NovelToon NovelToon
Kumpulan Cerita Pendek

Kumpulan Cerita Pendek

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Cintapertama / Berondong / Duniahiburan / CEO / Hantu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Elfwondz

Kumpulan Cerita Pendek Kalo Kalian Suka Sama Cerpen/Short Silahkan di Baca.

kumpulan cerita pendek yang menggambarkan berbagai aspek kehidupan manusia dari momen-momen kecil yang menyentuh hingga peristiwa besar yang mengguncang jiwa. Setiap cerita mengajak pembaca menyelami perasaan tokoh-tokohnya, mulai dari kebahagiaan yang sederhana, dilema moral, hingga pencarian makna dalam kesendirian. Dengan latar yang beragam, dari desa yang tenang hingga hiruk-pikuk kota besar, kumpulan ini menawarkan refleksi mendalam tentang cinta, kehilangan, harapan, dan kebebasan. Melalui narasi yang indah dan menyentuh, pembaca diajak untuk menemukan sisi-sisi baru dari kehidupan yang mungkin selama ini terlewatkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elfwondz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernikahan Balas Dendam.

Pernikahan itu dilangsungkan di sebuah kapel kecil di pinggir tebing, dengan laut yang berkilauan di bawahnya. Dari kejauhan, tampaknya seperti pernikahan biasa—indah, sakral, dan penuh kebahagiaan. Namun, bagi Arga, pernikahan ini adalah akhir dari sebuah rencana panjang yang dipersiapkannya bertahun-tahun. Senyum yang terukir di wajahnya bukanlah senyum kebahagiaan, melainkan kemenangan. Hari ini, dia akhirnya bisa membalaskan dendamnya pada orang yang telah menghancurkan hidupnya.

Saat itu, tujuh tahun yang lalu, hidup Arga berubah dalam sekejap. Keluarganya dihancurkan oleh seorang pria—Anggara Wibisono—seorang pengusaha licik yang membangun kekayaannya di atas penderitaan orang lain. Perusahaan keluarganya, yang telah dibangun dengan kerja keras puluhan tahun, diambil alih dengan cara yang curang. Ayahnya meninggal dalam kondisi tertekan, dan keluarganya jatuh miskin. Hanya Arga yang selamat dari kehancuran, tapi itu hanya menyisakan bara dendam yang berkobar dalam dirinya.

Arga yang saat itu baru saja lulus dari universitas, memutuskan untuk menenggelamkan dirinya dalam satu tujuan: balas dendam. Dia tidak bisa secara langsung melawan Anggara, yang terlalu kuat, terlalu berkuasa. Maka Arga menyusun rencana lain—rencana yang lebih halus, lebih licik. Dia akan menghancurkan hidup Anggara dengan cara yang sama seperti Anggara menghancurkan hidupnya. Bukan dengan kekerasan atau ancaman, tapi dengan menusuknya dari dalam. Arga bertekad untuk menikahi putri satu-satunya Anggara, Karina.

Karina, wanita muda yang ceria dan cantik, adalah kunci dari rencana Arga. Dia tidak tahu apa-apa tentang dosa-dosa ayahnya, tidak tahu tentang luka yang ditinggalkan keluarga Wibisono di kehidupan Arga. Namun, itu tidak masalah. Bagi Arga, Karina hanyalah alat—alat untuk membalaskan dendamnya. Maka, Arga mulai mendekatinya, perlahan tapi pasti. Dia bermain peran sebagai pria yang sempurna: penuh perhatian, setia, dan mencintai. Karina jatuh cinta padanya dengan cepat, dan akhirnya, pernikahan itu pun direncanakan.

"Arga, kau yakin dengan semua ini?" tanya Renata, sahabat dekat Arga sejak kecil, yang juga tahu tentang rencana balas dendamnya.

Arga mengangguk tanpa ragu. "Ini satu-satunya cara, Ren. Aku tidak akan membiarkan keluarga Wibisono lepas begitu saja setelah apa yang mereka lakukan."

Renata menatap Arga dengan cemas. "Tapi Karina tidak bersalah, Arga. Dia bahkan tidak tahu apa yang ayahnya lakukan."

"Itu tidak penting," jawab Arga dingin. "Dia bagian dari keluarganya. Dia harus menanggung akibatnya."

Renata mendesah berat. "Kau akan menghancurkan hidupmu sendiri kalau terus seperti ini."

Namun, Arga tidak mendengarkan. Bagi dirinya, dendam adalah satu-satunya hal yang memberinya alasan untuk tetap bertahan selama ini. Dia telah kehilangan segalanya, dan satu-satunya yang tersisa adalah balas dendam ini.

Arga menjalankan rencananya dengan sempurna. Dalam beberapa bulan, Karina semakin yakin bahwa Arga adalah pria impiannya. Pertunangan mereka disambut dengan sorak-sorai, dan Anggara sendiri memberikan restunya dengan bangga. Arga tahu, ini adalah pukulan terbesar yang akan dia berikan: menghancurkan putri tercintanya di depan mata Anggara, membiarkan pria itu menyaksikan perlahan hidup anaknya runtuh.

