NovelToon NovelToon
Rebirth And Redemption

Rebirth And Redemption

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Showbiz / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Seojinni_

Dalam kehidupan sebelumnya, Xin Yi tidak pernah mengerti. Mengapa Gu Rui, yang disebut sebagai Putri satu-satunya keluarga Gu, selalu membidiknya.

Selalu merebut apa yang jadi miliknya, dan berusaha mengalahkan nya disetiap hal yang ia lakukan.

Tidak sampai suatu hari, Xin Yi menemukan catatan lama ibunya.

Dia akhirnya mengerti, bahwa yang sebenarnya anak kandung Tuan Gu adalah dirinya...

" Xin Yi, matilah dengan tenang dan bawa rahasia itu terkubur bersama tubuhmu. "

Gu Rui membunuhnya dengan kejam, merusak reputasinya, mencuri karya miliknya, dan memfitnah nya sebagai putri palsu yang hanya ingin menipu harta ayahnya.

....

" Tunggu, jadi maksudnya aku adalah Xin Yi itu sekarang.. "

Xi Yi, seorang pemenang penghargaan aktris terbaik selama lima tahun berturut-turut.

Harus kehilangan nyawanya akibat ditikam sampai mati oleh fans fanatiknya.

Dia kemudian terlahir kembali sebagai Xin Yi didunia yang lain.

Dia adalah seorang aktris, mampukah dia berubah menjadi Xin Yi Idol.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 : Lagu, Kostum dan Tawa anak-anak

Pulang dari taman kanak-kanak, suasana di dalam mobil terasa damai. Xin Yi duduk di kursi penumpang, menunduk sibuk menulis di buku catatan kecilnya. Buku itu selalu ia bawa ke mana pun, menjadi tempat ia mencatat lirik atau ide yang tiba-tiba muncul. Jemarinya bergerak lincah di atas kertas, sesekali alisnya mengernyit seolah berpikir keras.

Huo Qian melirik sekilas dari belakang kemudi, sudut bibirnya terangkat. "Apa yang kau tulis begitu serius? Jangan bilang kau sedang menulis surat cinta."

Xin Yi mendengus tanpa mengangkat kepala. "Lirik lagu. Aku tidak punya waktu untuk hal bodoh seperti surat cinta."

"Benarkah?" Huo Qian menggoda. "Tapi kau tahu, jika kau ingin menulis surat cinta untukku, aku tidak keberatan."

Xin Yi berhenti menulis, menatap Huo Qian dengan tatapan datar. "Huo Qian, kalau kau tidak diam, aku akan mencatat namamu sebagai inspirasi lagu tentang pria menyebalkan."

Huo Qian tertawa kecil, menikmati setiap respons Xin Yi. Tapi tawa itu terhenti ketika suara perut Xin Yi bergema di dalam mobil. Gadis itu langsung mematung, lalu menutup wajahnya dengan tangan, pipinya memerah.

"Aku sudah makan siang tadi," gumamnya pelan, mencoba menjelaskan. "Tapi bermain dengan anak-anak tadi... sepertinya aku kehabisan energi lebih cepat."

Huo Qian menahan tawanya, tetapi tidak bisa menyembunyikan senyum di wajahnya. "Kau lapar, kenapa tidak bilang dari tadi?"

"Berhenti menertawakan aku!" Xin Yi memelototinya, meskipun wajahnya masih merah karena malu.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Huo Qian membelokkan mobil ke arah sebuah restoran mewah yang sering ia kunjungi. Restoran itu terkenal karena menjaga privasi pelanggan, cocok untuk orang-orang seperti mereka yang ingin menghindari perhatian publik.

Pelayan menyambut mereka dengan sopan dan mengantar mereka ke ruang pribadi di lantai atas. Ruangan itu dihiasi dengan lampu gantung kristal dan jendela besar yang memperlihatkan pemandangan kota yang berkilauan di bawah cahaya malam.

"Kenapa kau membawaku ke tempat seperti ini?" tanya Xin Yi, duduk di kursi dengan sedikit canggung. "Ini terlalu mewah hanya untuk makan malam biasa."

