"Jika kamu ingin melihat pelangi, kamu harus belajar melihat hujan."
Pernikahan Mario dan Karina sudah berjalan selama delapan tahun, dikaruniai buah hati tentulah hal yang didambakan oleh Mario dan Karina.
Didalam penantian itu, Mario datang dengan membawa seorang anak perempuan bernama Aluna, yang dia adopsi, Karina yang sudah lama mendambakan buah hati menyayangi Aluna dengan setulus hatinya.
Tapi semua harus berubah, saat Karina menyadari ada sikap berbeda dari Mario ke anak angkat mereka, sampai akhirnya Karina mengetahui bahwa Aluna adalah anak haram Mario dengan wanita lain, akankah pernikahan delapan tahun itu kandas karena hubungan gelap Mario dibelakang Karina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Enam Belas
Karina membuka lemari pakaiannya dan memasukan beberapa pasang baju. Dia berencana akan pergi sementara waktu untuk menenangkan diri. Jika dia memaksa terus di sini rasa sakitnya terus bertambah setiap melihat wajah suami atau Aluna.
Bukannya dia dendam dengan bocah itu. Namun, tak dipungkiri, kehadiran dirinya adalah pembuat luka terbesar di hatinya.
Saat Karina sedang menyusun bajunya, Aluna terbangun. Dia melihat semuanya dan langsung turun dari ranjang. Mendekati wanita yang dia sayangi itu.
"Bunda, mau pergi kemana?" tanya Aluna. Dia menatap ke arah tas yang telah terisi pakaian itu.
Karina berencana pergi ke luar kota. Pikirannya saat ini sedang kacau. Tak mau nanti emosi menguasai sehingga masalahnya tak terselesaikan.
"Bunda tak kemana-mana. Hanya menyusun pakaian yang mau di setrika," jawab Karina. Dia tak mungkin mengatakan niatnya takut bocah itu mengadu pada Mario. Rencananya setelah bicara dengan suaminya, dia akan pergi menenangkan diri.
"Bunda tak akan tinggalkan Nuna?" tanya bocah itu lagi.
"Sekarang sebaiknya Nuna tidur. Sudah malam!" seru Karina mengalihkan obrolan. Dia tak tega membohongi bocah itu. Dia juga tak janjikan akan terus bersama karena sadar itu sulit di kabulkan setelah tau siapa bocah itu.
Satu jam berbaring akhirnya Aluna tertidur. Karina terbangun. Dia lalu duduk di tepi ranjang. Pikirannya masih terngiang pengakuan sang suami kalau Aluna adalah anak kandungnya.
Dada Karina kembali terasa sesak. Mengingat pengkhianatan sang suami. Begitu teganya pria itu menduakan dirinya. Delapan tahun pernikahan mereka tak ada artinya lagi bagi Mario, dia telah mengkhianati kepercayaannya. Berselingkuh hingga memiliki seorang anak. Pria itu pasti bahagia karena telah memiliki anak, tapi dirinya harus terpuruk karena pengkhianat sang suami.
"Betapa bodohnya aku," Karina berbisik pada dirinya sendiri, air mata mengalir deras. "Lima tahun, aku percaya padanya, lima tahun aku mencintainya, dan lima tahun pula aku dikhianatinya.
Aku begitu naif, begitu percaya. Aku tidak pernah curiga, tidak pernah menduga. Aku hanya tunduk pada kebohongannya, pada senyum manisnya, pada kata-kata manisnya.
Tapi sekarang, aku melihat kebenaran. Aku melihat betapa rendahnya dirinya, betapa tidak bergunanya cintaku. Aku merasa terluka, terkhianati, dan terhina.
Mengapa aku tidak melihat tanda-tandanya? Mengapa aku tidak mendengar suara hatiku? Aku begitu bodoh, begitu lemah.
Tapi sekarang, aku bangkit. Aku tidak akan lagi menjadi korban kebodohan. Aku akan melanjutkan hidupku, dengan kekuatan dan keberanian."
Karina sadar semua ini terjadi karena dirinya yang terlalu mencintai Mario sehingga dia percaya saja apa yang suaminya katakan dan lakukan. Tak ada kecurigaan selama lima tahun ini.
Rasulullah pernah berpesan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi agar tidak mencintai sesuatu secara berlebihan. Adapun bunyi hadits tentang mencintai seseorang sebagai berikut,"Cintailah orang yang kamu cintai sekadarnya. Bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu hari nanti harus kamu benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sekadarnya, bisa jadi di satu hari nanti dia menjadi orang yang harus kamu cintai.” [HR. At-Tirmidzi no.1997 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 178]
Jangan mencintai sesuatu melebihi batas. Segala sesuatu yang kita cinta melebihi batas, disitulah kita akan diuji oleh Allah SWT. Berlebih-lebihan mencintai suami kita, disitu bakal diuji oleh Allah SWT.
Konsekuensi mencintai sesuatu adalah menaatinya. Artinya, ketika kamu mencintai kekasihmu dengan porsi yang berlebihan, maka kamu telah menjadi budaknya. Itu yang pernah Karina lakukan, hingga dia rela memberikan segalanya untuk Mario.
**
Pagi harinya setelah memakai'kan baju Aluna, dia meminta bocah itu keluar kamar dan pergi ke kantor dengan Mario, papinya.
