Bagaimana jadinya kalau kita dijodohkan dengan orang yang kita cintai?
Pasti bahagia sekali bukan? Tapi, tidak untuk Nabila. Justru perjodohan inilah yang menjadi pintu awal penderitaannya.
Bagaimana tidak? Nadeo sang suami yang terang-terangan mengatakan tidak menginginkan pernikahan ini dan akan melakukan poligami. Parahnya lagi, nadeo membawa istri kedua tinggal satu atap bersama dengan Nabila. Wanita mana yang tidak sakit hati, melihat orang yang kita cintai bermesraan setiap hari didepan kita.
Bisakah Nabila bertahan dengan rumah tangganya? atau lebih memilih mundur dan kalah? Yuk baca selengkapnya di menepi (mencintai dalam sepi?)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon da alfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikah
Hari yang ditunggu telah tiba. Hari dimana Nadeo akan melakukan akad nikah atau biasa juga disebut ijab qabul. Hari yang juga akan melepaskan status lajangnya, walau pun bukan dengan wanita yang dicintainya.
Setelah ijab qabul berlangsung, sah! Nadeo memikul tanggung jawab besar sebagai seorang imam dalam rumah tangga. Menjaga istri, menafkahi lahir batin serta hak-hak lain yang harus dipikul.
Baju pengantin warna putih yang dipakai Nabila, serta polesan make up yang natural menambah kesan anggun di wajah Nabila. Nabila tampak berbeda dan terlihat lebih cantik dari biasanya.
Pernikahan Nadeo dan Nabila dilakukan secara sederhana. Hanya dihadiri oleh keluarga terdekat Nadeo, Pakde dan Bude, dan para saksi nikah.
Nadeo dan Nabila duduk bersebelahan, sedangkan Pakde duduk berhadapan dengan Nadeo dengan tangan berjabat tanda akan melangsungkan ijab qabul.
"Ananda Nadeo Arga Winata saya nikahkan dan saya kawinkan Nabila Maharani binti Muhammad Asnawi dengan mahar 10 gram cincin emas dan seperangkat alat shalat dibayar tunai!" Ucap Pakde lantang.
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Nabila Maharani binti Muhammad Asnawi dengan mahar yang tersebut tunai!" Jawab Nadeo lantang dengan satu tarikan nafas.
"Bagaimana para saksi sah?"
"Sah!!"
"Barakallahu likulli...... " Pak penghulu pun membaca doa dan diamini oleh semua orang yg ada dalam acara.
Setelah selesai membaca doa, Nabila menyalami Nadeo yang kini sah berstatus suaminya.
Akad nikah selesai terlaksanakan dirumah Bu Ningrat yang didekor dengan sederhana bernuansa serba putih.
Sekarang berlanjut ke acara sesi foto berfoto, yang dilakukan dengan keluarga. setelah itu jamuan makanan sederhana yang telah tersediakan.
Dari dimulainya acara hingga selesai, Nadeo tidak sekalipun menampakkan senyum manisnya. Nadeo tampak cuek dengan acara yang dijalaninya.
Acara selesai. Pakde dan Bude pun berpamitan untuk balik lagi ke kampung. Nadeo dan Nabila mengantarkan sampai ke gerbang depan rumah.
"Pakde dan Budemu pamit dulu ya?" Pamit Pakde.
Nadeo dan Nabila mengangguk seta menyalami keduanya. Dalam hati Nabila merasa berat melepaskan Pakde dan Budenya. Rasa rindunya belum puas terobati, rasanya masih ingin beemanja-manja dengan keduanya.
"Pakde titip Nabila ya Deo, tolong jaga dia. tolong sayangi dia, karna di sini dia tidak punyak siapa-siapa." Pimta Pakde sambil tersenyum.
"Insya Allah Pakde." Sahut Nadeo
"Kami pergi ya? Ingat Bil pesan Pakde sekarang kamu sudah jadi tanggung jawabnya Nadeo, patuhi dia, jaga martabat dia, hormati dia sebagai suamimu." Pesan Pakde sebelum akhirnya naik ke taxi.
