Alana Safira Mahendra, ialah gadis biasa yang sering di panggil lana. ia berusia 16 tahun tapi dia sangat di benci oleh keluarganya, karna hasutan dari anak angkat yang di temukan oleh orang tuanya.
Awalny keluarga mereka harmonis tapi setelah kedatangan anak yang di temukan oleh orang tuanya semua berubah, ia menghasut dan mefitnah Lana kepada keuarganya mengakibatkan keluarganya membeci Lana.
Karna telah lelah mengemis kasih sayang dan perhatian dri keluarganya Lana pun meyerah, ia akan menunjukan sifat asli yang selalu ia tutupi dari keluarganya.
'Semuanya berubah, akan aku tunjukan siapa Alana safira yang sebenarnya dasar keluarga bangs*t' Ucap Alana Safira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laras noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 21
Matthew menghindari para gadis yang mulai mengerumuni dirinya. Ia melihat Lana meninggalkan arena balap dan Matthew merasa Lana kesal padanya.
"Gan loe urus ini gue cabut dulu" ucap Matthew meninggalkan temannya.
Matthew melajukan motornya meninggalkan arena balap, hal ini membuat semua yang berada di tempat itu merasa heran. Jarvis tersenyum tipis sampai tak dapat di lihat oleh siapa pun.
Di sisi lain Lana menghentikan motornya di sebuah taman yang tak jauh dari arena balap. Ia ingin menenangkan detak jantung dan perasaan kesalnya pada Matthew.
Lana duduk di sebuah bangku taman yang menghadap kearah danau buatan yang berada di tengah taman. Hari sudah mulai sore membuat taman itu sepi dari pengunjung.
"Huh sebenernya gue kenapa si" gumam Lana.
Lana kembali mengingat kejadian di arena balap dimana para gadis mengerumuni Matthew hal itu membuat dirinya risih.
"Apa gue jatuh cinta sma dia?"
"Masa sih gue jatuh cinta sama dia ketemu aja baru sekali pas nolongin dia ada ada aja loe Lan?" Gumam Lana.
Lana terdiam menatap langit dengan pikirannya sendiri.
Tak jauh dari taman Matthew mengendarai motornya dengan kecepatan sedang dia berusaha mencari sang pencuri hati, ia berharap masih sempat untuk mengejarnya.
Akhirnya Matthew melihat sebuah motor yang di gunakan Lana terparkir di sebuah taman, ia pun menepikan motornya di belakang motor Lana. Ia bergegas ke arah taman dan mencari sang pencuri Matthew tersenyum saat ia melihat lana sedang terduduk di atas bangku dan menatap Langit sore.
Matthew mendekati Lana ia berdiri di belakang Lana, ternyata mata Lana terpejam Matthew menangkup tangannya pada wajah Lana. Hal itu membuat Lana membuka matanya dan ia melihat sesosok pria yang ia kenal. Mata mereka saling memandang memperhatikan keindahan yang tuhan ciptakan, Matthew mulai mendekatkan wajahnya pada Lana sedikit demi sedikit, saat jarak yang mulai menipis mereka mendengar suara detak jantung satu sama lain membuat mereka memalingkan pandangan masing masing.
Mereka masih saling memalingkan muka karna wajah mereka sudah memerah menahan malu.
Matthew mulai berjalan ke arah samping Lana ia duduk di samping Lana yang masih memalingkan wajah darinya.
"Maafin gue" ucap Matthew yang sudah menghadap Lana
"Maaf buat apa?" Jawab Lana menghadap Matthew.
"I-i-itu so-al ya-ng barusan gu-e lakuin sama loe" ucap Matthew gugup.
"Oke gak papa ko" ucap Lana.
Mereka berdua terdiam entah apa yang akan mereka bicarakan saat berdua seperti ini. Akhirnya Matthew memberanikan diri untuk bertanya alasan dia meninggalkan arena balap.
"Emmmm.. apa gue boleh nanya?" Tanya Matthew.
"Apa" jawab Lana singkat.
Meski saat ini detak jantung Lana sangat cepat ia berusaha menutupi kegugupannya.
"Kenapa loe ninggalin arena balap?" Tanya Matthew.
DEG ..
Pertanyaan Matthew membuat Lana terkejut ia harus menjawab apa. Apa harus dia bilang kalau dia risih sama cewe yang deket deket sma dia. Akhirnya Lana asal menjawab.
"Bete" singkat Lana.
Mendengar jawaban Lana ternyata pikirannya salah tapi saat tdi dia mendengar suara detak jantung Lana yang cepat sma seperti yang dia rasakan dia yakin Lana memilik perasaan yang sama.