Saat akan sarapan, Mario dikejutkan dengan kehadiran sang putri. Dia berharap ada Karina mengekor tapi semua harapannya tak sama dengan kenyataan. Mario lalu berdiri ingin mengajak Karina.
Mario mengetuk pintu kamar, suaranya lembut. "Karina, apa kamu tak sarapan, Sayang?"
Karina tidak menjawab. Dia tidak ingin berbicara, tidak ingin melihat wajah Mario yang penuh kebohongan.
Mario mengetuk pintu lagi, kali ini lebih keras. "Karina, tolong buka pintu. Kita masih harus bicara, Karina!
Karina tetap diam, membiarkan kesunyian menghantui kamar. Dia masih belum mau melihat wajah suaminya.
"Pergilah, Mas. Ingat kalau kita akan bertemu di kantor saja. Atau kamu menginginkan aku pergi dari rumah ini?" tanya Karina sekaligus mengancam.
Mario terkejut mendengar ancaman istrinya itu. Dengan terpaksa dia setuju pergi ke kantor berdua dengan putrinya saja.
Setelah Mario pergi, Karina lalu ikutan pergi. Dia telah berjanji ingin bertemu dengan seseorang di kafe pagi ini. Sebelum ke kantor, dia akan bertemu orang itu dulu.
Dengan mengendarai mobilnya, Karina pergi menuju kafe yang mereka janjikan. Dia memasuki Kafe dengan langkah pasti.
Saat memasuki kafe, Karina melihat Mira telah menunggu. Dari kejauhan wanita itu telah tersenyum. Dia menghampirinya dan memilih duduk dihadapan karyawan suaminya itu. Terlihat suasana yang agak canggung antara keduanya.
Karina dan Mira duduk di kafe, menikmati secangkir kopi hangat. Karina ingin menanyakan hal yang mengganggu pikirannya.
"Maaf, Mira. Aku telah membuatmu menunggu," ucap Karina.
"Tak apa, Bu. Aku juga baru sampai. Ada apa ya, Bu. Aku jadi penasaran kenapa Ibu minta bertemu di sini?" tanya Mira.
"Mira, aku ingin tahu sesuatu," Karina berkata dengan lembut tak mau wanita itu takut. "Apa sebenarnya yang terjadi di kantor sejak aku tak pernah datang lagi? Mengapa semua orang mengenal Zoya sebagai istri Mario?"
Mira terkejut, berusaha menghindari pertanyaan. "Aku tidak tahu apa yang Ibu bicarakan. Siapa yang mengatakan itu?" Mira balik bertanya.
Karina mendesak, suaranya tegas. "Jangan berbohong, Mira. Aku tahu kamu mengerti maksud pertanyaanku. Semua karyawan baru baik lama seperti terkejut saat mengetahui aku istrinya Pak Mario."
"Aku tak tau, Bu. Kenapa mereka berpikir begitu. Ibu bisa lihat, aku sudah menjelaskan pada Ani jika Ibu istri sahnya Pak Mario."
Mira menundukkan kepalanya. Tak berani menatap mata Karina, takut kebohongannya diketahui.
"Mira, hanya kamu yang bisa aku mintai keterangannya. Aku mohon jujurlah. Aku janji tak akan melibatkan kamu," ucap Karina kembali mendesak Mira.
Karina meraih tangan Mira dan menggenggamnya. Dia seperti berharap akan kejujuran wanita itu. Mira memandangi wajah wanita itu. Rasa iba membuat dia akhirnya berkata jujur.
Mira menarik napas dalam-dalam, memilih kata-katanya dengan hati-hati. "Zoya mengatakan kepada semua orang di kantor bahwa Pak Mario dan Ibu sudah bercerai ... dan dia adalah istri Pak Mario sekarang."
Karina merasa terpukul, wajahnya pucat. Tak menyangka jika wanita itu bisa bertindak sejauh itu. Dia pikir hanya karena mereka memiliki anak sehingga orang-orang keliru menilai. Ternyata memang dia mengatakan kebohongan di kantor. Dan suaminya Mario tak berusaha meluruskan. Dadanya terasa semakin sesak mendengar kenyataan itu.
"Mengapa dia berani mengatakan itu?"
Mira membalas memegang tangan Karina. "Aku tidak tahu Bu. Aku sudah pernah mencoba mengatakan kebenarannya, tapi di ancam Zoya."
"Apa Pak Mario tahu kalau Zoya mengarang cerita ini?" tanya Karina.
Dengan pelan Mira menganggukan kepalanya. "Tapi aku pernah mendengar, bahkan sering mereka bertengkar di ruang kerja Pak Mario. Cuma aku tak tau pasti apa yang mereka pertengkar'kan."
Karina menghirup udara. Dadanya terasa sesak mendengar kenyataan itu. Suaminya tahu tapi tak berusaha meluruskan. Ternyata sejauh ini dia menyakiti hatinya.
"Baiklah, Mas. Aku akan mengabulkan keinginan kamu dan Zoya. Kita akan berpisah dan dia menjadi istrimu yang sah!" seru Karina dalam hatinya.
Kamu harus mengatakan kebenaran ini ke Mario , biar bagaimana pun Mario harus tahu kebeneran ini
Dan semoga dgn kabar ini kan mempererat hubungan Karina dan Mario.
laaah lalu anak siapa ayah biologis dari Aluna. Berarti Mario korban dari Zoya