berkali-kali tertipu, sehingga membuat mereka terbiasa dengan hal tersebut,
karena sering kali kena tipu,Aya dan Jaka pun memulai bisnis mereka hingga akhirnya mereka pun bisa membedakan mana penipu dan mana orang yang benar-benar tulus,
mari baca novel pertama aku,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hidup di jalan
Malam itu, Jaka pun mendatangi rumah saudaranya, kebetulan ada anaknya yang bernama Luna.
"Luna,aku mau ikut masak air ya?."
Ujar jaka yang sudah membawa termos air panas.
"oh iya mang, si mamah lagi kerja, jadi ngga ada dirumah."
Jawab Luna yang memberi tau pada jaka.
Jaka pun langsung masak air, dan setelah selesai, Jaka pun langsung membawa termos panas itu pada Aya.
"Sudah ayah, terus sekarang kita mau langsung ke parkiran?."
Tanya Aya yang melihat wajah jaka.
"iya, kan lumayan Aya, kita bisa dapat pendapatan selama kita belum kerja, walaupun sebenarnya aku tidak tega membawa kamu dan anak-anak kesini."
Ucap Jaka yang memeluk tubuh Aya.
Mereka pun akhirnya memilih untuk pergi ke parkiran, setelah berpamitan pada Luna.
perjalanan yang cukup jauh, membuat Aya kasihan pada Nunu yang masih kecil, sehingga Aya pun langsung menggendong Nunu yang masih susah untuk berjalan.
"Sudah lah Aya, biarkan Nunu berjalan sendiri,
hitung-hitung latihan berjalan kan."
Ujar Jaka yang menyuruh Aya menurunkan Nunu.
"Kasihan lah, kalau Nana mungkin sudah kuat,
kalau Nunu masih terlalu kecil jaka."
Jawab Aya yang terlihat kurang suka dengan cara jaka mengajarkan Nunu belajar jalan.
Setelah beberapa lama kemudian, mereka pun akhirnya sampai di depan sebuah Indomaret yang berseberangan dengan hotel berbintang tiga ditempat Jaka parkir.
"Jaka, mau parkir kamu?."
Tanya Agus yang memegang kawasan itu.
"Iya, itu juga kalau boleh sama kamu Gus."
Jawab jaka yang melihat wajah Agus.
"Tentu saja boleh, kawasan ini, pasti akan lebih aman jika ada kamu jaka."
Jawab Agus yang pernah dikalahkan oleh Jaka.
"Sudahlah gus, itu hanya masa lalu, aku minta maaf jika itu menyakitkan kamu."
Ujar Jaka yang mengingat kembali kejadian demi kejadian dimasa lalu nya.
pantas saja, semua orang yang ada disana mengagumi Jaka, sosok jaka sudah banyak yang kenal, Jaka pun ternyata pernah ditawari untuk jadi pemimpin disana, disebuah perkumpulan para pemuda, hanya saja, Jaka tidak pernah mau untuk bergabung dengan teman temannya yang lain.
"ini istri ku, dia tidak mau aku tinggal di bengkel."
Ujar Jaka yang memberi tau pada teman temannya."
"Oh, ini istrimu jaka, kalau begitu kita ngopi aja dulu Jaka, tenang gua yang bayar."
Ujar Agus yang memanggil teman temannya.
Aya bingung saat itu, air termos nya sudah habis, sedangkan Jaka masih belum mau untuk pulang kerumah."
"Ayah, air habis, mau ikut masak air dimana?."
Tanya Aya pada Jaka suaminya.
"Masak saja didapur hotel, tidak apa-apa, biar Bima yang akan mengantarkan kamu."
Ujar pak Doni yang bekerja sebagai satpam di hotel berbintang itu.
"Aku takut yah, itu kan hotel?."
Jawab Aya yang sedikit menolak untuk masak di dapur hotel.
"tidak apa-apa, jangan takut, semuanya juga kenal dengan Jaka."
Ujar Pak Doni yang memberi tau pada Aya yang ketakutan.
"Sudah, ikut saja, mereka tidak akan macam-macam dengan kamu, aku kenal semuanya, kalau ada yang macam-macam akan menjadi berurusan dengan aku."
Jawab jaka yang berbicara seperti super Hero dalam sebuah film action.
Aya pun akhirnya memilih untuk mengikuti perintah jaka, berjalan dibelakang Bima yang bertugas sebagai cleaning service di hotel itu.
"kamu masak disini, jangan lupa matikan kompor nya jika sudah selesai."
Ujar Bima yang memberi tau pada Aya.
"Terima kasih kak, sudah mau membantu saya."
Jawab Aya yang langsung masak air untuk berjualan kopi seduh nya.
