NovelToon NovelToon
ENDING (Akhir Dari Cinta Dan Dendam)

ENDING (Akhir Dari Cinta Dan Dendam)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Kembar / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Inka

Pernikahan mereka dan hubungan mereka hancur karena kesalahpahaman. Setelah mengetahui penyamaran masing-masing. Kesalahpahaman itu akhirnya terbongkar. Bagaimana cara Kalix mengobati luka menyakitkan di hati Callista dimasa lalu?

Jangan lupa baca cerita author tanpa diskip ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Catherine mengambil ponselnya di atas nakas untuk mengabari kedua orang tuanya.

Ting

Catherine melirik ponselnya sekilas saat mendengar suara notifikasi pesan masuk ke ponselnya. Ia terdiam beberapa saat sebelum membalas pesan itu.

Ceklek

Tiba-tiba Alice masuk ke dalam kamar rawat Catherine membawa beberapa makanan sehat untuk sang menantu.

"Mommy barusan singgah di restoran membeli beberapa makanan sehat untuk mu dan kedua calon cucu, Mommy." ujar Alice mengeluarkan beberapa barang belanjaannya di atas meja.

"Jika kamu ingin makan sesuatu. Kamu bisa memintanya kepada Mommy." lanjut Alice dengan tatapan hangat.

Catherine hanya diam dan memperhatikan kegiatan ibu mertuanya. Ia merasa bahagia memiliki ibu mertua sebaik Alice. Andaikan Kalix mencintainya dan bersikap baik padanya. Bukankah Catherine akan menjadi satu wanita paling bahagia di dunia ini.

"Mommy tahu, akhir-akhir ini hubungan kalian sedang tidak baik-baik saja. Mommy tidak setuju kalau kalian bercerai setelah kedua bayi kalian lahir! Jangan main-main dengan perceraian! Karena kalian sudah bersumpah di depan Tuhan dan ratusan saksi yang hadir di hari pernikahan kalian."

Alice menatap Catherine dengan tatapan lembut.

"Mommy menyayangi mu seperti putri Mommy sendiri. Mommy tidak mau kalian berpisah! Mommy tidak mau anak kalian lahir tanpa orang tua lengkap seperti Kalix dulu!"

"Mommy tahu bagaimana rasanya menjadi orang tua tunggal. Bahkan Mommy tahu bagaimana rasanya berpisah dengan anak yang susah payah kita lahirkan ke dunia ini."

Hiks

Hiks

Hiks

"Mom..."

Tiba-tiba Catherine menangis tersedu-sedu mendengar ucapan Alice. Ia merasa tersentuh dengan ucapan wanita paruh baya itu. Alice memeluk tubuh bergetar Catherine dengan hati sedih.

"Mommy mohon... Jangan menyerah dengan pernikahan kalian. Jika Kalix sangat ingin mengakhirinya. Maka kamu harus teguh mempertahankannya. Karena Mommy yakin pernikahan tanpa cinta akan langgeng seiring berjalannya waktu."

"Apakah kamu pernah menonton film dokumenter My Love, Don't Cross That River (2013)" tanya Alice mengelus kepala menantunya.

Catherine menggeleng pelan di dalam pelukan Alice.

"Dari dokumenter itu, kamu bisa belajar banyak hal tentang cinta dan pernikahan. Bagaimana sepasang lansia yang sudah berusia senja menjalani hari-hari terakhir pernikahan mereka setelah 75 tahun menikah hingga salah satu dari mereka harus tiada untuk selama-lamanya."

"Kamu harus tahu, terkadang bukan cinta yang membuat suatu pernikahan langgeng atau kokoh hingga puluhan tahun. Tetapi pernikahan itu akan kokoh ketika kalian tetap mempertahankan komitmen kesetiaan di dalam pernikahan kalian. Jangan hanya karena alasan tidak saling mencintai, kalian memutuskan berpisah setelah waktunya tiba. Pikirkan tentang anak-anak kalian setelah lahir nanti."

"Mommy harap pernikahan kalian akan berakhir seperti dokumenter itu. Kalian menua bersama dan menyaksikan tumbuh kembang anak-anak kalian hingga mereka bertemu dengan cinta sejati mereka."

Lagi-lagi air mata Catherine luruh mendengar cerita ibu mertuanya.

"Mom... ."

Catherine berucap lirih dengan suara serak.

"Ya."

"Sebenarnya---"

Ceklek

BRAK

Tiba-tiba seorang pria berpakaian hitam membuka pintu kamar rawat Catherine dengan sedikit banting hingga membuat Alice dan Catherine tersentak.

Seorang pemuda berkaca mata hitam tiba-tiba muncul dari belakang pria itu.

"Long time no see Baby Girl."

Pemuda itu melepaskan kedua kaca matanya hingga bertemu pandang dengan Catherine.

Deg

Catherine tersentak melihat kedatangan pemuda itu.

"Morgan... ."

Morgan tersenyum tipis mendengar suara lirih Catherine.

"Aku sangat terkejut saat mendengar kekasih hatiku sedang dirawat di rumah sakit!" ujar Morgan melangkah mendekati ranjang rawat Catherine.

"Jangan dengarkan pria gila ini, Mom. Morgan sedang bercanda. Morgan merupakan sahabat dekat Catherine selama kuliah di Jepang dulu." ujar Catherine dengan wajah gugup. Ia takut Alice salah paham dengan ucapan Morgan barusan.

"Come on Cal--"

"Morgan! Mengapa kau datang ke London!" sela Catherine buru-buru menyela ucapan Morgan. Ia takut Morgan keceplosan memanggil namanya.