Pada hari pernikahan mereka, saat Karina berdiri di samping Arga di depan altar, ada keraguan kecil yang melintas di benaknya. Dia seharusnya bahagia—ini adalah hari pernikahannya, hari yang seharusnya penuh dengan cinta dan harapan untuk masa depan. Namun, entah mengapa, ada sesuatu yang membuat dadanya terasa sesak. Mungkin karena sejak beberapa minggu terakhir, Arga tampak sedikit berubah. Ada sesuatu yang berbeda dalam sorot matanya—sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Tapi Karina menepis pikiran itu. Dia mencintai Arga, dan dia yakin bahwa pria itu mencintainya juga. Mereka sudah melalui banyak hal bersama. Tidak mungkin semua itu palsu.

Sementara itu, Arga berdiri dengan tenang di sampingnya, tangan Karina digenggam erat, namun pikirannya melayang pada langkah selanjutnya dari rencananya. Setelah pernikahan ini, dia akan memastikan Anggara tahu bahwa ini bukan sekadar cinta. Ini adalah perang, dan Arga tidak akan berhenti sampai semuanya hancur. Dia sudah menyiapkan skenario penghancuran keuangan yang melibatkan perusahaan milik Karina, memanfaatkan kepercayaannya untuk membawa bisnis keluarga Wibisono menuju kehancuran. Dan itu hanya awalnya.

Saat upacara berlangsung, mata Arga bertemu dengan Anggara, yang duduk di barisan depan dengan bangga. Pria itu tersenyum, tidak menyadari bahwa anak perempuannya akan segera menjadi pion dalam permainan yang jauh lebih besar dari yang bisa dia bayangkan.

Namun, yang tidak Arga perhitungkan adalah, Karina bukanlah wanita lemah yang bisa dengan mudah dimanipulasi. Tanpa Arga ketahui, Karina juga memiliki rahasia yang ia sembunyikan. Dia tidak sepolos yang Arga kira, dan semakin lama, Karina mulai merasakan sesuatu yang tidak beres dengan hubungan mereka.

Seminggu setelah pernikahan, Karina menemukan bukti pertama. Sebuah pesan di ponsel Arga yang tidak sengaja terbuka saat ia sedang mandi, pesan dari seorang pria bernama Reno yang membicarakan rencana bisnis dengan nada yang aneh. Karina tahu Arga tidak seharusnya terlibat dalam bisnis tersebut. Ada sesuatu yang mencurigakan. Dia mulai mencari tahu, menggali lebih dalam. Dan semakin dalam dia menggali, semakin jelaslah bahwa ada sesuatu yang besar sedang direncanakan Arga.

Karina tidak langsung menghadapi Arga. Sebagai putri seorang pengusaha besar, dia belajar untuk bermain sabar dan tenang. Dia membiarkan Arga merasa aman, sementara di belakang layar, Karina mengumpulkan informasi lebih lanjut. Setiap langkah Arga, setiap rencana yang dia buat, Karina mulai mengetahuinya.

Kemudian tibalah saatnya. Di suatu malam yang tenang, ketika Arga pulang dengan senyum kemenangan di wajahnya, Karina duduk di ruang tamu dengan sebuah dokumen di tangannya.

"Ada yang ingin kau jelaskan, Arga?" tanyanya sambil menatap suaminya dengan tajam.

Arga terdiam. Matanya terfokus pada dokumen itu, jantungnya mulai berdebar kencang. "Apa maksudmu?"

"Ini," kata Karina sambil melemparkan dokumen itu ke meja. "Aku tahu segalanya, Arga. Tentang rencana balas dendammu, tentang ayahku, tentang kenapa kau menikahiku. Semua ini adalah permainan untukmu, kan?"

Arga menatap Karina dengan pandangan kosong, seluruh rencananya hancur dalam sekejap. "Aku... Aku bisa menjelaskan..."

"Tidak perlu," potong Karina dengan dingin. "Aku sudah tahu semuanya. Dan yang lebih menyakitkan, aku benar-benar mencintaimu."

Arga terdiam, merasa kalah untuk pertama kalinya dalam hidupnya.

"Aku akan pergi besok pagi," lanjut Karina. "Aku ingin kau ingat satu hal, Arga. Kau mungkin sudah menghancurkan banyak hal, tapi kau tidak akan pernah bisa menghancurkan hati yang mencintai dengan tulus."

Arga terjebak dalam kesunyian panjang setelah Karina pergi. Di tengah kehancuran yang dia ciptakan sendiri, dia menyadari satu hal—balas dendam yang dia pikir akan memberikan kepuasan, justru meninggalkan kehampaan yang lebih besar. Dendam telah menguras segala kebahagiaan yang tersisa dalam hidupnya. Karina adalah satu-satunya hal baik yang pernah dia miliki, dan sekarang dia telah kehilangannya.

Pada akhirnya, Arga hanya bisa menatap laut yang berkilauan di luar jendela, merenungkan semua pilihan yang telah dia buat. Dendam mungkin telah memberinya kekuatan untuk bertahan, tapi cinta, meski ia tidak pernah mengakuinya, adalah satu-satunya hal yang bisa menyelamatkannya. Dan sekarang, semuanya sudah terlambat.

Cerita ini berakhir dengan ironi. Balas dendam yang sempurna justru menghancurkan orang yang merencanakannya. Cinta, meskipun datang terlambat, terbukti lebih kuat dari kebencian.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!