Nina Mahesa permpuan Solehah terpaksa menikah dengan laki-laki bernama Aldi Kurniawan.
laki-laki yang tampan kaya namun jauh dari agama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sumi hulwah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Perempuan Bodoh
Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, hari ini genap satu Minggu Nina bekerja di kediaman Aldi kurniawan.
Hari-hari melelahkan, antara sedih, bingung kecewa.
Hari-hari di mana Nina berjuang, dari mendekati, mengenali dan menemani Vika, seseorang anak perempuan yang di jadikan target dalam sebuah misi kebaikan kini sudah di lewati.
Beruntung Nina cukup lihai dalam hal ini.
Dengan perhatian, kelembutan, kesabaran, dan ketulusan yang Nina berikan. Hanya hitungan hari Vika luluh, tidak cukup sampai di situ, Vika yang tadinya sering berulah, kini sudah tidak lagi.
Sikapnya lebih cenderung ke hal yang baik.
Hari ini Nina berniat mengajak Vika shalat berjamaah, ia yang sudah mengambil air wudhu bergegas menemui Vika di kamarnya.
Tok...tok...tok...
Assalmu'alaikum....
Terdengar teriakan jawaban salam dari dalam kamar.
Ceklek.
Pintu di buka oleh si pemilik kamar.
" Hai Solehah, kita shalat jama'ah yuk?"
Vika tidak menjawab ia melenggang pergi begitu saja kembali ke kamar, saat ini ia sedang di sibukkan dengan game secara otomatis ia kembali melanjutkan permainan
Sementara Nina yang tidak dapat respon dari Vika ikut masuk ke dalam kamar.
Dengan menghela nafas panjang Nina mencoba merangkai kata untuk membujuk Vika.
" Vika yang Solehah tau engga, shalat adalah salah satu wadah untuk kita dekat dengan yang Kuasa, kewajiban kita sebagai seorang muslim, ia juga menjadi penentu kita di akhirat, karena shalat adalah ibadah yang menentukan, jika ia baik, maka amalan yang lain mengikuti, tapi jika shalat kita buruk, yang lain juga mengikuti.
" Ayo lah sayang!" Nina menatap Vika penuh dengan kelembutan.
Sesuai dengan harapan Nina, Vika luluh ia mematikan game yang ada di ponselnya.
" Kak, tapi ajari Vika untuk wudhu dan doa-doa shalat yah?"
" Oke!"
Di sisi lain tepatnya di ruang tamu di kediaman Aldi Kurniawan berjejer beberapa orang pelayan menyambut kedatangan si pemilik rumah, yang baru pulang dari tugas kantornya.
" Selamat malam tuan, selamat datang kembali!" Ucap salah satu pelayan yang menyambut kepulangannya.
Laki-laki yang tak lain adalah Aldi, ia tidak merespon sama sekali ucapan dari si pelayan
Ia bergegas menaiki tangga menuju kamar.
Pikirannya terlalu fokus dengan apa yang ingin di lihat di dalam kamar selama pergi.
Ceklek
Aldi membuka pintu kamar, ia melangkah masuk dan menyalakan lampu.
Masih rapih, Tidak ada yang berubah.
"Dasar permpuan bodoh!"
Umpat Aldi lirih.
Ia pun melempar tas kerjanya di atas ranjang, kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
" huff...
Akhirnya selesai juga kerjaan hari ini!" Aldi berucap saat badannya sudah terendam dengan busa di dalam bathtub.
" Kak, malam ini kak Aldi pulang!" Ucap Vika membuka pembicaraan.
Nah loh, jangan sampai aku ketemu dengannya, bisa-bisa nanti kena semprot terus.
" Kak Nina tidak ada niatan untuk pulang kan?"
Nina melempar senyum manisnya.
" Kenapa memangnya?"
Nina melihat kesedihan di mata Vika, ia pun mengelus-elus rambut Vika dengan lembut
Jujur aku tak tega melihat gadis malang ini, tapi gimana lagi, selain aku harus menghindar dari kakak nya yang sombong itu, aku juga memang harus pulang, karena ada suatu hal yang harus aku selesaikan.
" Yah aku kesepian donk...!"
" Di sini banyak orang, engga usah lebay gitu deh, justru ini bisa jadi langkah awal buat kamu dan kakak mu dalam menjalin kedekatan, tunjukkan sikap baik padanya, nanti dengan sendirinya hubungan kalian akan terasa hangat"
Ceklek....
Vika dan Nina saling bertatapan saat mendengar pintu di buka, terlihat sosok laki-laki yang sedang melangkah menghampiri mereka.
Nina langsung menunduk, tanpa pamit ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar Vika
Benar-benar permpuan tidak sopan, main pergi aja tanpa permisi umpat Aldi dalam hati.
" Hai kak, apa kabar?"
Tanya Vika dengan suara yang di lembut - lembutkan
Kalau bukan saran dari kak Nina, aku ogah ngomong lembut kaya gini.
" Kamu sendiri apa kabar?"
" Aku baik, bahkan sangat baik!" Vika menyunggingkan senyumnya
Sihir apa yang di berikan wanita itu hingga membuat Vika ceria sekali.
Maklum semenjak ke dua orang tuanya pergi entah kemana, senyum yang biasa mengembang di wajah sang adik, seolah musnah dan baru kali ini Aldi melihat kembali setelah sekian lama.
" Kakak ketemu sama permpuan itu di mana?" Tanya Vika tiba-tiba.
" Permpuan?"Aldi garuk-garuk kepala
" Permpuan yang mana?"
" Kak Nina!"
Aldi tersenyum, mengingat pertemuan pertama kalinya di sebuah jalan yang hampir menabraknya.
" Kakak kenapa senyum-senyum?"
Tanya Vika dengan penasaran.
" Engga, siapa nama permpuan itu, Nina?"
I- ia, tau ngga dia itu permpuan langka kak!"
Aldi mengerutkan dahi, heran dengan ucapan Vika.
" Maksudnya?"
" Ya dia itu orangnya lembut, perhatian, penuh dengan kasih sayang aku merasa nyaman dengannya!"
" Tumben?"
" Ih, kakak belum tahu sih perhatiannya, Vika bisa jamin kalau kakak akan jatuh cinta, jika sudah merasakan perhatiannya!"
Aldi geleng-geleng kepala menanggapi ucapan sang adik.
" Udah ah, jangan bicarakan permpuan bodoh itu, males Kaka dengarnya, lebih baik kita makan malam yuk, perut Kaka udah keroncongan!"