Cinta Yang Salah

Arif segera ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan mencuci mukanya lalu mengganti baju nya. arif menghampiri melati yang masih dibalut dengan selimut ia mencium kepala melati.

"Makasih sayang, love You " setelah mengucapkan itu arif pergi menggunakan motornya.

Melihat suaminya benar-benar pergi melati sangat kesal ia sampai memukul-mukul kasur yang sama sekali tidak bersalah.

"Padahal tadi udah pengen banget dipuasin kayak sama pak athar waktu itu, tapi mas arif malah cuma bentar, malah rasanya beda banget lagi, jadi tambah kecil, apa karena udah dimasukin yang besar ya jadi kalau kecil udah nggak berasa " melati bergumam sendiri, bertanya sendiri seperti orang tidak waras.

melati bangkit dari tidurnya, ia segera masuk ke kamar mandi lalu membersihkan **** ********** nya dari sisa barusan, lalu ganti baju daster pendeknya.

"Enaknya ngapain ya masih jam segini" melati melihat jam di ponselnya masih jam 8 malam, ia pun memutuskan untuk menonton acara komedi lapor mbak di ponselnya, setidaknya membuatnya sedikit terhibur.

Baru saja ia memainkan 2 part video di jendela kamarnya ada yang mengetuk

"Hah, apaan ya, aduhhh mana mas arif pergi lagi, jangan-jangan hantu, aaa... Takutt." Parno melati karena memang di belakang kostnya itu bukan perumahan melainkan sawah, dan setelah terhalang beberapa sawah ada kuburan, mengingat hal itu membuat melati ketakutan.

Tok tok tok

Ketukannya terdengar lagi, melati mencoba memberanikan diri untuk melihat.

Ia berjalan perlahan, lalu membuka gorden dengan hati-hati mengintip sedikit, melati memicingkan mata, "kok kayak pak athar ya" melati melihat orang itu celingak-celinguk seperti maling, kemudian mengetuk jendela lagi.

Setelah melati yakin kalau itu bosnya ia pun akhirnya membuka jendelanya.

"Bapak ngapain disini" kesal melati karena orang ini kayak tidak ada takut-takut nya.

"Saya mau ketemu kamu, boleh masuk ya"

melati kemudian membuka jendelanya athar dengan mudah masuk, ya karena selain badannya yang tinggi lubang jendelanya lumayan besar.

Melati duduk di kasurnya meraih hp yang masih menyala tontonannya tadi dan melanjutkan menonton.

athar masuk lalu menutup jendela dan menutup gordennya kemudian menghampiri melati yang masih cuek padanya.

"melati" panggil athar.

"Hmm" jawab melati tanpa menoleh menatap athar.

"Kok saya di cuekin?" tanya Athar mendekati melati.

"Emang bapak mau ngapain kesini, ?" Tanya melati lalu mulai mematikan ponselnya dan menaruhnya di lantai samping kasur nya.

"Saya kangen kamu" jawabnya pelan sambil tangan athar menggenggam tangan melati.

"Sekarang sudah ketemu kan pak? sekarang silahkan bapak keluar" jawab melati menunjuk ke arah jendela lagi.

"Jangan gitu dong melati, kamu nggak tau perjuangan saya kesini? Saya susah-susah loh nembus gelap ngelewatin sawah yang becek dan gatel untuk nemuin jendela kamar kamu" ujarnya sedih.

"Nggak ada yang nyuruh lagian pak, saya juga nggak pernah minta di samperin" jawab melati judes, athar tidak bisa menjawab, ke memang benar melati tidak pernah memintanya lagian ini atas inisiatifnya sendiri karena ia terbayang-bayang kejadian di toilet tadi yang sangat ingin ia lanjutkan.

"oiya mumpung bapak disini bisa tolong jelaskan pak, kenapa bapak lakuin itu sama saya?" Tanya melati tiba-tiba sambil melepas kasar tangan athar.

"E.. saya .. suka sama kamu melati" jawabnya ragu takut alasannya tidak di terima oleh melati.

