Pernikahan yang di awali dengan perjodohan memang tidak banyak yang endingnya bahagia. Hal ini yang di alami oleh Nur Azizah, bahkan di usia nya yang baru menginjak usia ke 25 tahun dia harus menjadi seorang single parent alias janda.
"Maaf Zah.." ucap Raka Abdillah yang tak lain adalah suami dari Azizah.
"Kenapa kamu tega sekali melakukan ini pada ku Mas.."
Bagaimana kehidupan Azizah setelah di ceraikan oleh suami nya, dan fakta apa saja yang Azizah ketahui tentang suami nya selama ini? Ikuti terus karya terbaru author ya Readers...jangan lupa dukungannya selalu 🥰☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.Irawana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 11 Aunty Mochi ?
Kehidupan Azizah sudah seperti rolescoster banyak kejadian yang tak terduga dalam hidup nya. Di awali dengan status dia yang menjadi seorang single parent dalam usia yang masih muda, harus berperan menjadi seorang ibu dan ayah untuk sang anak, banting tulang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Belum lagi setiap hari harus mendengarkan cibiran orang - orang tentang status nya itu, jatuh bangun dalam memulai usaha pokok nya sudah paket komplit yang dia dapatkan selama ini.
Manusiawi bukan jika terkadang Azizah mengeluh lelah dengan semua hal yang menimpa diri nya, karena Azizah hanya manusia biasa. Namun tetap sebisa mungkin wanita muda itu tetap berusaha untuk sekuat mungkin bertahan dalam keadaan apa pun demi sang buah hati. Dia tidak boleh terlihat lemah di hadapan sang anak.
Permasalahan dengan Bu Tuti tempo dulu pun sudah terselesaikan dengan kekeluargaan. Sebenarnya Azizah bisa saja membawa masalah itu ke polisi. Namun dia tidak setega itu, mengingat Bu Tuti orang yang lebih tua dari nya jadi dia masih menghormati nya.
Terlebih ada itikad baik dari Bu Tuti dan suami nya yang dengan tulus meminta maaf atas apa yang sudah Bu Tuti perbuat waktu itu dan mereka juga bertanggung jawab untuk merenovasi warung Azizah yang sudah di rusak. Tetap saja ada perjanjian hitam di atas putih dan bermaterai juga yang sudah di sepakati kedua belah pihak. Jika Bu Tuti atau keluarga nya berulah lagi maka Azizah tidak segan - segan akan memenjarakan nya.
"Mba Zizah... di kampus ku lusa ada bazar UMKM lho dalam rangka perayaan ulang tahun kampus. Mba mau ikutan dagang di sana ngga?"
"Emang bisa jika mba ikutan dagang di sana Lih..."
"Tentu bisa dong mba, karena ini di buka untuk umum. Syarat nya mudah kok tinggal daftar di bagian kesekretariatan BEM atau panitia. Dan yang paling penting ini gratis mba ngga ada biaya pendaftaran nya. Terus dapat stand gratis juga, cuma kuota nya terbatas mba, kalau mba Zizah mau nanti kita bantu deh untuk daftar nya, kebetulan kami kan panitia nya," imbuh Damar.
"Wah...boleh tuh...kalau gratis mba mau Mar.. Tapi beneran ya kalian nanti bantu mba buat ngurus pendaftaran nya.." ucap Azizah dengan penuh semangat.
Hubungan antara Azizah, Damar dan Galih memang semakin akrab ketiga nya sudah seperti saudara sendiri. Bahkan Damar dan Galih sudah menganggap Azizah sebagai kakak perempuan nya sendiri. Azizah saja sudah memanggil mahasiswa semester akhir itu dengan nama tidak ada embel - embel mas lagi.
Seperti yang Damar dan Galih katakan tadi, kedua nya benar - benar membantu Azizah dari pendaftaran, mencari lokasi stand yang pas untuk Azizah bahkan untuk hal sekecil apapun mereka juga yang menghandle. Azizah hanya bertugas untuk menyiapkan dagangannya saja.
Karena ini event kampus jadi kebanyakan pembeli adalah mahasiswa maka Azizah memutuskan untuk berjualan makanan ringan saja tapi yang kekinian pasti nya. Ada mochi dengan berbagai varian , salad buah, buko pandan, dan ada es teller durian. Ngga cuma yang manis - manis saja yang Azizah jual ada juga yang gurih - gurih seperti dimsum. Azizah juga memanfaatkan keadaan yang kebetulan saat ini sedang musim durian sebagai bahan utama es teller durian ny. Jadi bukan perisa durian seperti yang di jual oleh pedagang di luaran sana.