Nabila mengiyakan semua yang dikatakan oleh Pakde. Setelah taxi yang ditumpangi oleh Pakde dan Bude menghilang dipandangan mata, Nadeo dan Nabila sama-sama masuk ke dalam rumah.
Rumah berlantai dua ini adalah rumah yang akan ditempati oleh Nabila sekarang. Barang-barang Nabila pun sudah dipindahkan dari kosannya kesini.
Kini nabila adalah seorang istri yang punya tanggung jawab melayani sang suami, sudah bukan anak gadis yang bebas pergi kemanapun.
...****************...
Malam ini adalah malam pertama. Malam yang biasanya dinanti-nantikan oleh pengantin baru pada umumnya. Entah hal itu akan berlaku juga untuk Nadeo dan Nabila.
Setelah makan malam bersama, semua kembali ke kamar masing-masing, termasuk Nabila. Nadeo sudah lebih dulu kembali ke kamar sedangkan Nabila setelah beres di dapur dan mencuci piring baru naik ke lantai dua menuju kamarnya.
Nabila nampak merasa canggung saat masuk ke dalam kamar itu, karna baru kali ini Nabila berada dengan seorang pria dalam sebuah ruangan, dan hanya berdua saja.
Nabila berjalan pelan dan duduk di tepi ranjang membelakangi Ndeo yg sedang duduk bersandar pada ranjangnya. Nadeo terlihat sangat sibuk dengan gawai yang ada di tangannya.
Nadeo melirik Nabila sekilas, "Jangan ada di ranjang ku!" Tegur Nadeo dengan nada kesal dan tak suka. Benci lebih tepatnya.
Nabila memalingkan wajahnya untuk melihat Nadeo, betulkah Nadeo sedang berbicara dengannya? Jika iya, sungguh Nabila tidak mengerti maksud Nadeo, bukankah seharusnya Nabila memang tidur satu ranjang dengan Nadeo. Sekarang mareka kan sudah sah menjadi suami istri, lantas salahnya dimana?
"Apa kamu tuli? Atau tidak mengerti maksud ku?" Tanya Nadeo kesal seolah mengejek, "Aku ingatkan ya Bil, di atas kertas kita memang sah sebagai suami istri. Tapi disini, aku hanya terpaksa menikahi mu karna keinginan Mama. Jadi tidak usah melayani aku layaknya seorang suami, aku gak butuh itu!" Jelas Nadeo ketus.
Nabila diam. Sakit! Rasanya begitu sakit, kata-kata itu keluar dari mulut orang yang selama ini ia cintai. Orang yang selama ini ia sanjung ternyata menolaknya, dan tidak menerima pernikahan yang sedang dijalani ini.
"Terus aku harus gimana?" Tanya Nabila dengan suara Nabila yang pelan dan kecil, nyaris tak terdengar di telinga.
"Tidur di sofa!"
Yang benar saja tidur di sofa? Mengapa ia bisa setega itu? Setidaknya biarlah dirinya yang tidur di ranjang, dan Nadeo tidur di sofa. Padahal di novel-novel yang sering Nabila baca, jika sang pria nekat menikah karna dijodohkan, pria itulah yang tidur di sofa, dan membiarkan si perempuan tidur di ranjang. Tapi ini malah sebaliknya. Ini adalah realita.
"Bersikaplah sewajarnya di depan Mama layaknya pasangan suami istri pada umumnya. Aku gak pengen Mama curiga, lalu tau semua ini dan sedih." Ujar Nadeo datar.
Nabila terdiam sejenak, mencerna semua yang dikatakan Nadeo. Lalu Nabila bangkit dari tempat tidur Nadeo ke sofa, disinilah Nabila akan tidur.
Nabila merasakan kecewa yang amat dalam, pernikahan yang diimpikannya rupanya tidak berjalan sesuai harapan.
Bagaimana perjalanan rumah tangganya untuk ke depannya?
n
🥰🥰😝
🥰🥰cegukan