"Bapak tau kan saya sudah punya suami?" tanya melati tegas.

Pertanyaan melati membuat athar mengangguk.

" jadi mumpung belum jauh lebih baik kita stop pak, saya nggak mau kayak gini pak, bapak ngertiin saya lah" ujar melati agar dirinya juga tidak berlarut-larut dari bayang-bayang rasa bersalah.

"melati, saya nggak bisa lupain kamu" jawab athar dengan nada sedih.

"Pak sadar pak saya sudah punya suami" geram melati karena si athar ini tidak mau menyerah.

"Saya mohon melati, saya suka sama kamu, jangan suruh saya pergi, hati dan pikiran saya di penuhi kamu" athar duduk berlutut didepan melati yang duduk di atas kasur lantai yang tebal wajahnya disembunyikan di antara lutut melati.

melati mulai kasihan merasakan lututnya basah, "pak athar nangis??" Batin melati.

"Udah pak jangan gini, bapak itu bos saya, bapak nggak pantes sama sekali berlutut di hadapan saya" ujar melati agar athar bisa Sadar kembali.

"melati saya serius" ujarnya mendongak kan kepalanya dan melihat lebih dekat wajah cantik melati lalu ia melihat dada melati yang di balut daster tipisnya bahkan bulatan kecil di ujungnya tercetak jelas ternyata melati tidak memakai bra, yang sontak tak dapat di tahan rudal athar sudah tegak di bawah sana.

"Pak.. ayolah, jangan begini, saya sangat menghargai bapak sebagai atasan saya, jadi tolong ya pak hargai keputusan saya" ujar melati juga menatap wajah tampan athar tidak munafik dalam hati melati mengakui kalau dia sangat puas bercinta dengan athar, tapi masa' iya melati harus selingkuh di belakang suaminya.

"melati... Saya mohon..." athar sebenarnya sudah sangat ingin memaksa melati tapi ia tidak akan memaksa melati seperti kemarin athar meletakkan kepalanya di atas paha melati membuat kepalanya menyentuh bukit kembar melati yang sudah sangat ingin dilumatnya.

melati terdiam tatkala nafas athar seperti membawa aliran listrik ke seluruh tubuhnya.

Karena daster melati yang sangat pendek kalau dia duduk posisi begini membuat paha melati Terekspos setengahnya.

athar memanfaatkan itu untuk merangsang melati, ia bernafas lebih terasa di paha melati.

melati yang kegelian tidak bisa memungkiri dia sudah sangat menginginkan apalagi tadi belum puas dengan suaminya.

melati memejamkan matanya merasakan nafas athar yang sepertinya sampai pada pangkal pahanya, karena lama-lama pangkal pahanya agak basah hanya karena merasakan deruan nafas athar.

athar mendongak sekejap, dia melihat melati memejamkan mata, diapun tersenyum lalu ia jilat paha melati awalnya bagian depan lalu lama-lama lidahnya lihat menjil*t paha dalam melati yang membuat area inti melati berkedut-kedut tanpa sadar melati mendesis pelan

"Boleh ya sayang, kamu udah pengen banget" bisik athar tiba-tiba wajahnya sudah di depan melati dan tangannya mengelus-elus paha melati lembu

"Pak.. Ss..saya" kalimat melati terhenti kala athar memeluknya.

"Jangan panggil saya pak ya, saya merasa bercinta sama anak saya kalau gitu" bisik athar pelan sekali hanya dapat di dengar oleh melati dan itu membuatnya merinding karena saat berbisik mulut athar berbicara tepat di telinganya.

Sudah hilang lah tolakan mentah-mentah dari melati yang tadi panjang lebar karena melati sendiri menginginkannya dan athar tau itu dari perubahan melati yang tiba-tiba diam.

"Panggil mas atau sayang ya" ujarnya sambil melepaskan pelukannya dan menatap wajah melati dengan penuh gairah.

"Mas?" Tanya melati athar tersenyum mendengarnya dan dari tadi ia ingin pegang dari atas daster melati yang agak transparan.