"Oh.. gue kita loe pergi karna risih gue di deketin cewe cewe" ucap Matthew.
DEG ..
Lagi lagi ucapan Matthew bagaikan pisan yang menancap langsung ke jantungnya, karna ucapan yang Matthew adalah benar itu alasan sebenarnya Lana meninggalkan arena balap.
"Pede banget si loe, gue cabut duluan ya" ucap Lana.
Lana berdiri dan berjalan baru saja beberapa langkah ia terhenti karna tangannya di genggam oleh Matthew.
"Kita belum kenalan" ucap Matthew mengulurkan tangannya.
Lana yang melihat hal itu pun membalas uluran tangan Matthew.
"Lana" jawab Lana.
"Matthew" ucap Matthew.
Mereka masih menggenggam tangan satu sama lain pandangan mereka kembali bertemu akhirnya Lana tersadar dan langsung menarik tangannya.
"Gue duluan bye" ucap Lana meninggalkan Matthew yang masih menatap kepergian Lana.
Lana menaiki motornya dan melajukan motornya menuju markas karna malam ini Lana ingin melihat apa benar kakaknya akan berada di negara m.
Matthew masih memperhatikan gerak gerik Lana sampai Lana tak terlihat oleh pandangannya.
"Kita akan sering bertemu bee" gumam Matthew.
Matthew meninggalkan taman tersebut ia mengendarai motornya menuju rumahnya ia akan bercerita pada mommynya.
Lana melajukan motornya dengan kecepatan sedang sembari menikmati udara sore hari. ia menuju pinggiran kota di sebuah hutan pinus yang Lana beli untuk membangun markas mafianya.
Saat memasuki area hutan Lana merasakan udara yang sangat sejuk ia terus melajukan motornya hingga beberapa saat tampak sebuah bangunan besar dengan dominan cat berwarna hitam dan gold. Para penjaga melihat kedatangan sebuah motor dari jauh langsung bersikap waspada.
TINN.. TINN..
Penjaga melihat motor yang semakin mendekat, terlihat jelas bahwa motor itu milik Queena pemimpin mereka, mereka segera membuka kan gerbang.
Lana langsung memasuki markas memarkirkan motornya dengan rapi, ia bergegas ke dalam untuk bertemu dengan para anggota lain yang pasti sedang berlatih.
Lana berjalan menuju arena latihan sambil berjalan Lana mengambil telponnya dan menelpon sahabatnya.
Tutt ... Tutt ...
"Loe semua ke markas sekarang" ucap Lana langsung memutus telponnya.
Orang di sebrang sana yang menerima panggilan dari Lana semuanya menggerutu. Karna Lana menelpon melalui panggilan grup.
"Dasar kulkas 4 pintu" kesal Ayunda.
"Tau nelpon gitu doang langsung di tutup lagi" timpal Adella.
"Shitt .. cabut aja" ucap Lexa kembali memutuskan sambungan telponnya.
"Ini juga sama sana dasar kutub, yu cabut dell" ucap Ayunda.
"Let's go ketemu di markas bestie" jawab Adella.
Mereka bertiga bersiap siapa untuk memenuhi panggilan sang Queen.
Di lain sisi Matthew telah sampai di mansion keluarga Edmund. Ia memarkirkan motornya di garasi dan segera bergegas memasuki mansion untuk mencari Mommy nya.
Baru saja Matthew melangkahkan kakinya memasuki rumah ia melihat Mommy dan Daddy nya sedang duduk di ruang keluarga ia bergegas berlari dan memeluk Mommy nya dari belakang.
Cupp ..
"Mommy" ucap Matthew memeluk mommynya dan mengecup pipinya.
Hal itu membuat Daddy cemburu.
"Hei kau tak boleh memeluk istriku" ucap Daddy Farhan dengan suara sedikit keras.
"Tapi dia Mommy ku dad" jawab Matthew.
"Tapi kau tetap tak boleh memeluk dan menciumnya dia hanya milikku" ucap Daddy.
Mommy yang melihat pertengkaran itu hanya menggeleng kan kepala ia pusing kepada dua lelaki itu. Akhirnya dia bangun dan melepaskan pelukan dari anak satu satunya itu. Lalu duduk di dekat daddy.
"Matt duduklah ada apa?" Tanya Mommy Diana.
Karna Diana tahu jika sang anak ingin bercerita pasti dia akan bersikap manja.
Semoga kedepanya Matew dan Lana menjadi kuat setelah mereka menikah... gmn keluarga lama Lana y Thor ?