"Tentu saja untuk mengobati rasa rinduku. Dua tahun setengah bukanlah waktu yang singkat berjauhan denganmu. Aku merasa tidak sanggup berjauhan denganmu Baby Girl."

Morgan mengedipkan sebelah matanya menatap wajah gugup Catherine.

"Come on Morgan! Jangan ucapkan kalimat aneh yang bisa membuat orang-orang yang mendengarnya salah paham."

Morgan menghela napas panjang dan menatap wajah Catherine dengan tatapan serius.

"Aku benar-benar tidak paham dengan jalan pikiranmu, Baby Girl. Menurutku kau sudah melangkah terlalu jauh." ucap Morgan membuat Catherine terdiam.

"Sepertinya kalian ingin mengobrol serius. Mommy akan memberikan sedikit ruang untuk kalian mengobrol." kata Alice sebelum keluar dari kamar rawat Catherine.

"Apa tujuanmu datang ke London, Morgan?" tanya Catherine dengan wajah datar.

Morgan terkekeh pelan dan menatap wajah datar Catherine dengan tatapan genit.

"Jangan menatapku dengan tatapan seperti itu! Karena hasilnya akan tetap sama! Aku tidak bisa mencintai mu!" tegas Catherine membuat raut wajah Morgan berubah serius.

"Kau sudah melangkah terlalu jauh Callista! Ah! Salah! Aku lupa kalau kau sudah menghapus nama itu dari nama mu demi mendekati pria itu!"sindir Morgan membuat Catherine terdiam.

"Apa kau tidak merasa bersalah setelah mencuri kekasih saudara kembarmu sendiri!"

Deg

Deg

Deg

Jantung Catherine berdetak dengan sangat cepat mendengar sindiran Morgan barusan.

"Seiring berjalannya waktu, dia pasti akan menyadari perbedaan kalian, Callista! Jika dia mengetahui kebohongan dan kepalsuan mu! Aku tidak tahu apa yang akan pria itu lakukan padamu!" tegas Morgan membuat air mata Catherine menetes.

"Bahkan dia sudah mengajukan persyaratan perceraian sebelum aku melahirkan anak-anak kami. Bukankah sejak awal dia sudah menyadari perbedaan itu." balas Catherine membuat Morgan terkejut.

"Kau benar Morgan! Meskipun kami memiliki wajah yang persis, tapi pria itu tidak akan pernah mencintai ku! Bahkan dia sudah mengakuinya sebelum mengetahui identitas ku!"

Hiks

Hiks

Hiks

Morgan terdiam mendengar suara tangisan Catherine. Ia tidak menyangka kalau wanita itu akan menangis dengan suara yang terdengar menyedihkan ditelinga Morgan.

Morgan memberanikan diri memeluk kepala Catherine. Ia mengelus kepala wanita itu dengan lembut.

"Kau tahu, aku sangat mencintaimu sejak dulu. Namun, rasa cintamu kepada pria itu sangat besar. Aku bisa melihatnya dari seberapa besar pengorbanan mu untuk mendapatkannya." tukas Morgan membuat suara tangisan Catherine semakin terdengar pilu.

BRAK

Tiba-tiba pintu kamar rawat Catherine dibuka dengan cukup kasar.

"Apa yang kalian lakukan!"

Suara bentakan itu membuat Catherine panik. Namun, Morgan terlihat biasa saja dan tidak berniat menanggapi suara bentakan itu. Bahkan untuk menoleh menatap Kalix, Morgan merasa enggan.

"Jika kamu membutuhkan bantuan ku. Aku akan selalu ada untukmu, Baby."

Cup

Morgan mengecup kening Catherine sebelum keluar dari kamar rawat wanita itu.

 Sebenarnya Catherine ingin menghindari ciuman itu. Namun, gerakan Morgan terlalu cepat. Hingga membuat kecupan itu terjadi begitu saja.

Catherine mendengar Kalix menggerutu beberapa kali melihat adegan itu.

Kalix mengotak-atik ponselnya dan mengirim sebuah pesan kepada asistennya. Catherine memperhatikan wajah suaminya dengan seksama. "Kita akan pulang setelah infus mu habis." ujar Kalix menatap wajah gugup Catherine.

Dahi Kalix berkerut saat memperhatikan wajah gugup Catherine.

"Aku tahu aku tampan. Kau tidak perlu menatapku dengan wajah seperti itu. Bukankah kau juga pernah merasakan bagaimana rasanya berada di atasku." kelakar Kalix membuat wajah Catherine berubah merah padam karena malu.

"Dia benar-benar gila! Baru tadi pagi dia bersikap kasar padaku, lalu mengapa dia tiba-tiba bersikap narsis seperti ini." gumam Catherine di dalam hati.

1
merry jen
AP sakira in Calista yaa
Senja
sampulnya sama kek cerita aku🤣
merry jen
itu model y suka kalik gmnn kbryy tuu ,,moga perbuatan kebongkarr yaa jgnn ksh hdp enkk tu cwee
merry jen
kalikk kalik dh mnggll istrimu br nyesall kmuu ,,l perbuatan mu kejamm dnkhinn di ambil anky dr mm kndung,,dceraiin pulaa Dann dtngkpp dan mertuamu mnggll jg krnn muu ,dhh bnykk tu dosamuu kalik wkkkkkk ,,moga istrimu GK mmgglll itu cm akl aklnn y untuk buat kmu mnyesll
merry jen
jahat x kalik andai gk nahan Calista mngkin mmy Kalista gk dtabrak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!