"Sepertinya wajah kamu sudah sering aku lihat, tapi dimana ya."
Tanya Bima yang melihat wajah Aya.
"Mungkin karena aku sering lewat kak, jadi wajar kalau wajah saya sudah tidak asing."
Jawab Aya sambil menunduk kan kepalanya.
"Oh iya gitu?, memang nya kamu kerja dimana?."
Tanya Bisma yang melihat wajah Aya.
"Aku kerja dicaffe depan situ kak, aku juga baru sehari disana."
Jawab Aya sambil tersenyum pada Bima.
"Bagian apa Aya?,"
Tanya Bima yang ingin lebih tau banyak tentang Aya.
"Bagian cleaning service, mau gimana lagi kak, aku sudah melamar pekerjaan di pabrik garmen, hanya saja tidak bisa masuk karena faktor KTP ku yang belum dihidupkan lagi."
Ujar Aya yang menjelaskan pada Bima.
Setelah selesai masak air, Aya pun langsung kembali ke depan, menemui Jaka yang sedang duduk didepan Indomaret.
"Sudah mah, apa ada yang mengganggu kamu?."
Tanya jaka pada Aya yang sudah membawa termos air panas nya.
"Tidak ada, lagi pula aku juga ditemani oleh cleaning service disana."
Jawab Aya yang langsung kembali ke meja jualan nya.
Waktu pun terus berjalan, jam pun sudah menunjukan pukul sebelas malam, Jaka terlihat sedang membantu mas Adji, tukang nasi goreng yang biasa mangkal di depan hotel Cendana.
"Mas aku bawa istri ku dan dua anakku, mereka ingin ikut aku ke sini, lagi pula dirumah juga tidak ada apa-apa."
Ujar Jaka yang memberi tau pada teman nya.
"Ya sudah, buatkan lah istri dan anak kamu makanan, pasti mereka lapar."
Ujar mas adji yang menyuruh Jaka memasak.
Jaka pun langsung membuat kan nasi goreng untuk Aya dan kedua anaknya.
"Aya, makanlah dulu, aku tau kalau kamu belum makan."
Ujar jaka yang membawa sepiring nasi goreng yang ada ditangan nya.
"Uang dari mana jaka?, aku belum dapat uang,
yang tadi ngopi saja, belum ada yang bayar."
Jawab Aya yang melihat wajah Jaka.
"Tenang Aya, mas Adjie ini teman lama ku, aku biasa ikut berjualan dengan nya, sementara kamu diam disini, kalau ada apa-apa, bilang saja pada pak Agus,dia pasti akan membantu kamu."
Ujar Jaka yang hendak pergi untuk berkeliling bersama dengan mas Adjie.
Jaka dan Agus bergantian tugas, Jaka mengambil alih untuk berjualan nasi goreng sambil menunggu waktunya untuk parkir kembali, sedangkan Aya masih duduk didekat tukang siomay dan pecel lele.
"Agus, aku titip Aya, jaga sebentar, aku akan pergi berkeliling dengan mas Adjie.
Ujar Jaka pada Agus yang sedang memarkir kendaraan yang keluar dari Indomaret.
"Tenang saja, aman Jak."
Jawab Agus yang tersenyum pada Jaka.
Malam ini, Aya harus turun mencari uang dijalan, berbeda dengan kehidupan yang dulu pernah dia miliki, mau tidak mau, Aya harus berjuang dan melupakan semua yang pernah dia miliki.
Waktu pun terus berjalan, Aya masih duduk bersama kedua anak nya,
tiba-tiba, pak Doni satpam hotel pun, langsung menyuruh Aya untuk duduk dipos, karena hari sudah terlalu malam.
"Aya, tunggu jaka nya disini saja, sudah malam, kasihan kedua anak kamu, lagi pula Jaka juga pasti akan kembali ke sini."
Ujar pak Doni yang menyuruh Aya untuk masuk kedalam pos satpam.
"Tidak pak, terimakasih, saya tunggu disini saja."
Jawab Aya yang Masih takut karena belum ada izin dari Jaka.
Waktu pun terus berjalan, Jaka akhirnya kembali, membawa satu satu kresek hitam entah apa isinya.
"Mah, ayo kita pulang,"
Ajak Jaka pada Aya.
"Iya, aku juga sudah berat sekali, Nana dan Nunu sudah tidur dari tadi,"
Jawab Aya yang duduk memang ku Nana dan Nunu.
Akhirnya, Jaka pun berpamitan pulang pada Agus dan pak Doni yang sedang duduk di depan hotel Cendana.
Jaka kembali pulang dan terus berjalan kaki karena mereka tidak memiliki kendaraan sendiri.
Penasaran dengan kisah nya, tunggu di update terbaru nya setiap hari.