumah mereka yang tampak kokoh, tersimpan rahasia yang menghancurkan. Alvin tahu bahwa Chessa bukan darah dagingnya. Sarah, yang pernah menjadi cinta sejatinya, telah berkhianat. Sebagai gantinya, Alvin pun mengubur kesetiaannya dan mulai mencari pelarian di tempat lain. Namun, hidup punya cara sendiri untuk membalikkan keadaan. Sebuah pertemuan tak terduga dengan Meyra, guru TK anak bungsunya, membawa getaran yang belum pernah Alvin rasakan sejak lama. Di balik senyumnya yang lembut, Meyra menyimpan cerita duka. Suaminya, Baim, adalah pria yang hanya memanfaatkan kebaikan hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aufklarung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Bab 10

Rey dan Meyra duduk di sebuah meja di café yang biasa Rey kunjungi. Tempat ini nyaman dan cukup tenang, dengan suasana yang menyenangkan. Mereka memesan beberapa cemilan, seperti nachos, kue cubir, dan minuman segar yang terasa cocok untuk mengisi perut setelah hari yang cukup panjang. Meyra yang biasanya sibuk bekerja dan mengurus rumah tangga kini merasa lebih santai. Di hadapannya, Rey yang mulai berbicara lebih terbuka kepadanya memberikan rasa hangat.

Saat mereka mulai menyantap cemilan, Rey yang masih merasa canggung bertanya, “Mommy, kalau boleh aku tanya, apakah kamu nggak keberatan dengan foto-foto Papa yang sering beredar di grup WhatsApp?”

Meyra terdiam sejenak, meresapi pertanyaan itu. Dia tahu betul apa yang Rey maksud, dan memang dia sering mendapati foto-foto Alvin yang tidak pantas, apalagi yang berhubungan dengan wanita lain. Meyra menatap Rey dengan lembut dan berkata, “Rey, urusan orang dewasa itu rumit. Terkadang kita membuat keputusan yang sulit, bukan hanya karena perasaan kita, tapi juga karena ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan.”

Rey menatapnya dengan mata penuh pertanyaan, seolah belum puas dengan jawaban itu. “Tapi kenapa mommy nggak bisa membuka hati buat Papa? Aku tahu sebenarnya Papa itu suka sama mommy, tapi karena mommy nggak suka Papa, makanya Papa sering cari pelarian dengan wanita lain. kenapa mommy nggak coba buka hati buat Papa?”

Meyra merasa hatinya tersentuh oleh perkataan Rey. Betapa anak itu, meski sering terlihat keras dan cuek, sebenarnya sangat peduli dengan hubungan orangtuanya. “Rey, hidup orang dewasa itu nggak semudah yang kamu bayangkan. Ada banyak hal yang nggak bisa langsung kita putuskan hanya berdasarkan perasaan,” jawab Meyra dengan suara pelan, berusaha menjelaskan sebaik mungkin.

Namun Rey tetap bersikeras. “Mommy, kenapa nggak bisa coba sedikit saja? Kalau mommy nggak mau coba, gimana Papa bisa berubah? Dia sering banget curi pandang ke mommy, terutama kalau kamu lagi beres-beresin Chessa. Tapi mommy cuek, makanya Papa semakin cari perhatian dari wanita lain. Itu juga yang bikin aku jadi cuek sama mommy.”

Meyra terkejut mendengar perkataan Rey. Dia tidak menyangka Rey memperhatikan hal-hal kecil semacam itu. “Rey, maafkan mommy,” jawab Meyra dengan tulus. “Kadang-kadang, mommy juga bingung harus gimana. Tapi mommy akan coba lebih baik.”

Rey mengangguk perlahan, puas dengan jawaban Meyra. “Mulai sekarang, mommy coba buka hati buat Papa ya? Aku ingin lihat sisi baik Papa, karena dulu, waktu aku masih kecil, Papa itu sempurna buat aku.”

Meyra merasakan getaran di hatinya. Kata-kata Rey, meskipun sederhana, mengandung harapan yang besar. “mommy nggak janji, Rey, tapi mommy akan coba yang terbaik untukmu, dan untuk keluarga kita.”

Rey tersenyum, merasa sedikit lebih lega. “Nggak usah jawab sekarang. Yang penting mommy coba. Tapi sekarang ayo kita jemput Cessa. Ini kan waktunya Cessa pulang.”

Meyra hampir saja melupakan jadwal menjemput Cessa. “Oh, iya! Ayo kita pergi,” jawabnya dengan cepat, senang melihat Rey sudah mulai merasa lebih baik.

Mereka berdua pun bergegas menuju mobil, Rey di kursi depan dengan Meyra di belakang kemudi. Perjalanan menuju sekolah Cessa terasa lebih ringan kali ini, seolah ada beban yang sedikit terangkat setelah percakapan mereka. Sesampainya di sekolah Cessa, mereka keluar dari mobil dan menuju pintu masuk. Meyra menyapa beberapa teman gurunya yang sedang mengobrol, lalu menuju ruang kelas Cessa.