"Kau lapar, dan aku tidak ingin kau kelaparan," jawab Huo Qian santai sambil membuka menu. "Lagipula, aku ingin memastikan kau makan dengan baik."

Xin Yi mendesah, tahu dia tidak akan menang jika berdebat dengan pria ini. Dia membiarkan Huo Qian memesan untuk mereka berdua. Ketika makanan tiba, aroma lezat memenuhi ruangan.

"Cobalah ini," kata Huo Qian, mengambil sepotong makanan dan menyodorkannya ke depan Xin Yi dengan sumpit.

Xin Yi menatapnya dengan curiga. "Aku bisa makan sendiri."

"Anggap saja ini layanan spesial," ujar Huo Qian, tersenyum penuh arti.

Dengan enggan, Xin Yi menerima suapan itu, lalu matanya berbinar. "Ini enak sekali!" katanya, lupa pada rasa malunya.

Huo Qian tertawa kecil. "Kau seperti anak kecil yang menemukan permen favoritnya."

Xin Yi meletakkan sumpitnya dan menatap Huo Qian dengan ekspresi serius. "Huo Qian, kau benar-benar suka menggodaku, ya?"

"Tentu saja. Kau mudah digoda, itu membuatku senang."

Xin Yi menyipitkan matanya, lalu tersenyum manis—senyum yang begitu memikat hingga membuat Huo Qian sedikit terkejut. Dengan nada lembut, dia berkata, "Kalau begitu, biar aku balas menggoda. Terima kasih sudah membawaku ke sini, Tuan Huo. Kau benar-benar pria yang perhatian."

Huo Qian, yang biasanya penuh percaya diri, tiba-tiba merasa tersudut. Dia berdeham, mencoba menutupi rasa gugupnya. "Jangan terlalu serius. Aku hanya tidak ingin kau pingsan karena kelaparan."

Xin Yi tertawa kecil, merasa puas karena berhasil membuat pria itu sedikit tersipu. "Menggodamu ternyata cukup menyenangkan," pikirnya dalam hati.

Makan malam itu berlangsung dengan suasana hangat dan penuh canda. Xin Yi mulai merasa lebih santai, dan Huo Qian merasa senang melihat gadis itu kembali ceria. Di balik semua godaan dan tawa, ada kehangatan yang perlahan tumbuh di antara mereka, meski keduanya memilih untuk tidak membahasnya. Malam itu, mereka menciptakan kenangan manis yang hanya mereka berdua yang tahu.

***

Matahari pagi menyinari taman kanak-kanak, menerangi halaman yang dipenuhi tawa riang anak-anak. Xin Yi dan timnya tiba dengan membawa kotak besar berisi kostum-kostum lucu. Langkahnya ringan, tapi semangatnya terlihat jelas.

"Anak-anak, lihat apa yang Kakak bawa!" seru Xin Yi sambil membuka kotak itu.

Dalam sekejap, anak-anak kecil mengerubungi kotak tersebut. Mata mereka membulat penuh antusias saat melihat kostum kelinci, kucing, dan bintang-bintang kecil yang berkilauan.

"Aku mau jadi kelinci! Kak Xin Yi, aku bisa melompat tinggi!" seru seorang anak laki-laki sambil menirukan gerakan melompat.

"Aku mau jadi kucing! Meow~ Meow~" tambah seorang anak perempuan, membuat teman-temannya tertawa.

Xin Yi tersenyum lembut. "Baiklah, semua dapat giliran. Tapi sebelum itu, mari kita coba menyanyikan lagu ini bersama-sama. Kalian semua sudah hafal, kan?"

Anak-anak mengangguk dengan semangat, beberapa di antaranya sudah mulai bergoyang mengikuti irama yang dimainkan oleh Lu Zhi di keyboard portabel. Xin Yi memimpin mereka dengan suara lembutnya, menyanyikan lagu yang telah dia sesuaikan untuk mereka.