"Sayang....kamu yang anteng ya di sini, jangan pergi kemana - mana tanpa seizin bunda. Dan doain bunda supaya dagangan bunda laris manis, aamiin..."
"Aamiin...siap bunda Rizky akan selalu berada di sini nemenin bunda. Kalau perlu nanti Rizky juga bantuin bunda ya? Biar bunda ngga kecapean," ucap bocah tampan berusia tiga tahun itu.
Azizah mengangguk sambil tersenyum manis, tak lupa dia mengusap rambut sang anak dengan begitu lembut. Semakin ke sini wajah Rizky sangat mirip dengan mantan suami nya. Mungkin karena dulu Azizah sangat memuja dan mencintai Raka seperti nya sehingga anak nya sangat lah mirip dengan ayah nya. Jika mengingat hal itu dada Azizah terasa sesak terlebih dengan kebohongan yang harus dia terima selama ini.
"Bismillah...semoga semua dagangan ku laris manis, dan mendapatkan rezeki yang halal dan berkah.. aamiin."
"Mari mas ..mba...ada mochi stroberi, cokelat, Oreo, macha, keju ini. Ada yang seger - seger salad dan es teller durian juga lho, yang manis - manis juga ada buko pandan, dimsum nya juga tak kalah enak lho.." tawar Azizah pada beberapa pasang muda mudi yang berseliweran di depan stand nya.
"Kak...mochi nya berapaan?" tanya salah satu pengunjung bazar itu.
"Satu mika isi lima biji sepuluh ribu kak, untuk varian rasa bisa di mix sesuai selera kakak nya," jawab Azizah dengan begitu ramah tak lupa dia selalu menampilkan senyuman manis.
"Ehm...aku mau dua mika dong kak, all varian ya kak.."
"Alhamdulillah..siap kakak, tunggu sebentar ya.."
Azizah terlihat kewalahan melayani pembeli bahkan Rizky sendiri juga ikut terjun membantu sang bunda melayani para pembeli. Banyak mahasiswi yang salfok dengan bocah tampan itu, bahkan ada juga yang ber swa foto dengan anak semata wayang Azizah itu.
"Rizky capek ya sayang..." tanya Azizah pada sang anak yang sedang berbaring di pangkuan nya.
Dagangan Azizah hanya tersisa mochi saja, itu pun tinggal beberapa biji saja. Untuk menu yang lainnya sudah ludes terjual bahkan ada yang tidak kebagian es teller durian nya tadi, cuaca yang terik membuat para konsumen memburu makanan dan minuman yang segar - segar.
"Ngga kok bunda, Rizky justru senang membantu bunda tadi," jawab bocah tampan itu sambil tersenyum lebar.
Saat kedua nya sedang mengobrol atensi Azizah tiba - tiba tertuju pada seorang bocah laki - laki seusia Rizky yang berdiri di depan stand nya. Anak itu melihat ke arah box yang berisi beberapa mochi. Beberapa kali bocah itu menelan Saliva nya seperti menginginkan jajanan kenyal dan manis itu.
"Hei...kamu mau mochi itu?" ucap Azizah sambil berjongkok.
Bocah itu spontan mengangguk tapi setelah nya menggeleng kan kepala nya. Azizah tersenyum melihat ekspresi lucu anak itu. Azizah meraih box mochi itu dan membuka nya di hadapan anak kecil itu.
"Ini..kamu ambil saja mana yang kamu mau. Tapi ini hanya tinggal isi strawberry dan cokelat kalau yang lain nya sudah habis."
"Tapi Kai ngga punya uang nya aunty.." kata bocah gembul itu sambil menundukkan kepalanya.
Azizah tersenyum, " buat kamu gratis sayang.."
"Beneran aunty..." seketika raut muka bocah itu langsung sumringah.
"Hu'um.."
Betapa senang nya bocah itu yang mendapatkan lima buah mochi dari Azizah secara gratis. Setelah mengucapkan terimakasih bocah itu langsung pergi.
**
"Daddy....lihat Kai bawa apa.." teriak bocah kecil tadi yang tak lain adalah Kaivan Rajendra.
"Mochi ? kamu dapat dari mana sayang makanan ini," tanya seorang pria berusia tiga puluh tahun yang sedang sibuk dengan dengan berkas di tangan nya.
"Dari aunty mochi Dad ..."
"Aunty mochi?"