Begitu Cessa melihat mereka, dia terkejut. “Abang Rey! Kamu ada di sini? Kenapa pulang cepat? Abang nggak boleh sekolah lagi ya? Nanti Papa mukul abang lagi kan?” suara Cessa bergetar, dan air matanya mulai mengalir.

Meyra terkejut mendengar perkataan Cessa. Dia merasakan betapa berat beban yang ditanggung oleh anak-anak Alvin. Cessa, yang masih kecil, sudah mulai memahami betapa kasar dan kerasnya perlakuan Alvin terhadap Rey. Meyra menunduk dan berusaha menenangkan Cessa, “Tidak, Cessa. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Rey nggak akan dipukul, kok. Papa nggak akan melakukannya lagi. Mommy ada di sini untuk kalian.”

Cessa, meskipun masih menangis, merasa sedikit tenang mendengar perkataan Meyra. Tapi masih ada rasa takut di matanya. “Aku nggak mau abang dipukul. Kalau Papa mukul abang, pasti wajah abang luka-luka, Mommy,” ujar Cessa dengan suara terisak.

Meyra merasakan hatinya perih mendengar kata-kata Cessa. Dia menyentuh rambut Cessa dan berkata dengan lembut, “Tenang saja, Cessa. Sekarang ada Mommy yang akan menjaga kamu dan abang Rey. Semua akan baik-baik saja.”

Setelah menenangkan Cessa, Meyra memutuskan untuk langsung menjemput Rheana. Mereka berdua kembali ke mobil dan menuju sekolah Rheana. Di perjalanan, Rey dan Cessa masih duduk bersebelahan, dan Meyra melihat sepasang mata penuh kebingungan dari anak-anaknya.

Sesampainya di sekolah Rheana, mereka langsung menuju ke dalam sekolah dan bertemu dengan putri Alvin yang paling pendiam. Begitu mereka masuk ke mobil, Rheana langsung bertanya dengan suara yang terisak, “Mommy, nggak ada yang peduli sama? Semua orang cuma mikirin diri sendiri. Abang Rey pasti demam lagi besok karena Papa mukul abang kan?”

Meyra yang mendengar itu merasa hati kecilnya terenyuh. “Rheana, jangan berpikir begitu. Ada Mommy sekarang. Mommy akan jaga kalian.”

Rheana masih tampak tidak percaya, meskipun dia mencoba menghapus air matanya. “Aku nggak yakin, Mommy. Papa pasti mukul abang lagi.”

Meyra merasa sangat terharu dengan kata-kata anak-anak itu. Tapi dia tahu, sekarang adalah waktu yang tepat untuk membuktikan bahwa dia ada untuk mereka. Meyra berusaha tersenyum dan berkata, “Kan tadi abang Rey yang traktir Mommy, sekarang giliran Mommy yang traktir kalian makan siang di luar. Ayo, kita makan bersama. Jadi, semua bisa senang.”

Rheana menatap Rey, yang tersenyum dan berkata, “Iya, tadi aku yang traktir Mommy cemilan dan jus, sekarang giliran Mommy.”

Rheana akhirnya menghapus air matanya dan menyeringai. “Oh, kalau gitu, aku ikut deh! Mommy benar-benar ditraktir oleh abang Rey?”

Rey mengangguk sambil tersenyum. “Iya, karena tadi aku yang ngajak Mommy ke café.”

Meyra merasa bahagia mendengar tawa kecil dari anak-anaknya. Dia tahu bahwa ini adalah langkah kecil menuju hubungan yang lebih baik. Sekalipun tidak mudah, dia berharap dengan setiap tindakan, dia bisa menunjukkan kepada ketiga anak sambungnya bahwa mereka tidak sendirian. Dan mungkin, sedikit demi sedikit, hubungan mereka akan semakin membaik.

Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju restoran yang sudah mereka pilih, dengan harapan bahwa waktu makan siang ini akan menjadi awal dari perubahan yang lebih baik dalam keluarga kecil ini. Itulah harapan Meyra untuk kedepannya bersama dengan ketiga anak sambung nya

1
Anastasia Silvana
Baik,bisa diikuti alurnya.
Anastasia Silvana
Akhirnya satu persatu menemukan jalannya
Happy Kids
rasain tuh kesepian. salah sendiri diajak jd pasanhan normal saling berbagi gamau. rasain aja tuh. ga perlu sedih sedih
XimeMellado
cerita ini sudah bikin saya merinding dan ingin tahu terus plotnya. Bravo thor!
paulina
Keren banget gambaran tentang Indonesia dalam cerita ini, semoga terus mempromosikan budaya! 🇮🇩
Reana: terima kasih atas dukungannya🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!