Ketika lagu selesai, anak-anak bersorak.

"Kak Xin Yi, lagunya lucu sekali! Aku suka bagian yang bilang kita semua bintang kecil yang bersinar!" seru seorang anak, wajahnya berseri-seri.

Xin Yi tertawa kecil. "Karena kalian memang bintang kecil yang bersinar. Sekarang, ayo kita coba dengan kostum!"

Saat anak-anak mulai memakai kostum mereka, suasana menjadi semakin riuh. Beberapa anak bahkan mulai berpose, berpura-pura menjadi karakter dari kostum mereka.

Di tengah kegembiraan itu, suara langkah kaki berat terdengar dari pintu masuk. Semua orang menoleh, dan di sana berdiri Huo Qian dengan beberapa kantong besar di tangannya.

"Wah, ada tamu spesial datang," gumam Lu Zhi, menyikut Xin Yi dengan senyum penuh arti.

Xin Yi mendengus pelan, mencoba mengabaikan tatapan penuh godaan dari temannya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Xin Yi, menatap Huo Qian dengan alis terangkat.

Huo Qian berjalan mendekat, meletakkan kantong-kantong itu di meja. "Membawakan makanan untukmu dan anak-anak ini. Jangan bilang kau lupa makan lagi."

Anak-anak langsung mengerubungi meja, penasaran dengan isi kantong-kantong itu.

"Kakak tampan, apa di dalamnya ada permen?" tanya seorang anak perempuan dengan mata berbinar.

Huo Qian berjongkok, menyamakan tinggi badannya dengan anak-anak. "Ada permen, cokelat, dan kue. Tapi kalian harus janji satu hal—selesaikan latihan dengan baik, baru boleh makan."

"Okeee!" seru anak-anak serempak, membuat Xin Yi menghela napas panjang.

Saat latihan berlanjut, Huo Qian duduk di sudut ruangan, memperhatikan Xin Yi yang sibuk memimpin anak-anak. Ada senyum tipis di wajahnya, tapi matanya penuh kekaguman.

Ketika latihan selesai, anak-anak mulai menikmati makanan yang dibawa Huo Qian. Xin Yi akhirnya duduk untuk beristirahat, mengusap keringat di dahinya.

"Kau benar-benar suka ikut campur, ya," gumamnya, melirik Huo Qian.

Huo Qian tersenyum, menatapnya dengan santai. "Kalau tidak aku yang peduli, siapa lagi? Kau bahkan tidak tahu cara menjaga diri."

Xin Yi mendengus, tapi ada sedikit senyum di sudut bibirnya. "Terima kasih, tapi aku tidak butuh perhatian berlebihan."

Huo Qian mencondongkan tubuhnya, mendekatkan wajahnya ke arah Xin Yi. "Benarkah? Tapi aku suka memperhatikanmu. Kau terlihat lebih manis saat sedang serius seperti tadi."

Xin Yi menatapnya tajam, tapi pipinya mulai memerah. Dengan cepat, dia membalas dengan nada menggoda. "Huo Qian, kau tahu? Kalau aku serius menggoda, kau mungkin tidak akan bisa tidur malam ini."

Kata-katanya membuat Huo Qian terdiam sejenak, tidak menyangka Xin Yi akan membalas seberani itu. Melihat wajah terkejutnya, Xin Yi tersenyum puas, lalu berdiri dengan anggun.

"Jangan terlalu percaya diri, Tuan Besar. Aku lebih pandai memainkan permainan ini daripada yang kau kira."

Huo Qian akhirnya tertawa, menggelengkan kepalanya sambil menatap punggung Xin Yi yang menjauh. "Gadis ini benar-benar tidak tahu kapan harus berhenti."

Hari itu berakhir dengan tawa dan kebahagiaan, membawa semangat baru untuk pertunjukan besar yang menanti mereka esok hari.

1
Jasmin Melor
Luar biasa
Serendipity_
Huo Qian modus banget ye 🤣
Duh siapa itu kak, apa bakal ada penguntit dirumah xin yi?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!